Benarkah Gula Lebih Bahaya dari MSG? Ini Faktanya!
loading...
A
A
A
JAKARTA – Benarkah gula lebih bahaya dari monosodium glutamat (MSG)? Ini menjadi pertanyaan dari banyak orang, terlebih bagi mereka yang suka makanan manis dan gurih.
Dilansir hellodoctor pada Selasa (8/8/2023), gula dan MSG merupakan zat alami dalam tubuh dan ditemukan dalam makanan yang kita makan. Semua bahan itu sehat pada kadar tertentu, tetapi dapat merusak jantung jika terlalu banyak dikonsumsi.
Monosodium glutamat adalah garam natrium yang terbentuk dari asam glutamat, asam amino yang juga terdapat di dalam tubuh. Seperti garam, MSG adalah penambah rasa yang paling sering digunakan ke dalam makanan China dan daging olahan. Ini memberikan rasa "umami" atau gurih.
Meski terbilang aman, ada efek buruk yang perlu diketahui, seperti sakit kepala, berkeringat, jantung berdebar, nyeri dada, mual dan lemas.
Bagaimana dengan gula? Gula adalah zat alami dalam karbohidrat dan memberikan energi saat pencernaan sedang berlangsung.
Bahayanya terjadi ketika terlalu banyak mengonsumsi gula olahan, seperti yang terdapat dalam soda, minuman buah, permen dan makanan olahan.
Pakar nutrisi mengatakan bahwa hubungan antara obesitas dan diabetes sudah terjalin dengan baik dan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan jantung.
Hubungan langsung antara gula dan kesehatan jantung tidak sepenuhnya jelas, tetapi gula telah diketahui membuat stres, yang seiring waktu terjadi peningkatan penumpukan lemak.
Ini bisa berkembang menjadi penyumbang diabetes, meningkatkan tekanan darah dan memperburuk peradangan kronis.
Dilansir hellodoctor pada Selasa (8/8/2023), gula dan MSG merupakan zat alami dalam tubuh dan ditemukan dalam makanan yang kita makan. Semua bahan itu sehat pada kadar tertentu, tetapi dapat merusak jantung jika terlalu banyak dikonsumsi.
Monosodium glutamat adalah garam natrium yang terbentuk dari asam glutamat, asam amino yang juga terdapat di dalam tubuh. Seperti garam, MSG adalah penambah rasa yang paling sering digunakan ke dalam makanan China dan daging olahan. Ini memberikan rasa "umami" atau gurih.
Meski terbilang aman, ada efek buruk yang perlu diketahui, seperti sakit kepala, berkeringat, jantung berdebar, nyeri dada, mual dan lemas.
Bagaimana dengan gula? Gula adalah zat alami dalam karbohidrat dan memberikan energi saat pencernaan sedang berlangsung.
Bahayanya terjadi ketika terlalu banyak mengonsumsi gula olahan, seperti yang terdapat dalam soda, minuman buah, permen dan makanan olahan.
Pakar nutrisi mengatakan bahwa hubungan antara obesitas dan diabetes sudah terjalin dengan baik dan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan jantung.
Hubungan langsung antara gula dan kesehatan jantung tidak sepenuhnya jelas, tetapi gula telah diketahui membuat stres, yang seiring waktu terjadi peningkatan penumpukan lemak.
Ini bisa berkembang menjadi penyumbang diabetes, meningkatkan tekanan darah dan memperburuk peradangan kronis.
(tdy)