Semarak HUT Kemerdekaan ke-78 RI Dirasakan para Lansia di Pantai Wreda Ini
loading...
A
A
A
BOGOR - Panti Wreda Salam Sejahtera (PWSS) yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, menggelar acara untuk memperingati HUT Kemerdekaan ke-78 RI pada Rabu (16/8/2023).
Acara ini dihadiri oleh para lansia penghuni panti dan juga Kepala PWSS Anna Hartawan, Hartawan Xie selaku Ketua Pengurus Yayasan Kasih Mulia Salam Sejahtera (YKMS) yang menaungi PWSS, Sekretaris Yayasan Ulung Rusman, Wakil Ketua Pengurus YKMS Marwan, Wakil Ketua Pengurus YKMS Lina Tjung, serta Dewan Pengawas Yayasan Djoko Wihardjo.
Dalam sambutannya, Anna Hartawan menyampaikan makna kemerdekaan bagi tiap individu, termasuk para lansia penghuni pantai wreda.
“Jiwa yang merdeka adalah jiwa yang tidak lagi cemas, merasa terasing, senantiasa bersyukur dengan apa pun yang ada, dan bekerja dengan penuh cinta. Jika perasaan kita sebaliknya, artinya jiwa kita belum merdeka," ungkap Anna Hartawan.
Sejak menjadi Kepala PWSS, Anna bersama sang suami, Hartawan Xie, memang kerap menggelar acara yang berkaitan dengan pemantapan nilai-nilai nasionalisme dan juga hari besar keagamaan.
Menurut perempuan yang akrab dipanggil Cik Anna itu, kegiatan tersebut penting untuk mengisi jiwa para lansia, pengurus panti, perawat, dan para pekerja di PWSS. Tujuannya agar terbangun semangat patriotisme serta nilai-nilai cinta kasih di antara mereka.
Dalam perayaan HUT ke-78 RI ini, Anna menggandeng Rani Badri Kalianda, Pendiri sekaligus Fasilitator Soul Of Speaking Indonesia, sebuah institusi yang bergerak di bidang workshop komunikasi atau mindfulness communication. Rani Badri Kalianda hadir untuk ikut memotivasi dan mengisi jiwa seluruh penghuni di PWSS sehingga memiliki kesadaran bahwa bahagia bukan tujuan, melainkan jalan itu sendiri.
"Karena tak mungkin kita bahagia jika saat menjalaninya perasaan kita penuh dengan kecemasan, kerap berkeluh, dan merasa terasing,“ kata Anna lagi.
Hartawan Xie menambahkan, kesadaran bisa terbangun karena adanya cinta kasih.
"Tanpa itu, mana mungkin kita bisa memberikan pelayanan yang tulus pada seluruh penghuni panti. Apalagi menyikapi serta melayani para oma dan opa seperti orang tua kita sendiri. Karena itu kegiatan yang membangun kesadaran individu menjadi penting,” papar Hartawan.
Sebagai informasi, cikal bakal pendirian PWSS dimulai pada 1995 atas prakarsa Ikatan Kekerabatan/Kekeluargaan Tio Chiu. Agenda rutin mereka dulu adalah pertemuan sekali dalam sebulan. Pertemuan itu menjadi media untuk bertukar informasi, saling berkonsultasi, dan saling bantu sesama keluarga Tio Chiu.
Dari pertemuan tersebut akhirnya muncul gagasan untuk mengadakan kegiatan yang lebih berarti. Bukan hanya untuk kalangan terbatas, tetapi juga kepentingan masyarakat luas hingga tercapailah kesepakatan untuk membangun panti wreda di Kota Bogor.
Mulai dibangun pada 1995, pembangunan gedung PWSS selesai setahun kemudian dan resmi beroperasi pada 1997.
Menurut Anna, para lansia yang tinggal di PWSS bakal mendapatkan banyak hal positif. Antara lain perawatan personal, perawatan yang lebih fokus dan disesuaikan dengan kebutuhan individu, termasuk asupan makanan, obat-obatan, serta aktivitas harian.
Meskipun tinggal di panti, para lansia ini tetap dapat berinteraksi dengan sesama penghuni maupun staf, sehingga mengurangi kesepian dan perasaan terisolasi.
Di PWSS juga selalu dibuat berbagai kegiatan sosial, fisik, dan kreatif untuk menjaga lansia tetap aktif secara mental maupun fisik. Tak ketinggalan tim medis profesional di sini juga siap memberikan perawatan sepanjang waktu, plus ambulans untuk perawatan darurat jika diperlukan.
