Menengok Kiprah Maurina Arlia, Sosok di Balik Sukses Buah Bibir Nusantara
loading...
A
A
A
"Dua generasi ini menurut saya unik ya. Mereka adalah generasi yang menurut saya sangat beruntung dalam mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Namun, di balik itu semua informasi yang diterima perlu difilter apakah ini fakta atau hoax," papar Maurina.
"Saat mengemas pesan, perlu strategi komunikasi dalam menentukan target pasar seperti umur, jenis kelamin, lokasi, kemudian menentukan background influencer, penggunaan kata atau bahasa dalam penyampaian, konsep acara, dan yang paling penting adalah data valid yang dihasilkan melalui riset," kata Maurina lagi.
Hal ini, ujarnya, akan berpengaruh pada positioning dalam rangka membentuk identitas yang dimiliki oleh brand yakni atribut, manfaat, pesaing, pemakai, harga, dan kategori produk.
"Buat sesuatu yang simple namun mudah diingat," ujar Maurina, membagikan pengalamannya.
Buah Bibir Nusantara yang Maurina kelola memiliki sentuhan kreatif dan layanan mengemas konten yang sesuai dengan tujuan perusahaan atau individu. Itu semua tak lepas dari pengalaman Maurina Arlia di industri ini.
"Jika diceritakan bagaimana saya bisa mendirikan jasa konsultan public relation bernama Buah Bibir, ini menjadi flashback saya saat masa kuliah. Saya sempat kuliah diploma untuk jurusan Sekretaris. Kemudian, melanjutkan kuliah di jurusan Public Relation pada salah satu universitas di Jakarta," ungkap Maurina.
"Karena ketertarikan saya pada dunia PR, pada 2012 saya ingin terjun ke dunia kerja yang sesuai dengan jurusan kuliah yang saya ambil. Saya akhirnya diterima di PR agency di Jakarta. Berawal dari magang selama tiga bulan, ternyata saya makin tertarik dengan dunia PR. Beruntung saya diberi kesempatan bekerja setelah proses magang selesai," lanjutnya.
Maurina membuktikan bahwa dengan kerja keras, dirinya mampu mengelola banyak project.
"Kami memang bukan yang pertama, namun jadi yang terbaik sesuai visi kami menjadikan konsultan PR kearifan lokal dengan projek yang mengutamakan profesionalitas," pungkasnya.
"Saat mengemas pesan, perlu strategi komunikasi dalam menentukan target pasar seperti umur, jenis kelamin, lokasi, kemudian menentukan background influencer, penggunaan kata atau bahasa dalam penyampaian, konsep acara, dan yang paling penting adalah data valid yang dihasilkan melalui riset," kata Maurina lagi.
Hal ini, ujarnya, akan berpengaruh pada positioning dalam rangka membentuk identitas yang dimiliki oleh brand yakni atribut, manfaat, pesaing, pemakai, harga, dan kategori produk.
"Buat sesuatu yang simple namun mudah diingat," ujar Maurina, membagikan pengalamannya.
Buah Bibir Nusantara yang Maurina kelola memiliki sentuhan kreatif dan layanan mengemas konten yang sesuai dengan tujuan perusahaan atau individu. Itu semua tak lepas dari pengalaman Maurina Arlia di industri ini.
"Jika diceritakan bagaimana saya bisa mendirikan jasa konsultan public relation bernama Buah Bibir, ini menjadi flashback saya saat masa kuliah. Saya sempat kuliah diploma untuk jurusan Sekretaris. Kemudian, melanjutkan kuliah di jurusan Public Relation pada salah satu universitas di Jakarta," ungkap Maurina.
"Karena ketertarikan saya pada dunia PR, pada 2012 saya ingin terjun ke dunia kerja yang sesuai dengan jurusan kuliah yang saya ambil. Saya akhirnya diterima di PR agency di Jakarta. Berawal dari magang selama tiga bulan, ternyata saya makin tertarik dengan dunia PR. Beruntung saya diberi kesempatan bekerja setelah proses magang selesai," lanjutnya.
Maurina membuktikan bahwa dengan kerja keras, dirinya mampu mengelola banyak project.
"Kami memang bukan yang pertama, namun jadi yang terbaik sesuai visi kami menjadikan konsultan PR kearifan lokal dengan projek yang mengutamakan profesionalitas," pungkasnya.
(tsa)