Penyakit kardiovaskular Masih Mengancam

Kamis, 10 September 2015 - 11:12 WIB
Penyakit kardiovaskular Masih Mengancam
Penyakit kardiovaskular Masih Mengancam
A A A
Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi penderita penyakit kardiovaskular cenderung meningkat.

Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan, dari total angka kematian yang ada (41.590) di Indonesia, 21,1% di antaranya disebabkan oleh stroke dan 19,1% dikarenakan penyakit jantung koroner. Dari data jelas tergambar, kedua penyakit kardiovaskular masih menduduki peringkat teratas penyebab kematian terbanyak di Indonesia.

Prevalensi penyakit kardiovaskular pada laki-laki dan perempuan cenderung setara di semua tingkat status ekonomi. Tidak aneh bila di Indonesia penyakit kardiovaskular ini semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan banyak faktor krusial atas permasalahan kardiovaskular yang sering dihiraukan, seperti pola makan tidak sehat dengan mengonsumsi terlalu banyak makan junk food, makanan berlemak, makanan kemasan, kebiasaan merokok, hingga kurangnya kesadaran untuk berolahraga.

Penyakit kardiovaskular memang sangat mematikan, tetapi bukan berarti tidak bisa dicegah atau diminimalkan efeknya. Pendeteksian gejala sedini mungkin dapat menjadi solusinya. Permasalahan kardiovaskular sering muncul dengan beberapa gejala, dimulai dari rasa berat pada tengkuk dan pegal pada pundak, sakit kepala, mudah mengantuk, mudah lelah, hingga sering merasa kesemutan. Semua gejala tersebut akibat peredaran darah yang tidak lancar.

Bila mulai merasakan hal tersebut, itu pertanda sudah saatnya kita memutar pola hidup. Asupan bahan makanan dan nutrisi yang tepat juga sangat penting dalam menanggulangi permasalahan kardiovaskular. Menurut ahli saraf dari Rumah Sakit Grha Kedoya Dr Priscilla Ryanti Andradi Sp S, ada empat macam penyakit kardiovaskular yang harus mendapatkan perhatian khusus, yaitu hipertensi, jantung koroner, stroke, dan aterosklerosis, yaitu pengerasan pada dinding pembuluh darah.

“Aterosklerosis bisa berakibat pada penyempitan liang pembuluh darah, aliran darah berkurang, lalu terjadi kekurangan oksigen serta nutrisi yang dialiri pembuluh darah tersebut dan akhirnya terjadi kerusakan organ,” kata Dr Priscilla dalam acara Seminar Kesehatan Multicare Solusi Tepat Atasi 2 Penyakit Paling Mematikan Se- Indonesia di Putri Duyung Convention Hall, Ancol, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Dia juga mengatakan, ada beberapa tempat nyeri pada gangguan jantung, yaitu di belakang tulang dada yang menjalar ke leher, lalu ke bahu dan lengan. Ada juga di bagian dada lalu ke rahang dan di bawah ulu hati. “Pemeriksaan kardiovaskular bisa melalui EKG, foto thorax, laboratorium, echoatau treadmill, dan MSCT cardiac atau CT scanjantung, sedangkan pemeriksaan stroke sama saja ditambah ada CT scandi kepala,” papar Dr Priscilla.

Dia menjelaskan, ada dua macam stroke yang bisa mengancam yaitu stroke perdarahan dan sumbatan, perdarahan terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak, sedangkan sumbatan timbulnya kematian pada sel. “Gejala stroke itu dari ringan sampai berat, seperti mendadak mati rasa, kesemutan, kelemahan pada wajah, tangan, atau kaki, mendadak cadel, mendadak pusing berat, dan mendadak kebingungan,” tandas dr Priscilla.

Dia menyebutkan beberapa faktor risiko pada penyakit stroke, seperti hipertensi, merokok, diabetes, diet tidak tepat, obesitas, dan kurangnya olahraga. Menurut dia, ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti aktif bergerak, stop merokok, kendalikan kolesterol, dan managehipertensi.

“Ada beberapa makanan yang benar-benar jadi pantangan yang bisa menimbulkan kolesterol, seperti cumi-cumi, kuning telur ayam, otak sapi atau jeroan, dan telur burung puyuh. Cara mengolah makanan juga penting, jangan makan gorengan dan jangan pakai minyak yang dipakai berulang,” imbuh dr Priscilla. Untuk mengendalikan hipertensi, dr Priscilla menyarankan jangan meminum kopi karena kopi penghambat kalsium dalam darah, jangan mengonsumsi junk food, soft drink,dan mengonsumsi terlalu banyak garam.

“Makanan yang baik untuk kesehatan kardiovaskular adalah yang tinggi serat karena bisa mengusir lemak jenuh, seperti sayur, kacang, roti gandum, jangan lupakan juga kalsium, vitamin D, omega 3 yang terdapat pada ikan salmon, serta makanan yang mengandung antioksidan seperti buah dan sayur,” ujar dr Priscilla.

Iman Firmansyah
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5038 seconds (0.1#10.140)