Produk Tembakau Alternatif Dinilai Mampu Kurangi Risiko Kesehatan para Perokok Dewasa
Kamis, 29 Desember 2022 - 13:31 WIB
JAKARTA - Merokok memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Keberadaan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, dan kantong nikotin, yang menerapkan konsep pengurangan risiko, dinilai dapat menjadi alternatif bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya.
Peneliti Senior Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Profesor Achmad Syawqie menjelaskan, bahaya merokok ditimbulkan dari berbagai kandungan yang terdapat di dalam sebatang rokok ketika rokok dibakar. Diperkirakan ada lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya yang terdapat di dalamnya. Sekitar 70 di antaranya bisa menyebabkan kanker.
“Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang-orang di sekitar perokok yang dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular, kerusakan otak, penyakit paru-paru, penyakit mulut dan tenggorokan, serta penyakit lainnya akibat kebiasaan merokok,” jelas Syawqie di Jakarta, Rabu (28/12/2022).
Syawqie melanjutkan, kandungan berbahaya pada rokok adalah TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran. TAR mengandung berbagai bahan kimia karsinogen yang dapat memicu perkembangan sel kanker di dalam tubuh.
“Jadi yang berbahaya itu TAR ya, bukan nikotin. Nikotin lebih kepada dapat menyebabkan efek adiksi atau kecanduan, bukan pemicu penyakit kanker,” katanya.
Maka itu, perokok dewasa diharapkan mengurangi kebiasaan merokok. Menurut Syawqie, perokok dapat berhenti secara langsung (cold turkey) atau melalui terapi pengganti nikotin. Namun, bagi mereka yang sulit menghentikan kebiasaan merokok secara langsung, maka disarankan beralih ke opsi alternatif lain.
“Pilihan tersebut bisa mempertimbangkan pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin,” kata dia.
Produk tembakau alternatif layak menjadi opsi bagi perokok dewasa karena memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok. Hal ini dikarenakan produk tersebut menerapkan sistem pemanasan, khususnya rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, bukan pembakaran seperti pada rokok. Dengan begitu, produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap, TAR, dan abu.
Di kesempatan terpisah, Guru Besar Universitas Sahid Jakarta Profesor Kholil menambahkan, pemahaman mengenai tingkat profil risiko produk tembakau alternatif perlu ditingkatkan. Hal ini untuk mencegah persepsi yang salah mengenai produk tersebut yang masih berkembang luas di masyarakat.
Masyarakat, lanjutnya, perlu diedukasi secara akurat dan lengkap mengenai kelebihan serta kekurangan produk tembakau alternatif dibandingkan rokok. Tentu, dalam mengedukasi masyarakat, perlu disesuaikan dengan latar belakang serta profil dari para perokok dewasa. Strategi komunikasi ini perlu dilakukan untuk mengurangi misinformasi mengenai produk tembakau alternatif.
“Misinformasi apa pun sangat berbahaya karena publik bisa mengambil kesimpulan atau bahkan tindakan yang kontra produktif merugikan dirinya. Mengedukasi masyarakat secara akurat dan lengkap menjadi sangat penting,” tandasnya.
Peneliti Senior Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Profesor Achmad Syawqie menjelaskan, bahaya merokok ditimbulkan dari berbagai kandungan yang terdapat di dalam sebatang rokok ketika rokok dibakar. Diperkirakan ada lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya yang terdapat di dalamnya. Sekitar 70 di antaranya bisa menyebabkan kanker.
“Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang-orang di sekitar perokok yang dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular, kerusakan otak, penyakit paru-paru, penyakit mulut dan tenggorokan, serta penyakit lainnya akibat kebiasaan merokok,” jelas Syawqie di Jakarta, Rabu (28/12/2022).
Syawqie melanjutkan, kandungan berbahaya pada rokok adalah TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran. TAR mengandung berbagai bahan kimia karsinogen yang dapat memicu perkembangan sel kanker di dalam tubuh.
“Jadi yang berbahaya itu TAR ya, bukan nikotin. Nikotin lebih kepada dapat menyebabkan efek adiksi atau kecanduan, bukan pemicu penyakit kanker,” katanya.
Maka itu, perokok dewasa diharapkan mengurangi kebiasaan merokok. Menurut Syawqie, perokok dapat berhenti secara langsung (cold turkey) atau melalui terapi pengganti nikotin. Namun, bagi mereka yang sulit menghentikan kebiasaan merokok secara langsung, maka disarankan beralih ke opsi alternatif lain.
“Pilihan tersebut bisa mempertimbangkan pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin,” kata dia.
Produk tembakau alternatif layak menjadi opsi bagi perokok dewasa karena memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok. Hal ini dikarenakan produk tersebut menerapkan sistem pemanasan, khususnya rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, bukan pembakaran seperti pada rokok. Dengan begitu, produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap, TAR, dan abu.
Di kesempatan terpisah, Guru Besar Universitas Sahid Jakarta Profesor Kholil menambahkan, pemahaman mengenai tingkat profil risiko produk tembakau alternatif perlu ditingkatkan. Hal ini untuk mencegah persepsi yang salah mengenai produk tersebut yang masih berkembang luas di masyarakat.
Masyarakat, lanjutnya, perlu diedukasi secara akurat dan lengkap mengenai kelebihan serta kekurangan produk tembakau alternatif dibandingkan rokok. Tentu, dalam mengedukasi masyarakat, perlu disesuaikan dengan latar belakang serta profil dari para perokok dewasa. Strategi komunikasi ini perlu dilakukan untuk mengurangi misinformasi mengenai produk tembakau alternatif.
“Misinformasi apa pun sangat berbahaya karena publik bisa mengambil kesimpulan atau bahkan tindakan yang kontra produktif merugikan dirinya. Mengedukasi masyarakat secara akurat dan lengkap menjadi sangat penting,” tandasnya.
(tsa)
tulis komentar anda