Ini Gejala yang Muncul pada Manusia setelah Konsumsi Daging Terinfeksi Antraks
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus antraks kembali muncul di Yogyakarta. Penyakit ini bukan hanya menyerang hewan, tetapi juga menular pada manusia.
Mengutip Mayo Clinic, Rabu (5/7/2023), antraks disebabkan oleh bakteri pembentuk spora bernama bacillus anthracis. Antraks kerap menyerang hewan ternak hingga hewan liar, tetapi juga bisa membuat manusia terinfeksi lewat kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan yang sakit.
Bakteri antraks dapat masuk ke dalam tubuh lewat luka pada kulit. Selain itu, manusia bisa juga terinfeksi usai menghirup spora serta memakan daging yang telah terkontaminasi.
Berhubung masyarakat Indonesia gemar menyantap daging hewan ternak seperti sapi, harus dipahami baik-baik gejala yang bakal timbul setelah Anda mengonsumsi daging yang terinfeksi antraks.
Menurut penjelasan Department of Health New York State, menyantap daging yang terinfeksi antraks dan dalam kondisi kurang matang, bakal menimbulkan gejala pada pencernaan. Gejala tersebut meliputi sakit perut luar biasa, demam, buang air besar berair, diare berdarah, hingga muntah darah.
Sementara itu, di luar gejala dari imbas mengonsumsi daging terinfeksi antraks, ada juga gejala lain yang timbul lewat sentuhan maupun penghirupan. Sentuhan maksudnya menyentuh produk hewani yang terkontaminasi seperti tulang, wol, dan kulit. Nantinya infeksi bisa terjadi saat bakteri masuk lewat luka atau goresan di kulit.
Kalau sudah begitu, gejala yang ditimbulkan bisa berupa gatal, muncul bisul besar, dan menjadi tertutup koreng hitam. Apabila ini tidak diobati, infeksi bakal menyebar ke kelenjar getah bening hingga aliran darah.
Ada juga gejala timbul dari penghirupan spora bakteri. Orang yang terinfeksi lewat cara ini akan merasa demam, kelelahan, malaise, dan batuk atau nyeri dada untuk gejala pertama. Selanjutnya, akan kembali terserang demam tinggi, denyut nadi cepat, dan kesulitan bernapas yang parah dalam dua hingga lima hari.
Jangan anggap sepele ya! Department of Health New York State menjelaskan bahwa antraks inhalasi sering kali berakibat fatal. Maka itu, ketika muncul gejala, segeralah temui dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.
Mengutip Mayo Clinic, Rabu (5/7/2023), antraks disebabkan oleh bakteri pembentuk spora bernama bacillus anthracis. Antraks kerap menyerang hewan ternak hingga hewan liar, tetapi juga bisa membuat manusia terinfeksi lewat kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan yang sakit.
Bakteri antraks dapat masuk ke dalam tubuh lewat luka pada kulit. Selain itu, manusia bisa juga terinfeksi usai menghirup spora serta memakan daging yang telah terkontaminasi.
Berhubung masyarakat Indonesia gemar menyantap daging hewan ternak seperti sapi, harus dipahami baik-baik gejala yang bakal timbul setelah Anda mengonsumsi daging yang terinfeksi antraks.
Menurut penjelasan Department of Health New York State, menyantap daging yang terinfeksi antraks dan dalam kondisi kurang matang, bakal menimbulkan gejala pada pencernaan. Gejala tersebut meliputi sakit perut luar biasa, demam, buang air besar berair, diare berdarah, hingga muntah darah.
Sementara itu, di luar gejala dari imbas mengonsumsi daging terinfeksi antraks, ada juga gejala lain yang timbul lewat sentuhan maupun penghirupan. Sentuhan maksudnya menyentuh produk hewani yang terkontaminasi seperti tulang, wol, dan kulit. Nantinya infeksi bisa terjadi saat bakteri masuk lewat luka atau goresan di kulit.
Kalau sudah begitu, gejala yang ditimbulkan bisa berupa gatal, muncul bisul besar, dan menjadi tertutup koreng hitam. Apabila ini tidak diobati, infeksi bakal menyebar ke kelenjar getah bening hingga aliran darah.
Ada juga gejala timbul dari penghirupan spora bakteri. Orang yang terinfeksi lewat cara ini akan merasa demam, kelelahan, malaise, dan batuk atau nyeri dada untuk gejala pertama. Selanjutnya, akan kembali terserang demam tinggi, denyut nadi cepat, dan kesulitan bernapas yang parah dalam dua hingga lima hari.
Jangan anggap sepele ya! Department of Health New York State menjelaskan bahwa antraks inhalasi sering kali berakibat fatal. Maka itu, ketika muncul gejala, segeralah temui dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.
(tsa)