Dekan FKUI Tanggapi Konten TikTok Jerome Polin, Netizen Minta Berikan Efek Jera
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam menanggapi konten TikTok Jerome Polin dan dua mahasiswa koas yang menjadi sorotan. Dalam video itu, mereka terlihat asyik berjoget.
Baik Jerome dan mahasiswa yang bernama Ugiadam Farhan Firmansyah dan Ekida Rehan Firmansyah ini tampil dengan memakai baju dokter. Video itu dilengkapi dengan kalimat 'Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin'.
Kalimat tersebut dinilai tidak pantas sebab biasa disampaikan dokter kepada keluarga saat medekati akhir hayat. Di sisi lain, Prof Ari mengatakan bahwa pihaknya sedang mempelajari viralnya konten TiKTok Jerome ini.
"Ya, kami sedang mempelajari kasusnya. Ada SK Dekan tentang Tata Krama kehidupan di kampus, termasuk di dalamnya terkait bagaimana civitas akademika bermedia sosial," kata Prof Ari dikutip dari akun Twitter pribadinya, Senin (27/2/2023).
Cuitan Prof Ari ini langsung ramai dikomentari netizen. Mereka meminta Dekan FKUI itu memberikan hukuman kepada Jerome dan content creator lainnya agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
"Tolong diberi efek jera, prof. Kata-kata itu bukan kata main-main. Keluarga yang mendengarkan langsung kata-kata itu di rumah sakit pasti seperti mendengar petir di siang bolong. Dokter profesional juga pasti berat mengatakan kata-kata ini, tetapi mereka yang di video berjoget-joget dengan riang gembira," kata netizen.
"Tolong prof, konten kreator seperti itu diberikan efek jera. Mereka ngelunjak, karena merasa banyak followers jadi tidak tersentuh. Jadi, kalau dibiarkan, ya, makin seenaknya sendiri. Ini saja masih koas, lho, apalagi kalau sudah jadi dokter. Pasti akan semakin banyak yang diumbar," tulis netizen.
"Prof, mereka itu konten kreator yang berpengaruh di TikTok. Jangan sampai mematikan kreativitas mereka. Jangan hanya nilai dari 1 konten (yang mungkin atau bisa saja dinilai salah), tapi konten mereka secara keseluruhan dan kontribusinya bagi dunia medis," komentar netizen.
Sebelumnya, manajer Jerome sekaligus kakak kandungnya, Jehian Panangian Sijabat telah minta maaf. Dia pun mengakui kesalahan sang adik, Farhan dan Ekida.
"Setelah membaca poin yang disampaikan melalui tweet ini dan reply atau quote retweet, ternyata saya lalai untuk menyadari kesalahan content creator yang saya manage. Saya malah ikut meramaikan konten lewat like share comment, memalukan sekali," tulis Jehian di Twitter.
"Saya adalah manager Farhan, Ekida, dan Jerome (semua konten kreator yang ada di video tersebut). Saya belum jadi manajer yang baik, banyak yang harus ditegur dan dibenahi, termasuk diri saya sendiri. Saya menyesal telah membuat banyak orang marah atau emosi karena hal ini," tambahnya.
Jehian juga menegaskan bahwa konten tersebut telah dihapus. "Saya minta maaf karena tidak ada pada kapasitas tersebut. I must do better. Seluruh konten sudah dihapus dari semua platform sejak 3 jam yang lalu. Semua konten serupa yang naik adalah repost. Begitu pun, saya akan berusaha untuk melakukan take down terhadap sema repost," tandasnya.
Baik Jerome dan mahasiswa yang bernama Ugiadam Farhan Firmansyah dan Ekida Rehan Firmansyah ini tampil dengan memakai baju dokter. Video itu dilengkapi dengan kalimat 'Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin'.
Kalimat tersebut dinilai tidak pantas sebab biasa disampaikan dokter kepada keluarga saat medekati akhir hayat. Di sisi lain, Prof Ari mengatakan bahwa pihaknya sedang mempelajari viralnya konten TiKTok Jerome ini.
"Ya, kami sedang mempelajari kasusnya. Ada SK Dekan tentang Tata Krama kehidupan di kampus, termasuk di dalamnya terkait bagaimana civitas akademika bermedia sosial," kata Prof Ari dikutip dari akun Twitter pribadinya, Senin (27/2/2023).
Cuitan Prof Ari ini langsung ramai dikomentari netizen. Mereka meminta Dekan FKUI itu memberikan hukuman kepada Jerome dan content creator lainnya agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
"Tolong diberi efek jera, prof. Kata-kata itu bukan kata main-main. Keluarga yang mendengarkan langsung kata-kata itu di rumah sakit pasti seperti mendengar petir di siang bolong. Dokter profesional juga pasti berat mengatakan kata-kata ini, tetapi mereka yang di video berjoget-joget dengan riang gembira," kata netizen.
"Tolong prof, konten kreator seperti itu diberikan efek jera. Mereka ngelunjak, karena merasa banyak followers jadi tidak tersentuh. Jadi, kalau dibiarkan, ya, makin seenaknya sendiri. Ini saja masih koas, lho, apalagi kalau sudah jadi dokter. Pasti akan semakin banyak yang diumbar," tulis netizen.
"Prof, mereka itu konten kreator yang berpengaruh di TikTok. Jangan sampai mematikan kreativitas mereka. Jangan hanya nilai dari 1 konten (yang mungkin atau bisa saja dinilai salah), tapi konten mereka secara keseluruhan dan kontribusinya bagi dunia medis," komentar netizen.
Sebelumnya, manajer Jerome sekaligus kakak kandungnya, Jehian Panangian Sijabat telah minta maaf. Dia pun mengakui kesalahan sang adik, Farhan dan Ekida.
"Setelah membaca poin yang disampaikan melalui tweet ini dan reply atau quote retweet, ternyata saya lalai untuk menyadari kesalahan content creator yang saya manage. Saya malah ikut meramaikan konten lewat like share comment, memalukan sekali," tulis Jehian di Twitter.
"Saya adalah manager Farhan, Ekida, dan Jerome (semua konten kreator yang ada di video tersebut). Saya belum jadi manajer yang baik, banyak yang harus ditegur dan dibenahi, termasuk diri saya sendiri. Saya menyesal telah membuat banyak orang marah atau emosi karena hal ini," tambahnya.
Jehian juga menegaskan bahwa konten tersebut telah dihapus. "Saya minta maaf karena tidak ada pada kapasitas tersebut. I must do better. Seluruh konten sudah dihapus dari semua platform sejak 3 jam yang lalu. Semua konten serupa yang naik adalah repost. Begitu pun, saya akan berusaha untuk melakukan take down terhadap sema repost," tandasnya.
(dra)