Selain Tak Merokok, Ini Cara untuk Kurangi Risiko Sakit Paru seperti Polo

Senin, 20 Juli 2020 - 18:31 WIB
loading...
Selain Tak Merokok,...
Salah satu cara untuk kurangi risiko sakit paru adalah temui dokter jika Anda mengidap batuk lama, sulit bernapas, dan sakit di dada. Foto Ilustrasi/Wehale.Life
A A A
JAKARTA - Penyakit paru-paru dilaporkan sebagai salah satu penyebab Polo Srimulat menjalani perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Awal Bros, Bekasi, Jawa Barat. Hal itu diungkapkan oleh Putut, adik Polo.

Putut mengatakan bahwa Polo sebelumnya pernah mengidap penyakit serupa pada 2015. Namun, karena kebiasaan merokok kembali dilakukan setelah sebelumnya sempat berhenti, Polo akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit.

"Mas Polo sebelumnya pernah kena paru-paru kan. Paru-parunya tahun 2015 mengalami flek. Flek, terus melakukan pengobatan selama enam bulan, terus sembuh, terus beraktivitas kembali. Enam bulan terakhir ini dia mulai aktif merokok. Dia nggak sadar kalau dulu pernah kena paru-paru. Paru-parunya flek karena rokok. Nah itu mulai kembali batuk-batuk dan akhirnya dibawa ke sini (rumah sakit)," beber Putut seperti dikutip dari YouTube STARPRO Indonesia, Senin (20/7). (Baca Juga: Malaysia Buka Perbatasan untuk Pasien Indonesia Berobat )

Pada dasarnya ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit paru-paru. Berikut ulasannya, seperti dilansir dari laman Womenshealth.

1. Berhenti Merokok
Jika Anda merokok, hal terpenting yang dapat Anda lakukan adalah berhenti. Bicaralah dengan dokter tentang cara terbaik untuk berhenti. Semua jenis merokok dapat meningkatkan kemungkinan penyakit paru-paru.

2. Hindari Asap Rokok
Jika Anda tinggal atau bekerja dengan orang yang merokok, minta mereka merokok di luar. Non-perokok berhak untuk memiliki tempat kerja yang bebas asap rokok.

3. Tes untuk Radon
Cari tahu apakah ada radon gas tingkat tinggi di rumah atau tempat kerja Anda. Anda dapat membeli alat tes radon di sebagian besar toko perangkat keras.

4. Hindari Asbestos
Paparan asbestos dapat menyebabkan parut pada paru-paru, kanker paru-paru, dan penyakit paru-paru serius lain. Asbestos harus menjadi perhatian khusus bagi mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan unsur mineral tersebut. Termasuk orang yang tinggal di dalam bangunan yang menerapkan isolasi atau bahan lain yang mengandung asbes serta mereka yang pekerjaannya memperbaiki rem mobil atau kopling.

Pengusaha yang memiliki karyawan yang bekerja berhubungan dengan asbes harus menawarkan pelatihan tentang keamanan asbes dan harus secara teratur memeriksa tingkat paparannya. Mereka juga wajib menyediakan cara untuk membatasi paparan, seperti masker pernapasan khusus yang menyaring debu asbes dari udara.

5. Lindungi Diri dari Debu dan Asap Kimia
Bekerja dalam kondisi berdebu dan dengan bahan kimia dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru. Risikonya bukan hanya dari bahan kimia industri. Banyak produk yang digunakan di rumah seperti cat dan pelarut, dapat menyebabkan atau memperburuk penyakit paru-paru. Baca label dan ikuti instruksi untuk digunakan.

Jika memungkinkan, hindari menggunakan produk yang menyebabkan iritasi mata, hidung, atau tenggorokan. Jika Anda tidak dapat menghindarinya, gunakan sesedikit mungkin dan hanya di area yang berventilasi baik. Pakailah alat pelindung seperti masker khusus. Pastikan Anda tahu jenis peralatan yang Anda butuhkan dan cara memakainya. ( )

6. Konsumsi Makanan Sehat
National Cancer Institute mencatat bahwa penelitian menunjukkan, makan banyak buah atau sayuran dapat membantu menurunkan risiko kanker paru-paru. Tentu saja, diet tidak dapat menghilangkan kerusakan yang disebabkan oleh perilaku tidak sehat seperti merokok.

7. Tanya Dokter Apakah Harus Jalani Tes Spirometri
Beberapa kelompok merekomendasikan pengujian spirometri rutin pada mereka yang berisiko, seperti orang berusia di atas 45 tahun dan merokok, atau mereka yang terpapar zat perusak paru-paru di tempat kerja.

8. Tanya Dokter Cara Lindungi Diri dari Flu dan Pneumonia
Temui dokter jika Anda mengidap batuk yang tidak hilang, kesulitan bernapas, sakit atau tidak nyaman di dada, dan gejala lain.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1504 seconds (0.1#10.140)