Kemenparekraf Dorong Desa Wisata di Labuan Bajo Ciptakan Pariwisata Berkualitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif /Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupaya kembali membangkitkan peran desa dalam sektor kepariwisataan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melibatkan peran aktif warga dan pelaku pariwisata melalui Sosialisasi Sadar Wisata 5.0.
Beberapa waktu lalu, kegiatan tersebut dilangsungkan di 5 desa wisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Dua lokasi kegiatan di antaranya menjadi desa penyangga wilayah di sekitar Taman Nasional Komodo, yakni Desa Komodo dan Pasir Putih.
Warga di Desa Komodo saat ini sangat bersemangat untuk mengembangkan produk wisata seputar satwa langka komodo, dan juga mengelola potensi keindahan alamnya. Desa Wisata Komodo sendiri menjadi salah satu habitat asli komodo.
Baca juga: Telusuri Jejak Peradaban di Situs Wisata Sejarah Taman Purbakala Pugung Raharjo Lampung
Berbeda dengan Desa Komodo, Desa Wisata Pasir Putih sedang giat menanam koral, mengembangkan konsep desa pelangi di tengah laut, serta pemanfaatan kekayaan laut.
Sedangkan 3 desa wisata lainnya, yang berada tidak jauh dari Labuan Bajo, yakni Desa Batu Cermin, Golo Bilas dan Gorontalo terus memperkaya alternatif wisata di kawasan yang menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas ini.
Sosialisasi Sadar Wisata, yang mengusung pesan utama Sapta Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability), serta Pelayanan Prima, diharapkan bisa mendukung kesiapan para pelaku wisata menuju pariwisata berkualitas.
Menparekraf Sandiaga Uno dalam berbagai kesempatan telah menyampaikan bahwa pariwisata berkualitas atau quality tourism merupakan fokus yang akan terus digarap.
"Pembangunan sektor pariwisata tidak hanya fokus pada angka-angka kedatangan, tapi bagaimana kualitasnya. Kita ingin menghadirkan pariwisata yang mengimplementasikan cara-cara yang efektif, efisien, dan berorientasi hasil," tutur Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangan pers Kemenparekraf/Barekraf, baru-baru ini.
Sementara, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham menyampaikan bahwa desa wisata bisa mengambil peran untuk menciptakan peluang dari pariwisata berkualitas.
"Wisatawan saat ini mencari tempat-tempat wisata baru, masyararakat perkotaan juga memilih desa wisata sebagai alternatif tempat wisata, Ini menjadi peluang bagi kita semua untuk membangun desa wisata," tuturnya.
Senada dengan koleganya, Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenparekraf, Ari Prasetio menambahkan, pemberdayaan desa melalui sektor pariwisata merupakan wujud nyata kedaulatan bangsa dalam membangun kepariwisataan. "Kedaulatan pariwisata berangkat dari desa," tegasnya.
Dalam Sosialiasi Sadar Wisata 5.0 di Labuan Bajo, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Chrispinianus Mesima mengimbau para peserta memanfaatkan kesempatan memperoleh pelatihan dengan baik, mendengarkan dengan pikiran dan hati terbuka.
Baca juga: Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Penting untuk Jawa Barat, Sumbang Banyak Peran bagi Manusia dan Alam
"Dunia terus melangkah maju, sehingga kita harus terus mengisi diri kita dengan pengetahuan yang terus berkembang, termasuk tentang Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE," kata Chrispinianus.
Beberapa waktu lalu, kegiatan tersebut dilangsungkan di 5 desa wisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Dua lokasi kegiatan di antaranya menjadi desa penyangga wilayah di sekitar Taman Nasional Komodo, yakni Desa Komodo dan Pasir Putih.
Warga di Desa Komodo saat ini sangat bersemangat untuk mengembangkan produk wisata seputar satwa langka komodo, dan juga mengelola potensi keindahan alamnya. Desa Wisata Komodo sendiri menjadi salah satu habitat asli komodo.
Baca juga: Telusuri Jejak Peradaban di Situs Wisata Sejarah Taman Purbakala Pugung Raharjo Lampung
Berbeda dengan Desa Komodo, Desa Wisata Pasir Putih sedang giat menanam koral, mengembangkan konsep desa pelangi di tengah laut, serta pemanfaatan kekayaan laut.
Sedangkan 3 desa wisata lainnya, yang berada tidak jauh dari Labuan Bajo, yakni Desa Batu Cermin, Golo Bilas dan Gorontalo terus memperkaya alternatif wisata di kawasan yang menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas ini.
Sosialisasi Sadar Wisata, yang mengusung pesan utama Sapta Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability), serta Pelayanan Prima, diharapkan bisa mendukung kesiapan para pelaku wisata menuju pariwisata berkualitas.
Menparekraf Sandiaga Uno dalam berbagai kesempatan telah menyampaikan bahwa pariwisata berkualitas atau quality tourism merupakan fokus yang akan terus digarap.
"Pembangunan sektor pariwisata tidak hanya fokus pada angka-angka kedatangan, tapi bagaimana kualitasnya. Kita ingin menghadirkan pariwisata yang mengimplementasikan cara-cara yang efektif, efisien, dan berorientasi hasil," tutur Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangan pers Kemenparekraf/Barekraf, baru-baru ini.
Sementara, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham menyampaikan bahwa desa wisata bisa mengambil peran untuk menciptakan peluang dari pariwisata berkualitas.
"Wisatawan saat ini mencari tempat-tempat wisata baru, masyararakat perkotaan juga memilih desa wisata sebagai alternatif tempat wisata, Ini menjadi peluang bagi kita semua untuk membangun desa wisata," tuturnya.
Senada dengan koleganya, Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenparekraf, Ari Prasetio menambahkan, pemberdayaan desa melalui sektor pariwisata merupakan wujud nyata kedaulatan bangsa dalam membangun kepariwisataan. "Kedaulatan pariwisata berangkat dari desa," tegasnya.
Dalam Sosialiasi Sadar Wisata 5.0 di Labuan Bajo, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Chrispinianus Mesima mengimbau para peserta memanfaatkan kesempatan memperoleh pelatihan dengan baik, mendengarkan dengan pikiran dan hati terbuka.
Baca juga: Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Penting untuk Jawa Barat, Sumbang Banyak Peran bagi Manusia dan Alam
"Dunia terus melangkah maju, sehingga kita harus terus mengisi diri kita dengan pengetahuan yang terus berkembang, termasuk tentang Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE," kata Chrispinianus.
(nug)