Apa Penyebab Remaja Zaman Sekarang Makin Berani Melakukan Seks Bebas?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sungguh miris pergaulan remaja zaman sekarang. Cukup banyak remaja yang berani membeberkan hal berbau dewasa melalui ruang publik seperti media sosial.
Mereka tanpa malu, bahkan seperti merasa bangga melakukan hal tersebut, dan membagikannya ke khalayak luas. Pemandangan ini mungkin cukup berbeda dengan pergaulan remaja 1 dasawarsa yang lalu.
Sebagai contoh, seorang remaja putri berinisial AG, yang ternyata sudah 5 kali berhubungan badan dengan Mario Dandy di usianya yang masih 15 tahun. Hal tersebut terungkap dalam sidang yang dipimpin Hakim Sri Wahyuni, beberapa waktu lalu.
Kasus AG tersebut seolah membuka tabir baru bahwa pergaulan anak muda zaman sekarang cukup jauh berbeda. Mereka lebih berani melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan di usianya.
Lantas kenapa terjadi pergeseran tren tersebut? Ya, tren bahwa ada sebagian remaja Indonesia yang dengan sadar dan berani melakukan hubungan seksual sebelum nikah.
Psikolog klinis, Meity Arianty pun mencoba menjabarkannya. Menurutnya, media sosial memberi andil dalam fenomena menyedihkan ini.
"Remaja zaman sekarang itu cenderung hanya fokus pada dirinya sendiri alias egois. Mereka kurang berpikir panjang ke depan, cenderung memuaskan nafsu tanpa mikir panjang, dan contoh nyatanya ya seperti yang dilakukan AG," tutur Meity melalui pesan singkat, Kamis (13/4/2023).
Berdasar pengamatan pribadinya, Meity menyebutkan jika remaja sekarang itu terbiasa mengutarakan semuanya di media sosial, termasuk soal seks bebas , dugem, minuman keras, bahkan narkoba.
Semua perbuatan itu malah dianggap keren oleh remaja. Dampaknya, ketika ada remaja yang tidak melakukan itu, mereka dianggap tidak gaul, kampungan, norak, atau ketinggalan zaman.
"Situasi itu yang kemudian bikin terjadinya pergeseran moral di kalangan remaja. Otak mereka seakan kebalik, yang melakukan hal negatif malah dibilang keren," beber Meity.
Menurutnya, kebanyakan remaja saat ini motivasinya bukan dari diri sendiri, tetapi bergantung dari luar diri mereka. Paling mudahnya, merasa bahagia karena punya banyak pengikut di medsos, setiap konten disukai banyak orang.
Dari hal tersebut, tidak mengherankan jika remaja zaman sekarang berupaya melakukan apa yang disukai pengguna medsos, yang seringkali hal itu bersifat negatif. Perilaku-perilaku negatif tersebut, salah satunya berani berhubungan badan meski belum menikah dan masih di bawah umur.
"Mereka seperti enggak malu mempertontonkan kemaksiatan atau hal-hal negatif di media sosial. Sekali lagi, ada pandangan bahwa kalau enggak gitu dianggap kuper atau kampungan," ujar Meity.
Lebih lanjut, menurut Meity, kejadian AG yang sudah melakukan hubungan seksual di usia 15 tahun hanyalah secuil kisah kelam remaja Indonesia saat ini.
"Media sosial punya peran dalam membentuk karakter remaja sekarang. Karena itu, penggunaan media sosial harus dikontrol. Selain itu, orang tua, guru di sekolah, dan praktisi pendidikan harus terus membina karakter remaja sekarang supaya masa depan tidak semakin mengkhawatirkan," pungkasnya.
Lihat Juga: Ukir Prestasi Tingkat Dunia, Remaja asal Indonesia Juarai Kompetisi Rise For The World 2024
Mereka tanpa malu, bahkan seperti merasa bangga melakukan hal tersebut, dan membagikannya ke khalayak luas. Pemandangan ini mungkin cukup berbeda dengan pergaulan remaja 1 dasawarsa yang lalu.
Sebagai contoh, seorang remaja putri berinisial AG, yang ternyata sudah 5 kali berhubungan badan dengan Mario Dandy di usianya yang masih 15 tahun. Hal tersebut terungkap dalam sidang yang dipimpin Hakim Sri Wahyuni, beberapa waktu lalu.
Kasus AG tersebut seolah membuka tabir baru bahwa pergaulan anak muda zaman sekarang cukup jauh berbeda. Mereka lebih berani melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan di usianya.
Lantas kenapa terjadi pergeseran tren tersebut? Ya, tren bahwa ada sebagian remaja Indonesia yang dengan sadar dan berani melakukan hubungan seksual sebelum nikah.
Psikolog klinis, Meity Arianty pun mencoba menjabarkannya. Menurutnya, media sosial memberi andil dalam fenomena menyedihkan ini.
"Remaja zaman sekarang itu cenderung hanya fokus pada dirinya sendiri alias egois. Mereka kurang berpikir panjang ke depan, cenderung memuaskan nafsu tanpa mikir panjang, dan contoh nyatanya ya seperti yang dilakukan AG," tutur Meity melalui pesan singkat, Kamis (13/4/2023).
Berdasar pengamatan pribadinya, Meity menyebutkan jika remaja sekarang itu terbiasa mengutarakan semuanya di media sosial, termasuk soal seks bebas , dugem, minuman keras, bahkan narkoba.
Semua perbuatan itu malah dianggap keren oleh remaja. Dampaknya, ketika ada remaja yang tidak melakukan itu, mereka dianggap tidak gaul, kampungan, norak, atau ketinggalan zaman.
"Situasi itu yang kemudian bikin terjadinya pergeseran moral di kalangan remaja. Otak mereka seakan kebalik, yang melakukan hal negatif malah dibilang keren," beber Meity.
Menurutnya, kebanyakan remaja saat ini motivasinya bukan dari diri sendiri, tetapi bergantung dari luar diri mereka. Paling mudahnya, merasa bahagia karena punya banyak pengikut di medsos, setiap konten disukai banyak orang.
Dari hal tersebut, tidak mengherankan jika remaja zaman sekarang berupaya melakukan apa yang disukai pengguna medsos, yang seringkali hal itu bersifat negatif. Perilaku-perilaku negatif tersebut, salah satunya berani berhubungan badan meski belum menikah dan masih di bawah umur.
"Mereka seperti enggak malu mempertontonkan kemaksiatan atau hal-hal negatif di media sosial. Sekali lagi, ada pandangan bahwa kalau enggak gitu dianggap kuper atau kampungan," ujar Meity.
Lebih lanjut, menurut Meity, kejadian AG yang sudah melakukan hubungan seksual di usia 15 tahun hanyalah secuil kisah kelam remaja Indonesia saat ini.
"Media sosial punya peran dalam membentuk karakter remaja sekarang. Karena itu, penggunaan media sosial harus dikontrol. Selain itu, orang tua, guru di sekolah, dan praktisi pendidikan harus terus membina karakter remaja sekarang supaya masa depan tidak semakin mengkhawatirkan," pungkasnya.
Lihat Juga: Ukir Prestasi Tingkat Dunia, Remaja asal Indonesia Juarai Kompetisi Rise For The World 2024
(nug)