Waspada Aerosol di Gym pada Masa Pandemi, Lakukan Langkah Aman Ini
loading...
A
A
A
Setelah sekian lama hanya bisa berolahraga di dalam rumah, kini masyarakat menyambut gembira saat fasilitas olahraga seperti pusat kebugaran secara bertahap mulai dibuka. Namun, berbagai protokol kesehatan harus tetap diperhatikan agar pengguna pusat kebugaran mendapat manfaat olahraga sekaligus tetap aman dari penularan COVID-19.
Pusat kebugaran dan area olahraga publik termasuk tempat dengan risiko penularan yang tinggi. Terlebih olahraga merupakan Aerosol Generating Procedures (AGPs). AGPs yaitu aktivitas-aktivitas yang dapat menimbulkan aerosol. ( )
Hal tersebut dijelaskan oleh dr. Anita Suryani, Dokter Spesialis Olahraga, dalam sesi diskusi Gugus Tugas Nasional di Graha BNPB, Jakarta, baru-baru ini.
"Kita tahu aerosol membuat droplet jadi semakin kecil dan membuat bertahan lebih lama di udara sehingga penularan makin mudah," jelas dr. Anita.
Hal inilah yang membuat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) merekomendasikan agar masyarakat melakukan latihan fisik atau berolahraga di rumah saja. Namun, dengan melihat faktor sosial dan ekonomi, dr. Anita pun membagi tips agar tetap aman saat berolahraga di pusat kebugaran atau fasilitas olahraga pada ruang tertutup lain.
"Kita pengguna fitnes atau pengguna gym , sebisa mungkin membawa semua peralatan sendiri. Handuk, baju, dan botol air," ujar dr. Anita.
Sementara untuk peralatan olahraga yang digunakan bersama, selalu bersihkan terlebih dulu dengan disinfektan sebelum digunakan. Ia juga menyarankan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut setelah memegang peralatan kebugaran. ( )
Untuk penggunaan masker, dr. Anita mengakui, dapat mengganggu metabolisme tubuh saat intensitas olahraga tinggi, namun tidak masalah untuk olahraga dengan intensitas rendah dan sedang. Ia pun mengingatkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan seperti cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak demi menekan risiko penularan saat berolahraga di pusat kebugaran.
"Olahraga intensitas sedang itu meningkatkan sistem imun, bukan yang intensitas tinggi. Jadi kalau kita tertular corona tidak akan bergejala, kita akan sehat-sehat saja. Tapi, penularannya tetap harus dicegah dengan cara cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, dan bawa peralatan sendiri," tutup dr. Anita.
Pusat kebugaran dan area olahraga publik termasuk tempat dengan risiko penularan yang tinggi. Terlebih olahraga merupakan Aerosol Generating Procedures (AGPs). AGPs yaitu aktivitas-aktivitas yang dapat menimbulkan aerosol. ( )
Hal tersebut dijelaskan oleh dr. Anita Suryani, Dokter Spesialis Olahraga, dalam sesi diskusi Gugus Tugas Nasional di Graha BNPB, Jakarta, baru-baru ini.
"Kita tahu aerosol membuat droplet jadi semakin kecil dan membuat bertahan lebih lama di udara sehingga penularan makin mudah," jelas dr. Anita.
Hal inilah yang membuat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) merekomendasikan agar masyarakat melakukan latihan fisik atau berolahraga di rumah saja. Namun, dengan melihat faktor sosial dan ekonomi, dr. Anita pun membagi tips agar tetap aman saat berolahraga di pusat kebugaran atau fasilitas olahraga pada ruang tertutup lain.
"Kita pengguna fitnes atau pengguna gym , sebisa mungkin membawa semua peralatan sendiri. Handuk, baju, dan botol air," ujar dr. Anita.
Sementara untuk peralatan olahraga yang digunakan bersama, selalu bersihkan terlebih dulu dengan disinfektan sebelum digunakan. Ia juga menyarankan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut setelah memegang peralatan kebugaran. ( )
Untuk penggunaan masker, dr. Anita mengakui, dapat mengganggu metabolisme tubuh saat intensitas olahraga tinggi, namun tidak masalah untuk olahraga dengan intensitas rendah dan sedang. Ia pun mengingatkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan seperti cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak demi menekan risiko penularan saat berolahraga di pusat kebugaran.
"Olahraga intensitas sedang itu meningkatkan sistem imun, bukan yang intensitas tinggi. Jadi kalau kita tertular corona tidak akan bergejala, kita akan sehat-sehat saja. Tapi, penularannya tetap harus dicegah dengan cara cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, dan bawa peralatan sendiri," tutup dr. Anita.
(tsa)