Pakar Nutrisi AS Rekomendasikan Kacang Tanah Masuk dalam MPASI

Minggu, 26 Juli 2020 - 09:16 WIB
loading...
Pakar Nutrisi AS Rekomendasikan...
Pola makan sehat pada bayi berumur 0-24 bulan dan selama dalam kandungan serta periode menyusu sangat penting untuk mendukung pertumbuhan sekaligus perkembangan di masa balita, kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Foto Ilustrasi/iStock
A A A
JAKARTA - Sejumlah pakar nutrisi di Amerika Serikat (AS) mengeluarkan panduan terbaru terkait pemberian makanan pendamping ASI (MPASi) untuk bayi. Pada salah satu poin panduan itu disebutkan bahwa penting untuk memberikan bayi MPASI berupa kacang tanah agar si kecil terhindar dari alergi.

Komite Penasihat yang beranggotakan para pakar dari dua kementerian di AS, yakni Departemen Pertanian dan Departemen Kesehatan, belum lama ini mengeluarkan laporan berisi panduan makan sehat bagi anak di rentang usia 0-2 tahun. Kesimpulan pada laporan tersebut menyatakan, diet sehat di 24 bulan pertama kehidupan anak bakal memengaruhi kondisi kesehatan si kecil saat sudah beranjak dewasa. ( )

Laporan bertajuk "Dietary Guidelines Advisory Committee 2020" itu menegaskan bahwa pola makan sehat pada bayi berumur 0-24 bulan dan selama dalam kandungan serta periode menyusu sangat penting untuk mendukung pertumbuhan sekaligus perkembangan di masa balita, kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.

Isi laporan tersebut menegaskan, periode 1.000 hari pertama kehidupan tidak hanya berkontribusi pada kesehatan jangka panjang, tapi juga membantu membangun preferensi rasa serta pemilihan makanan pada anak. Selain itu, Komite juga mengatakan, pemberian makanan padat nutrisi secara berlebihan di awal kehidupan dapat memicu timbulnya faktor risiko yang dihubungkan dengan penyakit kronis di kemudian hari.

Mengutip laman Fox News, berikut adalah enam poin utama di dalam "Dietary Guidelines Advisory Committee 2020" yang berkaitan dengan kebiasaan makan anak serta ibu hamil.

1. Jangan Tambahkan Gula pada MPASI
Sebelum bayi menginjak usia 24 bulan, pantang bagi orangtua memberikan anak mereka makanan ataupun minuman yang mengandung gula tambahan. Energi yang dihasilkan dari makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat menggantikan zat-zat yang diperoleh dari makanan padat gizi, sehingga malah meningkatkan risiko kekurangan nutrisi pada bayi.

Para pakar telah membuat hubungan antara konsumsi minuman manis dengan kegemukan atau obesitas. Mereka menyebut, hampir 70% gula tambahan didapatkan dari produk minuman manis, dessert, camilan manis, dan cokelat. ( )

2. ASI Lebih Baik
ASI sudah terbukti mampu mengurangi risiko kelebihan berat badan, diabetes tipe 1, dan penyakit asma. Bayi yang diberi ASI memiliki risiko lebih rendah terhadap tiga persoalan tersebut dibandingkan bayi yang tidak pernah disusui ASI.

3. Jangan Beri Makanan Solid Sebelum Bayi Berumur 4 Bulan
Penelitian telah menunjukkan bahwa memberi makan bayi sebelum berumur empat bulan berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas pada usia anak 2-12 tahun. Terlebih lagi pada bayi yang diberi susu formula, karena mereka tidak bisa mengatur perasaan kenyang seperti halnya bayi yang diberi ASI.

4. Perkenalkan Kacang Tanah dan Telur Sejak Dini untuk Kurangi Alergi
Para pakar di Komite Penasihat AS menemukan bahwa memberi kacang tanah dan telur dalam bentuk yang sesuai untuk bayi setelah mereka berusia di atas empat bulan dapat mengurangi risiko alergi makanan. Komite juga menyebut, tidak akan berbahaya memperkenalkan makanan yang berpotensi menyebabkan alergi pada tahapan usia anak di atas empat bulan.

5. Beri Vitamin D serta Perhatikan Asupan Zat Besi dan Zinc
Berhubung ASI tidak mengandung vitamin D yang cukup, Komite merekomendasikan agar bayi yang menyusu ASI diberi tambahan vitamin ini sebanyak 400 IU sejak lahir hingga disapih. Hanya, memberi bayi vitamin D melebihi dosis tersebut tidak dianjurkan.

Para pakar juga merekomendasikan agar ibu rutin memberi bayi mereka daging yang mengandung banyak iron dan zinc setelah si kecil berusia di atas enam bulan. Lemak tak jenuh ganda yang terdapat di dalam ikan, minyak ikan, minyak sayuran, kacang, dan biji-bijian memainkan peran penting pula dalam perkembangan otak anak.

6. Makanan Ibu Selama Masa Persiapan dan Kehamilan Berpengaruh
Laporan Komite Penasihat ini memperingatkan bahwa risiko penyakit kronis di awal kehidupan bergantung pada pola makan sehat ibu serta kebiasaan makan si kecil sejak bayi. (Baca Juga: Baik Buruk Kopi untuk Kesehatan )

Salah satu solusi yang dibagikan para pakar adalah, ibu hamil dan bayi harus rutin makan ikan setidaknya 8-12 ons per minggu atau jenis seafood lain yang mengandung asam lemak omega-3 tinggi serta rendah methylmercury seperti kepiting, tiram, salmon, kerang, udang, cumi, dan ikan air tawar. Riset telah menunjukkan bahwa jenis bahan makanan tersebut dapat meningkatkan perkembangan otak dan kemampuan komunikasi si kecil kelak.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1494 seconds (0.1#10.140)