Ikan Jenis Ini Bisa Menyebabkan Kanker Kulit, Jangan Dikonsumsi Berlebihan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Konsumsi ikan tuna dan ikan non goreng lainnya dikaitkan dengan peningkatan risiko melanoma, jenis kanker kulit yang paling serius. Temuan ini berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Cause & Control.
Dilansir dari Health Line, Selasa (25/7/2023) para peneliti menduga penyebab kanker kulit ini karena racun daripada ikan itu sendiri. Seperti halnya merkuri.
"Kami berspekulasi bahwa temuan kami mungkin dapat dikaitkan dengan kontaminan pada ikan, seperti bifenil poliklorinasi, dioksin, arsenik, dan merkuri," kata penulis studi sekaligus profesor dermatologi dan epidemiologi di Universitas Brown Eunyoung Cho.
Namun, para peneliti memperingatkan bukan berarti Anda harus menghindari mengonsumsi ikan sehari-hari. Sebab, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami hubungan yang terlihat dalam penelitian ini.
American Cancer Society Trusted mengatakan meskipun melanoma hanya menyumbang sebagian kecil dari kanker kulit, namun penyakit ini menyebabkan sebagian besar kematian akibat kanker kulit. Melihat apakah ada hubungan antara risiko kanker kulit dan konsumsi ikan, penulis menganalisis data dari lebih dari 490.000 orang dewasa.
Peserta melaporkan seberapa sering dan berapa banyak ikan yang mereka makan, termasuk ikan goreng, ikan yang tidak digoreng seperti flounder dan cod, dan tuna kalengan. Para peneliti memperoleh data dari pendaftar kanker untuk menentukan berapa banyak peserta yang mengembangkan melanoma selama 13 hingga 16 tahun ke depan.
Mereka juga mencoba mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi risiko seseorang terkena melanoma. Seperti indeks massa tubuh, tingkat aktivitas fisik, merokok, riwayat keluarga kanker, asupan alkohol dan kalori, dan tingkat radiasi ultraviolet (UV) lokal rata-rata peserta.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang makan jumlah ikan tertinggi per hari rata-rata (42,8 gram) memiliki risiko melanoma ganas 22 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki asupan harian rata-rata terendah (3,2 gram).
Mereka juga memiliki risiko 28 persen lebih tinggi terkena sel abnormal hanya di lapisan luar kulit atau melanoma in situ. Peserta dalam penelitian yang makan 14,2 gram tuna per hari rata-rata memiliki risiko melanoma ganas 20 persen lebih tinggi dan risiko melanoma in situ 17 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang makan rata-rata 0,3 gram per hari.
Bagi mereka yang makan rata-rata 17,8 gram per hari ikan yang tidak digoreng, risiko melanoma ganas adalah 18 persen lebih tinggi daripada mereka yang makan 0,3 gram per hari. Risiko melanoma in situ mereka juga 25 persen lebih tinggi. Para peneliti tidak menemukan hubungan antara konsumsi ikan goreng dan risiko kedua jenis melanoma.
Dilansir dari Health Line, Selasa (25/7/2023) para peneliti menduga penyebab kanker kulit ini karena racun daripada ikan itu sendiri. Seperti halnya merkuri.
"Kami berspekulasi bahwa temuan kami mungkin dapat dikaitkan dengan kontaminan pada ikan, seperti bifenil poliklorinasi, dioksin, arsenik, dan merkuri," kata penulis studi sekaligus profesor dermatologi dan epidemiologi di Universitas Brown Eunyoung Cho.
Namun, para peneliti memperingatkan bukan berarti Anda harus menghindari mengonsumsi ikan sehari-hari. Sebab, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami hubungan yang terlihat dalam penelitian ini.
American Cancer Society Trusted mengatakan meskipun melanoma hanya menyumbang sebagian kecil dari kanker kulit, namun penyakit ini menyebabkan sebagian besar kematian akibat kanker kulit. Melihat apakah ada hubungan antara risiko kanker kulit dan konsumsi ikan, penulis menganalisis data dari lebih dari 490.000 orang dewasa.
Peserta melaporkan seberapa sering dan berapa banyak ikan yang mereka makan, termasuk ikan goreng, ikan yang tidak digoreng seperti flounder dan cod, dan tuna kalengan. Para peneliti memperoleh data dari pendaftar kanker untuk menentukan berapa banyak peserta yang mengembangkan melanoma selama 13 hingga 16 tahun ke depan.
Mereka juga mencoba mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi risiko seseorang terkena melanoma. Seperti indeks massa tubuh, tingkat aktivitas fisik, merokok, riwayat keluarga kanker, asupan alkohol dan kalori, dan tingkat radiasi ultraviolet (UV) lokal rata-rata peserta.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang makan jumlah ikan tertinggi per hari rata-rata (42,8 gram) memiliki risiko melanoma ganas 22 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki asupan harian rata-rata terendah (3,2 gram).
Mereka juga memiliki risiko 28 persen lebih tinggi terkena sel abnormal hanya di lapisan luar kulit atau melanoma in situ. Peserta dalam penelitian yang makan 14,2 gram tuna per hari rata-rata memiliki risiko melanoma ganas 20 persen lebih tinggi dan risiko melanoma in situ 17 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang makan rata-rata 0,3 gram per hari.
Bagi mereka yang makan rata-rata 17,8 gram per hari ikan yang tidak digoreng, risiko melanoma ganas adalah 18 persen lebih tinggi daripada mereka yang makan 0,3 gram per hari. Risiko melanoma in situ mereka juga 25 persen lebih tinggi. Para peneliti tidak menemukan hubungan antara konsumsi ikan goreng dan risiko kedua jenis melanoma.
(dra)