Sandiaga Uno: Kawasan Danau Toba Butuh Hotel Standar Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Homestay atau hotel bintang 3 di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, terisi penuh selama penyelenggaraan F1 Powerboat 2023 yang baru lalu. Hal itu sangat disyukuri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Sandiaga mengaku sempat berbincang dengan para pelaku usaha penginapan. Mereka mengungkapkan bahwa seluruh akomodasi yang ada di sekitar Danau Toba terisi penuh selama event tersebut.
“Saya di Danau Toba sempat bicara dengan para pengelola homestay, para pengusaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Semuanya full. Akomodasinya terisi. Dan ini tentunya patut kita syukuri dan apresiasi,” kata Sandiaga dalam The Weekly Brief With Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (27/2/2023).
Meski begitu, menurut Sandiaga, kawasan di sekitar Danau Toba masih kekurangan akomodasi penginapan berupa hotel bintang 5 untuk mendukung berbagai event berskala internasional di kemudian hari.
“Tapi kita membutuhkan akomodasi yang lebih tersedia di Danau Toba. Kalau kita ingin menggagas event-event berskala internasional, hotel bintang 5 ini menjadi suatu keharusan, dan kita tidak memiliki sama sekali di kawasan Danau Toba,” lanjutnya.
Hal itu menyusul pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang menegaskan para investor tidak boleh mendirikan hotel bintang tiga di wilayah Danau Toba. Tujuannya agar homestay dan UMKM di wilayah tersebut dapat hidup.
Sandiaga menilai, ajakan dari Luhut tersebut tak lain agar pemerintah bisa fokus mendirikan hotel bintang 5 sehingga bisa mendukung akomodasi yang lebih berstandar tinggi pada event-event berskala internasional berikutnya.
"Nah ini juga banyak ditanyakan kemarin oleh para peserta, F1 Powerboat. Ajakan dari Pak Luhut ini untuk memfokuskan dulu di bintang 5 nih. Karena kalau di bintang 3 pasarnya sudah terkelola dan sudah tersedia. Ada beberapa hotel yang sudah berdiri dan beroperasi, tapi yang bintang 5 belum,” paparnya.
Kendati demikian, Sandiaga berharap, kehadiran hotel-hotel bintang 5 di kawasan Danau Toba tidak mempengaruhi kualitas dan pelayanan seluruh homestay yang ada di sana. Justru ia ingin homestay di kawasan Danau Toba bisa terus ditingkatkan.
“Jadi fokus kita sekarang untuk bintang 5. Namun homestay ini juga harus meningkatkan kualitasnya. Rp350 ribu untuk semalam, untuk homestay yang standar dengan termasuk juga makan pagi, breakfast, ini harus dirasakan tingkat layanan yang tentunya lebih baik ke depannya,” ungkapnya.
“Jadi, ini tanggapan kami. Kami akan terus berkoordinasi, tapi jelas dibutuhkan hotel berstandar internasional di kawasan Danau Toba,” pungkas Menparekraf.
Sandiaga mengaku sempat berbincang dengan para pelaku usaha penginapan. Mereka mengungkapkan bahwa seluruh akomodasi yang ada di sekitar Danau Toba terisi penuh selama event tersebut.
“Saya di Danau Toba sempat bicara dengan para pengelola homestay, para pengusaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Semuanya full. Akomodasinya terisi. Dan ini tentunya patut kita syukuri dan apresiasi,” kata Sandiaga dalam The Weekly Brief With Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (27/2/2023).
Meski begitu, menurut Sandiaga, kawasan di sekitar Danau Toba masih kekurangan akomodasi penginapan berupa hotel bintang 5 untuk mendukung berbagai event berskala internasional di kemudian hari.
“Tapi kita membutuhkan akomodasi yang lebih tersedia di Danau Toba. Kalau kita ingin menggagas event-event berskala internasional, hotel bintang 5 ini menjadi suatu keharusan, dan kita tidak memiliki sama sekali di kawasan Danau Toba,” lanjutnya.
Hal itu menyusul pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang menegaskan para investor tidak boleh mendirikan hotel bintang tiga di wilayah Danau Toba. Tujuannya agar homestay dan UMKM di wilayah tersebut dapat hidup.
Sandiaga menilai, ajakan dari Luhut tersebut tak lain agar pemerintah bisa fokus mendirikan hotel bintang 5 sehingga bisa mendukung akomodasi yang lebih berstandar tinggi pada event-event berskala internasional berikutnya.
"Nah ini juga banyak ditanyakan kemarin oleh para peserta, F1 Powerboat. Ajakan dari Pak Luhut ini untuk memfokuskan dulu di bintang 5 nih. Karena kalau di bintang 3 pasarnya sudah terkelola dan sudah tersedia. Ada beberapa hotel yang sudah berdiri dan beroperasi, tapi yang bintang 5 belum,” paparnya.
Kendati demikian, Sandiaga berharap, kehadiran hotel-hotel bintang 5 di kawasan Danau Toba tidak mempengaruhi kualitas dan pelayanan seluruh homestay yang ada di sana. Justru ia ingin homestay di kawasan Danau Toba bisa terus ditingkatkan.
“Jadi fokus kita sekarang untuk bintang 5. Namun homestay ini juga harus meningkatkan kualitasnya. Rp350 ribu untuk semalam, untuk homestay yang standar dengan termasuk juga makan pagi, breakfast, ini harus dirasakan tingkat layanan yang tentunya lebih baik ke depannya,” ungkapnya.
“Jadi, ini tanggapan kami. Kami akan terus berkoordinasi, tapi jelas dibutuhkan hotel berstandar internasional di kawasan Danau Toba,” pungkas Menparekraf.
(tsa)