Bolehkah Penderita Gula Darah Tinggi dan Kolesterol Mengonsumsi Keju?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penderita gula darah tinggi dan kolesterol harus memperhatikan kandungan setiap makanan. Sebab, jika makan sembarangan bisa memicu penyakit seperti diabetes dan jantung.
Salah satunya adalah keju. Pada dasarnya, keju yang terbuat dari fermentasi susu ini menghasilkan asam laktat yang menggumpal dan membentuk kasein dengan menjebak lemak ke dalamnya. Selain itu, keju juga mengandung sembilan asam amino yang tidak diproduksi oleh tubuh.
Dilansir dari laman Nutrisense, ada sekitar 1.400 jenis keju. Varietas itu tergantung pada jenis susu, tingkat kematangan, proses penggumpalan susu dan lain sebagainya.
Setiap jenis keju memiliki kandung yang berbeda-beda. Hal ini yang membuat tidak semua jenis keju dapat dikonsumsi oleh orang yang memiliki kadar gula darah dan kolesterol tinggi.
Dalam keju, terdapat dua kandungan protein yakni kasein dan protein whey. Protein whey ini dapat merangsang sekresi insulin dan mencegah kenaikan kadar glukosa darah.
Terlebih, sebagian besar keju memiliki kandungan karbohidrat yang rendah dan memungkinkannya memiliki indeks glikemik rendah. Indeks ini nantinya berpengaruh pada gula darah.
Dengan indeks glikemik yang rendah ini tidak membuat kadar gula darah meningkat drastis, sehingga aman untuk dikonsumsi. Namun, bila keju dikonsumsi secara berlebihan, maka akan dapat memengaruhi sensitivitas insulin dan berdampak pada peningkatan risiko diabetes.
Penderita kolesterol tinggi juga harus berhati-hati dalam mengonsumsi olahan susu ini. Keju pada umumnya memiliki kandungan asam lemak jenuh tinggi.
Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh akan meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL dalam darah. Kebanyakan orang harus mengatur konsumsinya dengan 18 gram lemak jenuh per hari, atau 7% dari asupan konsumsi harian.
Salah satu keju yang punya kandungan kolesterol yang rendah adalah mozzarella. Jenis mozzarella memiliki kandungan 18 mg cholesterol per ons, dan 2,9 gram lemak jenuh per ons.
Selain mozzarella, keju ricotta dan keju kambing yang kaya akan protein juga dapat jadi pilihan. Dengan catatan jangan terlalu sering dikonsumsi.
Tidak semua jenis keju ini memiliki dampak buruk. Dalam penelitian yang dipublikasi British Medical Journal Nutrition Prevention & Health, keju Jarlsberg yang terbuat dari susu sapi Jarlsberg, Norwegia Timur tidak seperti jenis keju lainnya yang meningkatkan risiko kardiovaskular dan kolesterol.
Penelitian tersebut dilakukan pada partisipan yang dibagi menjadi dua kelompok. Mereka diminta untuk mengonsumsi 57 gram keju Jarlsberg setiap hari atau 50 gram keju Camembert yang menggunakan susu sapi Jarlsberg selama enam minggu.
Hasilnya, kadar kolesterol total dan kolesterol jahat atau LDL turun secara signifikan pada kelompok yang mengonsumsi keju Camembert setelah mereka beralih ke Jarlsberg.
Ini membuktikan bahwa tidak semua keju berbahaya bagi para penderita kolesterol dan gula darah tinggi. Meski begitu, konsumsi setiap harinya perlu diperhatikan dan jangan berlebihan.
Salah satunya adalah keju. Pada dasarnya, keju yang terbuat dari fermentasi susu ini menghasilkan asam laktat yang menggumpal dan membentuk kasein dengan menjebak lemak ke dalamnya. Selain itu, keju juga mengandung sembilan asam amino yang tidak diproduksi oleh tubuh.
Dilansir dari laman Nutrisense, ada sekitar 1.400 jenis keju. Varietas itu tergantung pada jenis susu, tingkat kematangan, proses penggumpalan susu dan lain sebagainya.
Setiap jenis keju memiliki kandung yang berbeda-beda. Hal ini yang membuat tidak semua jenis keju dapat dikonsumsi oleh orang yang memiliki kadar gula darah dan kolesterol tinggi.
Keju untuk Penderita Gula Darah Tinggi
Dalam keju, terdapat dua kandungan protein yakni kasein dan protein whey. Protein whey ini dapat merangsang sekresi insulin dan mencegah kenaikan kadar glukosa darah.
Terlebih, sebagian besar keju memiliki kandungan karbohidrat yang rendah dan memungkinkannya memiliki indeks glikemik rendah. Indeks ini nantinya berpengaruh pada gula darah.
Dengan indeks glikemik yang rendah ini tidak membuat kadar gula darah meningkat drastis, sehingga aman untuk dikonsumsi. Namun, bila keju dikonsumsi secara berlebihan, maka akan dapat memengaruhi sensitivitas insulin dan berdampak pada peningkatan risiko diabetes.
Keju untuk Penderita Kolesterol
Penderita kolesterol tinggi juga harus berhati-hati dalam mengonsumsi olahan susu ini. Keju pada umumnya memiliki kandungan asam lemak jenuh tinggi.
Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh akan meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL dalam darah. Kebanyakan orang harus mengatur konsumsinya dengan 18 gram lemak jenuh per hari, atau 7% dari asupan konsumsi harian.
Salah satu keju yang punya kandungan kolesterol yang rendah adalah mozzarella. Jenis mozzarella memiliki kandungan 18 mg cholesterol per ons, dan 2,9 gram lemak jenuh per ons.
Selain mozzarella, keju ricotta dan keju kambing yang kaya akan protein juga dapat jadi pilihan. Dengan catatan jangan terlalu sering dikonsumsi.
Keju yang Dapat Menurunkan Gula Darah dan Kolesterol
Tidak semua jenis keju ini memiliki dampak buruk. Dalam penelitian yang dipublikasi British Medical Journal Nutrition Prevention & Health, keju Jarlsberg yang terbuat dari susu sapi Jarlsberg, Norwegia Timur tidak seperti jenis keju lainnya yang meningkatkan risiko kardiovaskular dan kolesterol.
Penelitian tersebut dilakukan pada partisipan yang dibagi menjadi dua kelompok. Mereka diminta untuk mengonsumsi 57 gram keju Jarlsberg setiap hari atau 50 gram keju Camembert yang menggunakan susu sapi Jarlsberg selama enam minggu.
Hasilnya, kadar kolesterol total dan kolesterol jahat atau LDL turun secara signifikan pada kelompok yang mengonsumsi keju Camembert setelah mereka beralih ke Jarlsberg.
Ini membuktikan bahwa tidak semua keju berbahaya bagi para penderita kolesterol dan gula darah tinggi. Meski begitu, konsumsi setiap harinya perlu diperhatikan dan jangan berlebihan.
(okt)