Studi: Tingkat Kematian Milenial karena Stroke Lebih Tinggi Dibandingkan Generasi X
Minggu, 15 Januari 2023 - 23:40 WIB
JAKARTA - Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat (AS). Tercatat lebih dari 795.000 orang mengalami stroke setiap tahun.
Baru-baru ini, analisis dari peneliti di Rutgers University menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat stroke di AS menurun dari tahun 1975 hingga 2019. Namun tren tersebut diperkirakan akan berubah untuk milenial seiring bertambahnya usia.
Seperti dikutip dari laman Healthline, menurut peneliti, kematian akibat stroke akan meningkat di kalangan milenial dibandingkan generasi sebelumnya.
Insiden stroke telah meningkat di kalangan anak muda dalam beberapa tahun terakhir, namun kematian akibat stroke jarang terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. Berdasarkan analisis Rutgers, kematian akibat stroke mulai meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada sebuah wawancara dengan Healthline, Cande Ananth penulis utama studi di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School mengatakan, karena sifat observasional dari analisis Rutgers, penelitian ini tak dirancang untuk memeriksa faktor risiko di kalangan milenial, meski tetap harus dipertimbangkan.
"Ada banyak faktor risiko seperti obesitas, merokok, dan penggunaan alkohol, diabetes dan hipertensi, yang mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan risiko kematian akibat stroke," jelas Ananth.
Sementara itu, Dr. Atif Zafar, seorang ahli saraf telestroke dan direktur medis dari program stroke di Rumah Sakit St. Michael di Toronto mengatakan, generasi milenial mungkin tidak selalu mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, bahwa hanya 65 persen generasi milenial yang memiliki dokter perawatan primer, dibanding dengan 82 persen baby boomer dan 74 persen generasi X.
Selain itu, generasi milenial juga menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
"Ketika kehidupan dan pekerjaan menjadi lebih menuntut karena teknologi serta meningkatnya efisiensi di dunia, kaum milenial memiliki lebih sedikit waktu untuk diri sendiri, dan karenanya kesehatan pribadi mereka terganggu," jelas Zafar.
Kemudian, Ananth mencatat, bahwa stres kemungkinan merupakan kontributor peningkatan kematian terkait stroke di kalangan milenial. Tapi, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah pemicu stres baru akibat dunia yang berubah sebagai risiko potensial.
Baru-baru ini, analisis dari peneliti di Rutgers University menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat stroke di AS menurun dari tahun 1975 hingga 2019. Namun tren tersebut diperkirakan akan berubah untuk milenial seiring bertambahnya usia.
Seperti dikutip dari laman Healthline, menurut peneliti, kematian akibat stroke akan meningkat di kalangan milenial dibandingkan generasi sebelumnya.
Insiden stroke telah meningkat di kalangan anak muda dalam beberapa tahun terakhir, namun kematian akibat stroke jarang terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. Berdasarkan analisis Rutgers, kematian akibat stroke mulai meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada sebuah wawancara dengan Healthline, Cande Ananth penulis utama studi di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School mengatakan, karena sifat observasional dari analisis Rutgers, penelitian ini tak dirancang untuk memeriksa faktor risiko di kalangan milenial, meski tetap harus dipertimbangkan.
"Ada banyak faktor risiko seperti obesitas, merokok, dan penggunaan alkohol, diabetes dan hipertensi, yang mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan risiko kematian akibat stroke," jelas Ananth.
Sementara itu, Dr. Atif Zafar, seorang ahli saraf telestroke dan direktur medis dari program stroke di Rumah Sakit St. Michael di Toronto mengatakan, generasi milenial mungkin tidak selalu mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, bahwa hanya 65 persen generasi milenial yang memiliki dokter perawatan primer, dibanding dengan 82 persen baby boomer dan 74 persen generasi X.
Selain itu, generasi milenial juga menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
"Ketika kehidupan dan pekerjaan menjadi lebih menuntut karena teknologi serta meningkatnya efisiensi di dunia, kaum milenial memiliki lebih sedikit waktu untuk diri sendiri, dan karenanya kesehatan pribadi mereka terganggu," jelas Zafar.
Kemudian, Ananth mencatat, bahwa stres kemungkinan merupakan kontributor peningkatan kematian terkait stroke di kalangan milenial. Tapi, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah pemicu stres baru akibat dunia yang berubah sebagai risiko potensial.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda