Tips Tidur Berkualitas selama Ramadan ala Dokter Reinita Arlin

Kamis, 16 Maret 2023 - 20:35 WIB
loading...
Tips Tidur Berkualitas...
Kekurangan tidur bisa berdampak pada kesehatan, seperti memengaruhi otak seseorang, hingga yang terberat memicu penyakit obesitas serta diabetes melitus tipe 2. / Foto: ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Umat Islam sedunia tidak lama lagi akan kembali bertemu dengan bulan yang sangat dinanti, yakni bulan suci Ramadan. Selama Ramadan , kaum muslim akan menjalani ibadah puasa satu bulan penuh.

Dalam bulan puasa, kebanyakan umat Islam memiliki pola tidur dan makan yang berubah. Terkait hal ini, dokter umum dr. Reinita Arlin mengimbau agar adanya perubahan kebiasaan waktu tidur.

Jam tidur yang berubah, kata dia, biasa memengaruhi ritme sirkadian seseorang. Ritme sirkadian merupakan proses internal dan alami yang mengatur siklus tidur-bangun yang diulangi setiap 24 jam. Perubahan ritme sirkadian sendiri dapat memengaruhi kesehatan .



"Pas puasa kurang tidur 1-2 jam, dan irama sirkadian mengatur diri wake dan sleep cycle mau sakit atau kagak sejak bayi sampai dewasa. Irama ini ngatur kapan bangun dan tidur," ungkap dr. Reinita Arlin dalam acara diskusi Keluarga Cermat untuk Ramadan Sehat di Rumah Zinus, Jakarta, Kamis (16/3/2022).

"Irama ini berubah total pas puasa, padahal ngatur hormon pas ngantuk dan melek dipaksa berubah," lanjut dia.

Dokter Arlin pun membagikan tips agar tidur tetap berkualitas selama puasa Ramadan. Dimulai dari kebiasaan jam makan malam yang berubah saat berbuka atau sebelum waktu salat tarawih, sehingga jam tidur bisa dimulai pada jam 21.00 atau 22.00.

Sedangkan untuk mengawali aktivitas atau bekerja bisa diterapkan usai melakukan sahut atau salat subuh.

Menurut dr. Arlin, kondisi tubuh di waktu tersebut sangat baik untuk memulai aktivitas, dan jangan lewatkan tidur siang selama 30 menit.

"Saat kita siang power nap (tidur siang) itu ternyata bulan Ramadan 30 menit, bahkan kalau bisa dapat 1 jam alhamdulillah ya. Tapi minimal 20-30 menit ternyata dianjurkan saat bulan Ramadan loh," ujar dr. Arlin.

"Udah habis begitu, saat kita buka puasa ya kira-kira jam 18.00, jam 18.30, buka puasa jangan terlalu makan yang berat-berat dulu," tambahnya.

Dengan begitu, ketika makan malam misalnya pukul 19.00 atau 20.00, maka pukul 21.00 atau 22.00 sudah bisa tidur, dan hal ini aman buat perut.

"Kebalikannya, kalau kita makan di saat setelah tarawih, kadang-kadang gitu ya, tidurnya pasti akan menjadi larut lagi gitu," terangnya.

Kekurangan tidur, menurut dia, bisa berdampak pada kesehatan, seperti memengaruhi otak seseorang, hingga yang terberat adalah memicu penyakit obesitas serta diabetes melitus tipe 2.

"Faktanya sepertiga dari hidup kita adalah tidur gitu ya orang normal. Untuk tidur jadi sepenting itu, make sure 7-9 jam. Orang-orang yang kualitas tidurnya itu tidak baik, ternyata bukan cuma ke otaknya tapi juga ternyata meningkatkan risiko obesitas," jelas dr. Arlin.



"Kedua metabolic syndrome, sindrom yang mengatur apa namanya metabolisme kita gitu. Ketiga itu adalah meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2, ini cuma gara-gara satu akar karena tidur," pungkasnya.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1251 seconds (0.1#10.140)