Gejala Mirip Maag Jangan Disepelekan, Waspada Batu Ginjal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Mataram yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dr. Akhada Maulana, Sp.U mengungkap tentang pengalamannya yang belakangan kerap bertemu pasien dengan beberapa keluhan yang gejalanya mirip penyakit maag .
Namun, saat melakukan pemeriksaan kepada beberapa pasiennya itu, dr. Akhadasempat dibuat kaget dengan adanya sebuah bentuk seperti batu kecil di ginjal.
Melalui postingan thread di akun Twitternya, dr. Akhada juga turut membagikan potret hasil rontgen salah satu pasien untuk membandingkan kondisi ginjal yang normal dan yang sudah membentuk batu kecil.
Usut punya usut, batu kecil tersebutlah yang ternyata menyebabkan ginjal pasien tersebut perlahan rusak. Menurut dr.Akhada, dalam dunia medis, penyakit ini dikenal dengan silent stone alias batu ginjal.
Foto/Twitter dr. Akhada
“Akhir2 ini beberapa kali ketemu pasien yang datang hanya dengan keluhan seperti maag (mual/nyeri ulu hati),” ujar dr. Akhada, melalui akun Twitternya, @akhadam77, dikutip Jumat, (19/5/2023).
“Eh ternyata tahu2 ada batu yang menyebabkan ginjalnya rusak. Bisa dilihat pada sebelah kiri ada panah putih. Itu ginjal normal. Ujung panah adalah daging ginjal yang tebal,” sambungnya.
Meski kasusnya jarang terjadi, dr. Akhada menegaskan bahwa batu ginjal merupakan penyakit yang tidak bergejala. Namun, menurutnya kasus ini cukup sering terjadi di wilayah NTB.
Pasalnya, NTB merupakan salah satu wilayah perbukitan yang sumber airnya memiliki kandungan zat kapur yang cukup tinggi. Ditambah dengan berbagai faktor resiko yang membuat kasus batu ginjal di wilayah ini cukup tinggi.
“Ya namanya silent stone tentu tidak bergejala. Sebelum teman2 tanya gmn antisipasinya. Memang ini kasus yang jarang terjadi,” ungkapnya.
“Namun bila anda tinggal di daerah sabuk batu yang mana banyak org kena batu, kayak di NTB, atau anda punya faktor resiko, misal asam urat or kolesterol tinggi sumber air minum sehari2 banyak mengandung zat kapur,” lanjutnya.
Dokter yang juga merupakan ketua IDI Kota Mataram ini lantas mengimbau masyarakat untuk rajin melakukan pemeriksaan melalui USG Urologi agar kasus batu ginjal bisa segera diatasi sedini mungkin.
“Maka sebaiknya tiap tahun lakukan usg urologi utk deteksi dini. Sehingga kalau sampai ada batu ginjal atau saluran kencing bisa segera ditangani sedini mungkin,” imbaunya.
Namun, saat melakukan pemeriksaan kepada beberapa pasiennya itu, dr. Akhadasempat dibuat kaget dengan adanya sebuah bentuk seperti batu kecil di ginjal.
Melalui postingan thread di akun Twitternya, dr. Akhada juga turut membagikan potret hasil rontgen salah satu pasien untuk membandingkan kondisi ginjal yang normal dan yang sudah membentuk batu kecil.
Usut punya usut, batu kecil tersebutlah yang ternyata menyebabkan ginjal pasien tersebut perlahan rusak. Menurut dr.Akhada, dalam dunia medis, penyakit ini dikenal dengan silent stone alias batu ginjal.
Foto/Twitter dr. Akhada
“Akhir2 ini beberapa kali ketemu pasien yang datang hanya dengan keluhan seperti maag (mual/nyeri ulu hati),” ujar dr. Akhada, melalui akun Twitternya, @akhadam77, dikutip Jumat, (19/5/2023).
“Eh ternyata tahu2 ada batu yang menyebabkan ginjalnya rusak. Bisa dilihat pada sebelah kiri ada panah putih. Itu ginjal normal. Ujung panah adalah daging ginjal yang tebal,” sambungnya.
Meski kasusnya jarang terjadi, dr. Akhada menegaskan bahwa batu ginjal merupakan penyakit yang tidak bergejala. Namun, menurutnya kasus ini cukup sering terjadi di wilayah NTB.
Pasalnya, NTB merupakan salah satu wilayah perbukitan yang sumber airnya memiliki kandungan zat kapur yang cukup tinggi. Ditambah dengan berbagai faktor resiko yang membuat kasus batu ginjal di wilayah ini cukup tinggi.
“Ya namanya silent stone tentu tidak bergejala. Sebelum teman2 tanya gmn antisipasinya. Memang ini kasus yang jarang terjadi,” ungkapnya.
“Namun bila anda tinggal di daerah sabuk batu yang mana banyak org kena batu, kayak di NTB, atau anda punya faktor resiko, misal asam urat or kolesterol tinggi sumber air minum sehari2 banyak mengandung zat kapur,” lanjutnya.
Dokter yang juga merupakan ketua IDI Kota Mataram ini lantas mengimbau masyarakat untuk rajin melakukan pemeriksaan melalui USG Urologi agar kasus batu ginjal bisa segera diatasi sedini mungkin.
“Maka sebaiknya tiap tahun lakukan usg urologi utk deteksi dini. Sehingga kalau sampai ada batu ginjal atau saluran kencing bisa segera ditangani sedini mungkin,” imbaunya.
(hri)