Cerita Jatuh Bangun Karier Rezara di Dunia Hiburan, Pernah Dibayar Rp75 Ribu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Entertainer muda, Rezara menceritakan jatuh bangun kariernya di dunia hiburan. Sebelum sukses seperti sekarang, pria asal Surabaya, Jawa Timur itu harus melalui perjuangan yang panjang.
Rezara mengaku nekat merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. Bermodal percaya diri, dia memilih menyewa kos-kosan sambil mencari pekerjaan, khususnya di bidang hiburan.
Berkat kegigihannya dan tak pantang menyerah, secercah harapan kemudian datang menghampirinya. Rezaramengaku saat itu sudah cukup frustasi lantaran tak lolos saat melakukan berbagai casting.
“2013-2015 itu gue luntang-lantung di Jakarta. Fun factnya pertama gue dateng ke Jakarta, gue tuh casting kan. Nggak dapet, berapa hari ih gw stress kan. Tiba-tiba gue ada callingan dong. 'Mas mau shooting nggak'. 'Oh mau dong' kata gue,” kata Rezaradalam Podcast Aksi Nyata dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo Rabu, (26/4/2023).
Rezara lantas mulai antusias dan percaya diri. Bahkan, tawaran tersebut tak mengharuskannya melakukan casting. Dia kemudian langsung mengunjungi tempat syuting yang ada di kawasan Muara Angke bersama ketiga temannya yang juga perantau.
Meski harus menunggu hingga pukul 02.00 dan menjalankan syuting hingga pukul 04.00, Rezaratampak masih antusias. Bahkan, saat itu dia hanya menerima bayaran sebesar Rp75 ribu.
“Nggak casting dulu gue bilang. Langsung dateng aja ke lokasi. Oke inget banget gue di Muara Angke. 'Jam 7 malem dateng ya mas', dateng lah gue jam 7 malem sama temen gue berempat. Sama-sama perantau tuh,” jelas Rezara.
“Pas dateng kok sepi di Muara Angke. Kita kan nggak ada yang ngerti lokasi kan. Kita telepon kan, ternyata mereka masih moving. Nyampe-nyampe jam 12 malem ternyata dan kita mulai syuting jam 2 pagi, kelar jam 4 pagi, bayaran Rp75 ribu,” lanjutnya.
Saking antusiasnya karena bisa syuting, saat itu Rezarabahkan memberi kabar kepada keluarganya di Surabaya. Pasalnya, dia saat itu cukup percaya diri karena akhirnya bisa masuk TV.
Namun, sayangnya hal tersebut tidak sesuai ekspetasi. Pasalnya, Rezarabersama ketiga temannya ternyata hanya sebatas pemeran figuran. Bagian wajah mereka pun tak sedikitpun tampak di layar kaca.
“Gue udah woro-woro nih ke orang rumah di Surabaya, syuting sinetron nih, pas tayang hanya langkah kaki, hanya punggungnya saja. Jadi ceritanya itu gue jadi warga yang barantem, lagi ngompor-ngomporin. Naik truk, truk ikan kayaknya ya kalau di Muara Angke mah,” ujar Rezara.
Tidak hanya itu, Rezara juga mengungkapkan salah satu pengalaman berkesan ketika pertama kali bekerja di Jakarta. Yakni ketika dia menjadi seorang pembawa acara atau MC di sebuah supermarket.
“Terus gue pernah lagi dapet kerjaan jadi MC, nah itu 2013 itu MC di supermarket. Middle namanya, dari jam 12 siang sampe jam 8 malem, woro-woro bayarannya Rp225 ribu,” tandasnya.
Namun, Rezaratidak menyesali pernah merasakan berbagai pengalaman pahit itu. Dia menjadikan hal tersebut sebagai batu loncatan agar bisa terus bertahan selama bekerja di Jakarta, khususnya di dunia hiburan.
Rezara mengaku nekat merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. Bermodal percaya diri, dia memilih menyewa kos-kosan sambil mencari pekerjaan, khususnya di bidang hiburan.
Berkat kegigihannya dan tak pantang menyerah, secercah harapan kemudian datang menghampirinya. Rezaramengaku saat itu sudah cukup frustasi lantaran tak lolos saat melakukan berbagai casting.
“2013-2015 itu gue luntang-lantung di Jakarta. Fun factnya pertama gue dateng ke Jakarta, gue tuh casting kan. Nggak dapet, berapa hari ih gw stress kan. Tiba-tiba gue ada callingan dong. 'Mas mau shooting nggak'. 'Oh mau dong' kata gue,” kata Rezaradalam Podcast Aksi Nyata dikutip dari kanal YouTube Partai Perindo Rabu, (26/4/2023).
Rezara lantas mulai antusias dan percaya diri. Bahkan, tawaran tersebut tak mengharuskannya melakukan casting. Dia kemudian langsung mengunjungi tempat syuting yang ada di kawasan Muara Angke bersama ketiga temannya yang juga perantau.
Meski harus menunggu hingga pukul 02.00 dan menjalankan syuting hingga pukul 04.00, Rezaratampak masih antusias. Bahkan, saat itu dia hanya menerima bayaran sebesar Rp75 ribu.
“Nggak casting dulu gue bilang. Langsung dateng aja ke lokasi. Oke inget banget gue di Muara Angke. 'Jam 7 malem dateng ya mas', dateng lah gue jam 7 malem sama temen gue berempat. Sama-sama perantau tuh,” jelas Rezara.
“Pas dateng kok sepi di Muara Angke. Kita kan nggak ada yang ngerti lokasi kan. Kita telepon kan, ternyata mereka masih moving. Nyampe-nyampe jam 12 malem ternyata dan kita mulai syuting jam 2 pagi, kelar jam 4 pagi, bayaran Rp75 ribu,” lanjutnya.
Saking antusiasnya karena bisa syuting, saat itu Rezarabahkan memberi kabar kepada keluarganya di Surabaya. Pasalnya, dia saat itu cukup percaya diri karena akhirnya bisa masuk TV.
Namun, sayangnya hal tersebut tidak sesuai ekspetasi. Pasalnya, Rezarabersama ketiga temannya ternyata hanya sebatas pemeran figuran. Bagian wajah mereka pun tak sedikitpun tampak di layar kaca.
“Gue udah woro-woro nih ke orang rumah di Surabaya, syuting sinetron nih, pas tayang hanya langkah kaki, hanya punggungnya saja. Jadi ceritanya itu gue jadi warga yang barantem, lagi ngompor-ngomporin. Naik truk, truk ikan kayaknya ya kalau di Muara Angke mah,” ujar Rezara.
Tidak hanya itu, Rezara juga mengungkapkan salah satu pengalaman berkesan ketika pertama kali bekerja di Jakarta. Yakni ketika dia menjadi seorang pembawa acara atau MC di sebuah supermarket.
“Terus gue pernah lagi dapet kerjaan jadi MC, nah itu 2013 itu MC di supermarket. Middle namanya, dari jam 12 siang sampe jam 8 malem, woro-woro bayarannya Rp225 ribu,” tandasnya.
Namun, Rezaratidak menyesali pernah merasakan berbagai pengalaman pahit itu. Dia menjadikan hal tersebut sebagai batu loncatan agar bisa terus bertahan selama bekerja di Jakarta, khususnya di dunia hiburan.
(dra)