Buang Air Sembarangan Dijelaskan dalam Al Quran, Bisa Sebabkan Tipes hingga Infeksi Liver
loading...
A
A
A
JAKARTA – Buang air kecil atau kencing sembarang ternyata dilarang dalam Al Quran. Sebab terdapat berbagai penyakit yang dapat merusak kesehatan manusia.
Dikutip dari buku “Dikutip dari Buku Pintar Sains dalam Alquran” karya Dr Nadiah Thayyarah, terdapat sebuah riwayat hadist yang menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan. Khususnya setelah membuang air kecil atau besar.
Dari Abi Al-Ghadiyah al-Yamami, ia berkata, “Saya datang ke Madinah. Kemudian datanglah utusan Katsir ibn ash-Shillat. Rasulullah lalu memanggil mereka, namun tak seorang pun yang bangkit kecuali Abu Hurairah dan lima orang dari mereka. Aku salah satunya. Mereka lalu bangkit dan makan. Kemudian Abu Hurairah mencuci tangannya, lalu berseru, “Demi Allah, wahai penghuni masjid, kalian telah durhaka kepada Abu al-Qasim.” (HR. Ahmad).
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam pun mengingatkan kepada umat manusia, yakni terhadap perbuatan-perbuatan yang harus dihindari. Termasuk dua orang pengundang laknat, seperti buang air sembarangan.
Rasulullah bersabda:
“Waspadalah terhadap dua orang pengundang laknat.” Para sahabat bertanya, “Siapakah dua orang pengundang laknat itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah orang yang ,buang hajat di tengah jalan dan orang yang buang hajat di tempat bernaung manusia.” (HR. Ahmad dan Muslim).
“Tidaklah seseorang dari kalian buang air kecil di air yang tergenang, lalu mandi dengan air itu.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Diriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah melarang air Yang tergenang dikencingi. (HR. Muslim).
Beliau juga bersabda, “Jika salah seorang dari kalian minum) maka jangan bernapas di dalam cangkirnya. Dan jika ingin buang air, maka jangan menyentuh kemaluannya dan jangan membersihkannya dengan tangan kanannya.”
Jika kita lihat dengan mata jernih faedah-faedah mengikuti ajaran-ajaran Rasulullah di atas, maka akan mendapatkan hikmah di balik semuanya.
Ilmu pengetahuan modern menyimpulkan adanya hubungan antara ketidak-bersihan dan pencemaran dengan timbulnya penyakit, baik oleh bakteri atau virus.
Ada beberapa penyakit yang bisa menular melalui makanan atau air yang tercemar kotoran (melalui lubang anus atau mulut). Misalnya, demam tipes atau tifoid, kolera, disentri amuba, infeksi liver dan flu usus yang gejalanya berupa mencret dan muntah berat.
Demam tipes adalah penyakit umum yang timbul akibat bakteri Salmonella dan hanya menyerang manusia saja. Secara klinis, gejalanya berupa tubuh lemas, demam dan gangguan pada perut, pembengkakan pada limpa, serta kekurangan sel darah putih. Bakteri Salmonella akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut.
Salmonella tipus ini bisa keluar bersama tinja, sebagaimana juga melalui urine. Walau pasien demam tipus telah sembuh, ia tetap membawa bakteri Salmonella. Bakteri ini mengendap di dua tempat; pada kantong empedu dan ginjal. Pertama, dari kantong empedu, bakteri ini bergerak menuju usus lalu keluar bersama feses.
Kedua, dari ginjal, bakteri ini akan keluar melalui urine. Dengan demikian, sungguh benar sabda Rasulullah yang melarang kita untuk buang air besar di jalanan dan buang air kecil di air tergenang.
Sebab, tinja dan urine penderita demam tipus dapat mencemari tanah, debu dan air dengan bakteri Salmonella. Apalagi bakteri ini dapat bertahan hidup di tanah bersama fase selama enam minggu, sedang di air minimal selama empat minggu.
Rasulullah juga memerintahkan kita untuk mencuci tangan dan tidak menggunakan tangan kanan untuk membersihkan diri sehabis buang air.
