Benarkah Diabetes Memengaruhi Masalah Gigi dan Mulut? Simak Penjelasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Benarkah diabetes memengaruhi masalah gigi dan mulut ? Pertanyaan ini kerap muncul karena kebanyakan penderita diabetes memang rentan mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut.
Pada umumnya, masalah gigi yang dialami oleh kebanyakan orang adalah timbulnya rasa nyeri yang ditimbulkan oleh saraf gigi. Namun, dalam kasus diabetes masalah gigi ini lebih merujuk pada kerusakan atau pembusukan gigi.
Lantas, bagaimana diabetes memengaruhi masalah gigi? Hal ini dikarenakan gula darah yang tinggi punya dampak buruk pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk juga gigi dan mulut.
Dilansir dari laman Kemenkes, faktor utama yang memicu seorang penderita diabetes mengalami gigi busuk adalah tingginya kadar gula darah di dalam tubuh. Sedangkan untuk penderita diabetes yang berusia 50 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan gigi.
Masalah dimulai dari kandungan gula darah tinggi yang mulai merusak sistem peredaran darah dan kekebalan tubuh, yang kemudian memengaruhi kesehatan gusi.
Penyakit gusi yang tidak diobati dengan baik dapat berkembang menjadi penyakit periodontitis yang dapat merusak jaringan pendukung gigi.
Dalam jurnal yang mengkaji tentang hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status kesehatan jaringan periodontitis pada penyandang diabetes yang diterbitkan jurnal e-GiGi (eG), penderita diabetes tipe 2 akan memiliki risiko lebih besar untuk terserang penyakit periodontitis.
Periodontitis sendiri merupakan penyakit yang dapat menghancurkan jaringan lunak dan tulang yang menopang gigi. Inilah yang membuat gigi akan mudah untuk copot.
Penyakit lain yang dapat muncul dari masalah gusi adalah Gingivitis, di mana kondisi gusi menjadi bengkak dan mudah berdarah.
Selain itu, melemahnya sistem imun dalam tubuh akibat diabetes juga akan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi di rongga mulut.
Gusi yang telah terinfeksi dapat menjadi lebih parah pada penderita diabetes dan lebih sulit untuk diobati. Hal ini diperparah dengan kemampuan pemulihan yang lebih lambat.
Selain itu, menumpuknya kadar gula darah yang tinggi juga akan membuat mulut menjadi kering (xerostomia). Keringat mulut dapat meningkatkan risiko infeksi mulut dan masalah gigi lainnya, karena air liur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mulut.
Pengendalian gula darah yang buruk dapat pula berkontribusi pada perkembangan karies gigi. Gula yang tinggi dalam darah dapat memberikan sumber makanan bagi bakteri penyebab karies gigi.
Sebelum timbul masalah-masalah yang semakin serius pada gigi dan mulut, sebaiknya para penderita diabetes mulai mengontrol gula darahnya dengan baik melalui diet seimbang, olahraga, atau obat-obatan yang diresepkan dokter.
Menyikat gigi atau menggunakan benang gigi setidaknya dua kali sehari secara rutin juga akan dapat membantu kesehatan gigi dan mulut sejak dini.
Pada umumnya, masalah gigi yang dialami oleh kebanyakan orang adalah timbulnya rasa nyeri yang ditimbulkan oleh saraf gigi. Namun, dalam kasus diabetes masalah gigi ini lebih merujuk pada kerusakan atau pembusukan gigi.
Lantas, bagaimana diabetes memengaruhi masalah gigi? Hal ini dikarenakan gula darah yang tinggi punya dampak buruk pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk juga gigi dan mulut.
Dilansir dari laman Kemenkes, faktor utama yang memicu seorang penderita diabetes mengalami gigi busuk adalah tingginya kadar gula darah di dalam tubuh. Sedangkan untuk penderita diabetes yang berusia 50 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan gigi.
Diabetes yang Memengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut
Masalah dimulai dari kandungan gula darah tinggi yang mulai merusak sistem peredaran darah dan kekebalan tubuh, yang kemudian memengaruhi kesehatan gusi.
Penyakit gusi yang tidak diobati dengan baik dapat berkembang menjadi penyakit periodontitis yang dapat merusak jaringan pendukung gigi.
Dalam jurnal yang mengkaji tentang hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan status kesehatan jaringan periodontitis pada penyandang diabetes yang diterbitkan jurnal e-GiGi (eG), penderita diabetes tipe 2 akan memiliki risiko lebih besar untuk terserang penyakit periodontitis.
Periodontitis sendiri merupakan penyakit yang dapat menghancurkan jaringan lunak dan tulang yang menopang gigi. Inilah yang membuat gigi akan mudah untuk copot.
Penyakit lain yang dapat muncul dari masalah gusi adalah Gingivitis, di mana kondisi gusi menjadi bengkak dan mudah berdarah.
Selain itu, melemahnya sistem imun dalam tubuh akibat diabetes juga akan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi di rongga mulut.
Gusi yang telah terinfeksi dapat menjadi lebih parah pada penderita diabetes dan lebih sulit untuk diobati. Hal ini diperparah dengan kemampuan pemulihan yang lebih lambat.
Selain itu, menumpuknya kadar gula darah yang tinggi juga akan membuat mulut menjadi kering (xerostomia). Keringat mulut dapat meningkatkan risiko infeksi mulut dan masalah gigi lainnya, karena air liur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mulut.
Pengendalian gula darah yang buruk dapat pula berkontribusi pada perkembangan karies gigi. Gula yang tinggi dalam darah dapat memberikan sumber makanan bagi bakteri penyebab karies gigi.
Sebelum timbul masalah-masalah yang semakin serius pada gigi dan mulut, sebaiknya para penderita diabetes mulai mengontrol gula darahnya dengan baik melalui diet seimbang, olahraga, atau obat-obatan yang diresepkan dokter.
Menyikat gigi atau menggunakan benang gigi setidaknya dua kali sehari secara rutin juga akan dapat membantu kesehatan gigi dan mulut sejak dini.
(okt)