Kemenkes Masih Menanti Hasil Pemeriksaan Lanjutan Bayi Obesitas Kenzi usai Dirujuk ke RSCM

Kamis, 02 Maret 2023 - 16:01 WIB
loading...
Kemenkes Masih Menanti Hasil Pemeriksaan Lanjutan Bayi Obesitas Kenzi usai Dirujuk ke RSCM
Pemeriksaan lanjutan ini dilakukan guna mengetahui faktor penyebab obesitas yang dialami Kenzi, bayi 16 bulan yang memiliki bobot 27 kg.. / Foto: Jonathan Simanjuntak
A A A
JAKARTA - Bayi obesitas asal Bekasi, Muhammad Kenzi Alfaro telah menjalani pemeriksaan lanjutan di RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kenzi sempat melakukan pemeriksaan di RS Hermina Bekasi, sebelum akhirnya dirujuk ke RSCM.

Pemeriksaan lanjutan ini dilakukan guna mengetahui faktor penyebab obesitas yang dialami Kenzi. Bayi 16 bulan berbobot 27 kg itu diduga mengalami kelainan hormon.

Baca juga: Dirujuk ke RSCM, Bayi Obesitas asal Bekasi Akan Ditangani 10 Dokter Spesialis

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, menyebutkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan tersebut.

"Iya dalam pemeriksaan, dan kalau memang ada kelainan ini akan dilakukan terapi. Mungkin misalnya ada kelainan endokrin, sehingga membuat obesitas. Tapi ini lagi proses pemeriksaan," ungkap dr. Nadia di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Kenzi selama dirawat di RSCM dijadwalkan untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh, mulai dari gizi, paru-paru, tulang, endokrin, pencernaan hingga darah.

Sedikitnya terdapat 10 dokter spesialis dari bidang keilmuan berbeda yang akan menangani Kenzi. Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak, Prof. Dr. dr. Aryono Hendarto, SpA (K), mengatakan bahwa dipersiapkannya 10 dokter spesialis guna mencegah adanya komplikasi.

Baca juga: Jalani Pemeriksaan Medis, Bayi Kenzi Alami Obesitas Diduga karena Faktor Genetik

"Komplikasi tersering dari obesitas anak apalagi yang ekstrem seperti ini, yang perlu diwaspadai adalah satu gangguan profil lemak. Contohnya hiperkolesterol, kolesterol yang tinggi, kemudian tulang. Ini yang dikhawatirkan,” ujar Prof. Aryono, beberapa waktu lalu.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1786 seconds (0.1#10.140)