Sementara, ditinjau secara ilmiah, terbukti bahwa sebagian besar kasus keracunan makanan, tipus dan disentri usus disebabkan oleh orang-orang yang membawa mikroba penyakit, tidak menjaga kesehatannya dan tidak mengikuti sunnah serta petunjuk Rasulullah SAW.
Dikutip dari buku “Dikutip dari Buku Pintar Sains dalam Alquran” karya Dr Nadiah Thayyarah, terdapat sebuah riwayat hadist yang menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan. Khususnya setelah membuang air kecil atau besar.
Dari Abi Al-Ghadiyah al-Yamami, ia berkata, “Saya datang ke Madinah. Kemudian datanglah utusan Katsir ibn ash-Shillat. Rasulullah lalu memanggil mereka, namun tak seorang pun yang bangkit kecuali Abu Hurairah dan lima orang dari mereka. Aku salah satunya. Mereka lalu bangkit dan makan. Kemudian Abu Hurairah mencuci tangannya, lalu berseru, “Demi Allah, wahai penghuni masjid, kalian telah durhaka kepada Abu al-Qasim.” (HR. Ahmad).
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam pun mengingatkan kepada umat manusia, yakni terhadap perbuatan-perbuatan yang harus dihindari. Termasuk dua orang pengundang laknat, seperti buang air sembarangan.
Rasulullah bersabda:
“Waspadalah terhadap dua orang pengundang laknat.” Para sahabat bertanya, “Siapakah dua orang pengundang laknat itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah orang yang ,buang hajat di tengah jalan dan orang yang buang hajat di tempat bernaung manusia.” (HR. Ahmad dan Muslim).
“Tidaklah seseorang dari kalian buang air kecil di air yang tergenang, lalu mandi dengan air itu.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
Diriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah melarang air Yang tergenang dikencingi. (HR. Muslim).
Beliau juga bersabda, “Jika salah seorang dari kalian minum) maka jangan bernapas di dalam cangkirnya. Dan jika ingin buang air, maka jangan menyentuh kemaluannya dan jangan membersihkannya dengan tangan kanannya.”
Jika kita lihat dengan mata jernih faedah-faedah mengikuti ajaran-ajaran Rasulullah di atas, maka akan mendapatkan hikmah di balik semuanya.
Ilmu pengetahuan modern menyimpulkan adanya hubungan antara ketidak-bersihan dan pencemaran dengan timbulnya penyakit, baik oleh bakteri atau virus.
Ada beberapa penyakit yang bisa menular melalui makanan atau air yang tercemar kotoran (melalui lubang anus atau mulut). Misalnya, demam tipes atau tifoid, kolera, disentri amuba, infeksi liver dan flu usus yang gejalanya berupa mencret dan muntah berat.
Demam tipes adalah penyakit umum yang timbul akibat bakteri Salmonella dan hanya menyerang manusia saja. Secara klinis, gejalanya berupa tubuh lemas, demam dan gangguan pada perut, pembengkakan pada limpa, serta kekurangan sel darah putih. Bakteri Salmonella akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut.
Salmonella tipus ini bisa keluar bersama tinja, sebagaimana juga melalui urine. Walau pasien demam tipus telah sembuh, ia tetap membawa bakteri Salmonella. Bakteri ini mengendap di dua tempat; pada kantong empedu dan ginjal. Pertama, dari kantong empedu, bakteri ini bergerak menuju usus lalu keluar bersama feses.
Kedua, dari ginjal, bakteri ini akan keluar melalui urine. Dengan demikian, sungguh benar sabda Rasulullah yang melarang kita untuk buang air besar di jalanan dan buang air kecil di air tergenang.
Sebab, tinja dan urine penderita demam tipus dapat mencemari tanah, debu dan air dengan bakteri Salmonella. Apalagi bakteri ini dapat bertahan hidup di tanah bersama fase selama enam minggu, sedang di air minimal selama empat minggu.
Rasulullah juga memerintahkan kita untuk mencuci tangan dan tidak menggunakan tangan kanan untuk membersihkan diri sehabis buang air.
Sementara, ditinjau secara ilmiah, terbukti bahwa sebagian besar kasus keracunan makanan, tipus dan disentri usus disebabkan oleh orang-orang yang membawa mikroba penyakit, tidak menjaga kesehatannya dan tidak mengikuti sunnah serta petunjuk Rasulullah SAW.
(tdy)