Jenny Rachman Jadi Artis Termahal Era 1980an, Dijuluki The Big Five
loading...
A
A
A
JAKARTA – Apa kabar artis senior Jenny Rachman? Namanya memang sudah tidak asing di dunia perfilman Indonesia.
Di masa kejayaannya, Jenny Rachman termasuk salah satu artis yang dijuluki The Big Five.
The Big Five merupakan julukan yang diberikan untuk lima artis dengan bayaran termahal pada era 1977 hingga 1982, tonggak kebangkitan serta zaman keemasan perfilman Indonesia.
Nama Jenny Rachman kian meroket berkat perannya dalam film Gita Cinta dari SMA. Tokoh ikonik Ratna yang berpasangan dengan Galih (Rano Karno) dalam film itu pun begitu melekat dalam dirinya.
Sempat vakum selama lebih dari 20 tahun, Jenny Rachman sempat kembali muncul di layar lebar pada 2011 lewat film Dibawah Lindungan Ka'bah.
Jenny pun kembali menghilang, hingga akhirnya kembali muncul lewat film Air Mata di Ujung Sajadah yang akan dirilis 7 September 2023.
Jenny Rachman mengaku bahwa dirinya memang cukup selektif dalam memilih peran melainkan merasa begitu bertanggung jawab untuk tampil maksimal di dunia yang telah membesarkan namanya. Sehingga butuh waktu 11 tahun hingga akhirnya dia menemukan film dengan kisah yang menyentuh hatinya.
"Bukan nggak mau, aku tuh dari dulu bukannya nggak mau, tapi mungkin sebagai rasa tanggung jawab aku terhadap profesi sehingga aku agak sedikit selektif di dalam memilih peran," kata Jenny Rachman di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2023).
Jenny Rachman menyebut dirinya tidak ada niat untuk vakum dari industri perfilman. Namun, memang banyak pertimbangan yang dipikirkannya ketika mengambil tawaran untuk bermain film. Terlebih, dia juga berharap kedepannya mendapatkan peran yang lebih menantang ketimbang peran-perannya yang kebanyakan terlibat dalam film drama.
"Kalau memang ceritanya bagus, pemerannya bagus, ada tantangan dan punya message positif tentunya untuk para pecinta film indonesia, pasti aku main gitu. Jadi bukannya menghindar atau bukan aku nggak mau main, ya mudah mudahan aja setelah Air Mata di Ujung Sajadah aku bisa mendapatkan cerita dan peran-peran yang lebih menantang lagi," tuturnya.
Meski demikian, Jenny tak menampik jika film drama akan selalu memiliki tempat tersendiri di hatinya. Pasalnya, banyak pesan moral yang terselip dalam setiap film drama, terutama film drama yang memang relate dengan kehidupan masyarakat.
"Dari dulu film saya selalu kehidupan drama sosial ya. Karena dalam kehidupan ini saja sudah drama. Jadi memang banyak pembelajaran yang aku terima dari cerita di setiap film. Jadi drama kehidupan, tetapi drama kehidupan yang bisa memberikan nilai positif kepada masyarakat dan punya massage yang positif, pasti aku main," ucap Jenny.
Di masa kejayaannya, Jenny Rachman termasuk salah satu artis yang dijuluki The Big Five.
The Big Five merupakan julukan yang diberikan untuk lima artis dengan bayaran termahal pada era 1977 hingga 1982, tonggak kebangkitan serta zaman keemasan perfilman Indonesia.
Nama Jenny Rachman kian meroket berkat perannya dalam film Gita Cinta dari SMA. Tokoh ikonik Ratna yang berpasangan dengan Galih (Rano Karno) dalam film itu pun begitu melekat dalam dirinya.
Sempat vakum selama lebih dari 20 tahun, Jenny Rachman sempat kembali muncul di layar lebar pada 2011 lewat film Dibawah Lindungan Ka'bah.
Jenny pun kembali menghilang, hingga akhirnya kembali muncul lewat film Air Mata di Ujung Sajadah yang akan dirilis 7 September 2023.
Jenny Rachman mengaku bahwa dirinya memang cukup selektif dalam memilih peran melainkan merasa begitu bertanggung jawab untuk tampil maksimal di dunia yang telah membesarkan namanya. Sehingga butuh waktu 11 tahun hingga akhirnya dia menemukan film dengan kisah yang menyentuh hatinya.
"Bukan nggak mau, aku tuh dari dulu bukannya nggak mau, tapi mungkin sebagai rasa tanggung jawab aku terhadap profesi sehingga aku agak sedikit selektif di dalam memilih peran," kata Jenny Rachman di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2023).
Jenny Rachman menyebut dirinya tidak ada niat untuk vakum dari industri perfilman. Namun, memang banyak pertimbangan yang dipikirkannya ketika mengambil tawaran untuk bermain film. Terlebih, dia juga berharap kedepannya mendapatkan peran yang lebih menantang ketimbang peran-perannya yang kebanyakan terlibat dalam film drama.
"Kalau memang ceritanya bagus, pemerannya bagus, ada tantangan dan punya message positif tentunya untuk para pecinta film indonesia, pasti aku main gitu. Jadi bukannya menghindar atau bukan aku nggak mau main, ya mudah mudahan aja setelah Air Mata di Ujung Sajadah aku bisa mendapatkan cerita dan peran-peran yang lebih menantang lagi," tuturnya.
Meski demikian, Jenny tak menampik jika film drama akan selalu memiliki tempat tersendiri di hatinya. Pasalnya, banyak pesan moral yang terselip dalam setiap film drama, terutama film drama yang memang relate dengan kehidupan masyarakat.
"Dari dulu film saya selalu kehidupan drama sosial ya. Karena dalam kehidupan ini saja sudah drama. Jadi memang banyak pembelajaran yang aku terima dari cerita di setiap film. Jadi drama kehidupan, tetapi drama kehidupan yang bisa memberikan nilai positif kepada masyarakat dan punya massage yang positif, pasti aku main," ucap Jenny.
(tdy)