Faktor Penyebab Obesitas pada Anak yang Wajib Diketahui Para Orang Tua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang bayi berumur satu tahun tengah viral di media sosial (medsos) karena miliki berat badan 25 kg. Kondisi tersebut dinilai sangat tidak wajar dan tergolong obesitas.
Sekadar diketahui, obesitas umumnya dipahami sebagai gambaran kondisi tubuh dengan berat badan yang tidak sesuai dengan tinggi. Hal tersebut disebabkan masalah medis dan bisa meningkatkan risiko penyakit dengan berbagai macam gangguan kesehatan.
Melansir dari laman Promkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes), obesitas umum terjadi karena pola makan yang tidak sehat. Lantas, pola makan seperti apa yang bisa menjadi penyebab obesitas pada seseorang, terutama anak-anak?
Berikut faktor penyebab obesitas pada anak yang wajib diketahui para orang tua:
* Banyak mengonsumsi makanan gorengan, berlemak dan manis
* Makan dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu yang singkat
* Kurang makan sayur dan buah
* Makan berlebihan atau dalam porsi yang besar
* Sering ngemil
Faktor penyebab obesitas di atas, terlihat betapa pentingnya aktivitas fisik bagi anak ataupun orang dewasa. Juga perlunya, pemahaman makanan apa layak dikonsumsi agar bisa terhindar dari obesitas.
Melansir National Intitute of Health (NIH) ternyata makanan berperan memengaruhi berat badan seseorang. Makanan seperti keripik kentang, minuman yang dimaniskan dengan gula, daging olahan, dan daging merah tidak diolah masing-masing dikaitkan dengan penambahan berat badan sekitar satu pon (kg) atau lebih.
Sebaliknya, makan lebih banyak sayuran, biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan, dan yogurt dikaitkan dengan penurunan berat badan selama periode 4 tahun. Yogurt memimpin, dengan rata-rata 0,82 pon berat badan bisa hilang.
“Gagasan bahwa tidak ada makanan yang baik atau buruk adalah mitos perlu dibantah,” kata salah satu peneliti dalam website NIH
Sebagai catatan, dilansir laman Mayoclinic obesitas bisa memicu beragam penyakit, seperti Jantung, tekanan darah tinggi, dan kanker tertentu.
Kemudian, ada banyak alasan mengapa orang sulit menurunkan berat badan, dan obesitas biasanya disebabkan faktor keturunan, fisiologis, lingkungan, serta efek pola makan dan pilihan olahraga.
Sekadar diketahui, obesitas umumnya dipahami sebagai gambaran kondisi tubuh dengan berat badan yang tidak sesuai dengan tinggi. Hal tersebut disebabkan masalah medis dan bisa meningkatkan risiko penyakit dengan berbagai macam gangguan kesehatan.
Melansir dari laman Promkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes), obesitas umum terjadi karena pola makan yang tidak sehat. Lantas, pola makan seperti apa yang bisa menjadi penyebab obesitas pada seseorang, terutama anak-anak?
Berikut faktor penyebab obesitas pada anak yang wajib diketahui para orang tua:
* Banyak mengonsumsi makanan gorengan, berlemak dan manis
* Makan dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu yang singkat
* Kurang makan sayur dan buah
* Makan berlebihan atau dalam porsi yang besar
* Sering ngemil
Faktor penyebab obesitas di atas, terlihat betapa pentingnya aktivitas fisik bagi anak ataupun orang dewasa. Juga perlunya, pemahaman makanan apa layak dikonsumsi agar bisa terhindar dari obesitas.
Melansir National Intitute of Health (NIH) ternyata makanan berperan memengaruhi berat badan seseorang. Makanan seperti keripik kentang, minuman yang dimaniskan dengan gula, daging olahan, dan daging merah tidak diolah masing-masing dikaitkan dengan penambahan berat badan sekitar satu pon (kg) atau lebih.
Sebaliknya, makan lebih banyak sayuran, biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan, dan yogurt dikaitkan dengan penurunan berat badan selama periode 4 tahun. Yogurt memimpin, dengan rata-rata 0,82 pon berat badan bisa hilang.
“Gagasan bahwa tidak ada makanan yang baik atau buruk adalah mitos perlu dibantah,” kata salah satu peneliti dalam website NIH
Sebagai catatan, dilansir laman Mayoclinic obesitas bisa memicu beragam penyakit, seperti Jantung, tekanan darah tinggi, dan kanker tertentu.
Kemudian, ada banyak alasan mengapa orang sulit menurunkan berat badan, dan obesitas biasanya disebabkan faktor keturunan, fisiologis, lingkungan, serta efek pola makan dan pilihan olahraga.
(hri)