Viral Kuliner Nasi Minyak, Ahli Gizi Ingatkan Bahayanya jika Dikonsumsi Berlebihan

JAKARTA - Nasi minyak, belakangan ini, menjadi makanan yang sedang hits di tengah masyarakat. Makanan ini digemari masyarakat lantaran umumnya mereka menyukai makanan berminyak .

Ahli gizi dan Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia - Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Hardinsyah, MS. PhD menyampaikan bahwa tidak ada yang salah dengan makanan yang menggunakan minyak. Namun, dia mengingatkan agar tidak dikonsumsi secara berlebihan.

Istilah nasi minyak, menurutnya, memang tidak lepas dari lemak karena menggunakan minyak goreng. Prof. Hardin juga menyampaikan tata cara masak nasi berlemak dengan benar.

Baca juga: Selain Masalah Psikologis, Hamil di Luar Nikah Juga Bisa Timbulkan Risiko Stunting

"Kalau nasi lemak seperti yang di Malaysia di daerah Melayu saya namanya juga nasi lemak, karena dia berminyak, atau di Jawa namanya kan nasi uduk, karena itu juga tradisional," ujar Prof. Hardin dalam jumpa pers Hari Gizi Nasional secara online, Jumat (20/1/2023).

"Makan nasi uduk pakai telur coba dilihat itu caranya benar gitu. Jadi sekarang masalahnya sih pada jumlahnya, tidak menyalahkan, kecuali cara membuatnya yang enggak benar, kemudian cara makannya enggak benar (berlebihan)," jelas dia.

Menurutnya, nasi minyak yang dimaksud juga nasi lemak, bukan berarti nasi yang dituangkan minyak jelantah. Sebagaimana diketahui, minyak jelantah tidak layak dikonsumsi dan bisa berefek buruk pada kesehatan.

"Pertama, jangan berlebihan cara makannya, kemudian jenis lemaknya yang ditambahkan nasi yang tidak dituangin minyak jelantah ya atau menggoreng dengan suhu tinggi," terangnya.

Sementara, dokter spesialis gizi klinik, dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp.GK, mengingatkan bahaya dari nasi minyak jika dikonsumsi secara berlebihan.

Menurutnya, nasi minyak bisa menyebabkan penyakit jantung bahkan stroke. Pasalnya, kandungan minyak yang ada dimakan itu cukup berlebihan, juga memicu seseorang bisa juga mengalami dislipidemia. Yakni, suatu kondisi seseorang kelebihan kolesterol , yang dinilai sangat berbahaya bagi kesehatan.

"Itu memang merupakan penyakit kolesterol yang tinggi ya memang juga dikaitkan dengan konsumsi minyak berlebih, kolesterol naik memang kita juga perlu waspada," ungkap dr. Raissa dalam Bincang-Bincang terkait Mencegah Stunting di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Penyakit Jantung Bebani BPJS Kesehatan Sampai Rp9 Triliun, Ini Kata Wamenkes

"Jadi salah satu faktor risiko penyakit jantung hingga stroke, juga disarankan yang diabetes kadar kolesterolnya pun juga harus diturunkan sampai normal, apabila tidak diturunkan pembuluh darah bisa pecah," lanjutnya.