Di PWSS, para lansia pun senantiasa mendapat penjagaan selama 24 jam, selain monitoring dengan CCTV.
Acara ini dihadiri oleh para lansia penghuni panti dan juga Kepala PWSS Anna Hartawan, Hartawan Xie selaku Ketua Pengurus Yayasan Kasih Mulia Salam Sejahtera (YKMS) yang menaungi PWSS, Sekretaris Yayasan Ulung Rusman, Wakil Ketua Pengurus YKMS Marwan, Wakil Ketua Pengurus YKMS Lina Tjung, serta Dewan Pengawas Yayasan Djoko Wihardjo.
Dalam sambutannya, Anna Hartawan menyampaikan makna kemerdekaan bagi tiap individu, termasuk para lansia penghuni pantai wreda.
“Jiwa yang merdeka adalah jiwa yang tidak lagi cemas, merasa terasing, senantiasa bersyukur dengan apa pun yang ada, dan bekerja dengan penuh cinta. Jika perasaan kita sebaliknya, artinya jiwa kita belum merdeka," ungkap Anna Hartawan.
Sejak menjadi Kepala PWSS, Anna bersama sang suami, Hartawan Xie, memang kerap menggelar acara yang berkaitan dengan pemantapan nilai-nilai nasionalisme dan juga hari besar keagamaan.
Menurut perempuan yang akrab dipanggil Cik Anna itu, kegiatan tersebut penting untuk mengisi jiwa para lansia, pengurus panti, perawat, dan para pekerja di PWSS. Tujuannya agar terbangun semangat patriotisme serta nilai-nilai cinta kasih di antara mereka.
Dalam perayaan HUT ke-78 RI ini, Anna menggandeng Rani Badri Kalianda, Pendiri sekaligus Fasilitator Soul Of Speaking Indonesia, sebuah institusi yang bergerak di bidang workshop komunikasi atau mindfulness communication. Rani Badri Kalianda hadir untuk ikut memotivasi dan mengisi jiwa seluruh penghuni di PWSS sehingga memiliki kesadaran bahwa bahagia bukan tujuan, melainkan jalan itu sendiri.
"Karena tak mungkin kita bahagia jika saat menjalaninya perasaan kita penuh dengan kecemasan, kerap berkeluh, dan merasa terasing,“ kata Anna lagi.
Hartawan Xie menambahkan, kesadaran bisa terbangun karena adanya cinta kasih.
"Tanpa itu, mana mungkin kita bisa memberikan pelayanan yang tulus pada seluruh penghuni panti. Apalagi menyikapi serta melayani para oma dan opa seperti orang tua kita sendiri. Karena itu kegiatan yang membangun kesadaran individu menjadi penting,” papar Hartawan.
Sebagai informasi, cikal bakal pendirian PWSS dimulai pada 1995 atas prakarsa Ikatan Kekerabatan/Kekeluargaan Tio Chiu. Agenda rutin mereka dulu adalah pertemuan sekali dalam sebulan. Pertemuan itu menjadi media untuk bertukar informasi, saling berkonsultasi, dan saling bantu sesama keluarga Tio Chiu.
Dari pertemuan tersebut akhirnya muncul gagasan untuk mengadakan kegiatan yang lebih berarti. Bukan hanya untuk kalangan terbatas, tetapi juga kepentingan masyarakat luas hingga tercapailah kesepakatan untuk membangun panti wreda di Kota Bogor.
Mulai dibangun pada 1995, pembangunan gedung PWSS selesai setahun kemudian dan resmi beroperasi pada 1997.
Menurut Anna, para lansia yang tinggal di PWSS bakal mendapatkan banyak hal positif. Antara lain perawatan personal, perawatan yang lebih fokus dan disesuaikan dengan kebutuhan individu, termasuk asupan makanan, obat-obatan, serta aktivitas harian.
Meskipun tinggal di panti, para lansia ini tetap dapat berinteraksi dengan sesama penghuni maupun staf, sehingga mengurangi kesepian dan perasaan terisolasi.
Di PWSS juga selalu dibuat berbagai kegiatan sosial, fisik, dan kreatif untuk menjaga lansia tetap aktif secara mental maupun fisik. Tak ketinggalan tim medis profesional di sini juga siap memberikan perawatan sepanjang waktu, plus ambulans untuk perawatan darurat jika diperlukan.
Di PWSS, para lansia pun senantiasa mendapat penjagaan selama 24 jam, selain monitoring dengan CCTV.
(tsa)