Tunanetra, Zizi Pukau Penonton Konser Inklusi dengan Pianonya

Minggu, 09 April 2017 - 23:30 WIB
Tunanetra, Zizi Pukau Penonton Konser Inklusi dengan Pianonya
Tunanetra, Zizi Pukau Penonton Konser Inklusi dengan Pianonya
A A A
SEMARANG - ... you can reduce me to tears
With a single sigh
Every breath that you take
Andy sound that you make
Is a whisper ini my ear ...


Petikan lagu Queen berjudul You Take My Breath Away yang dirilis pada 1976 itu mengalun lembut dari atas panggung, kompleks Sekolah Nasional Karangturi, Kota Semarang, Sabtu (8/4/2017) jelang pukul 11.00 WIB. Lagu itu dinyanyikan sempurna oleh Allafta Hirzi Sodiq alias Zizi,8, sembari memainkan piano.

Tak pelak, begitu lagu itu selesai dialunkan, ratusan penonton yang sedari tadi diam mendengarkan langsung menghadiahi tepuk tangan panjang. Beberapa dari mereka terlihat mengabadikan momen itu dengan smartphone-nya. Zizi turun panggung dituntun seorang panitia. Ya, Zizi adalah seorang bocah tunanetra.

Ya, pagi jelang siang itu digelar Konser Inklusi: Sentuhlah dengan Hati. Sebuah konser amal untuk rumah difabel, hasil kerja sama Sekolah Karangturi dengan Komunitas Sahabat Difabel.

Zizi, yang tercatat sebagai siswi kelas 2 SLB Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, kemudian kembali duduk di antara bangku penonton. Dia ditemani orang tua, saudara dan adiknya.

“Dia bisa bermain piano secara otodidak dan baru lima bulan mendapatkan beasiswa piano secara eksklusif dari Menko Energi dengan guru Elis Widiastri lulusan Netherland Music Consevatory,” cerita ibunda Zizi, Afifah Nur atau yang akrab disapa Mamah Zizi saat diwawancarai di sela konser.

Mamah Zizi bercerita, anak pertamanya itu lahir prematur. Usia 5 bulan Zizi lahir karena pendarahan. Ternyata Zizi menderita gangguan syaraf mata stadium 5 sehingga mengalami kebutaan permanen.

“Karena sudah putus (syaraf ke mata), mau dioperasi bagaimanapun tidak bisa,” lanjutnya.

Dengan kemampuan anaknya, Mamah Zizi terus mendorong. Orang tuanya tidak punya bakat musik sama sekali. Zizi disebut mengenal piano dari usia 3 tahun. Belajar otodidak, menghafal sejumlah lagu, menyanyi sekaligus memainkan piano. Hanya mendengarkan pendengaran, Zizi bisa melakukan semua itu dengan sempurna. Ini membuatnya terus berkembang.

Zizi akhirnya memperoleh sejumlah beasiswa. Termasuk dari Yayasan Musik Gereja Indonesia untuk urusan vokal. Bahkan Zizi akhirnya kerap diajak pianis kenamaan Ananda Sukarlan untuk tampil di sejumlah konser besar.

“Bangga itu relatif, tapi saya semangat. Dia (Zizi) punya cita-cita sendiri mau jadi pianis,” kata Mamah Zizi.

Saat diwawancarai, Zizi tampak sangat percaya diri. Suaranya lantang dan cepat menjawab ketika ditanya. Dia menggenggam erat orang yang mewawancarainya, dan menanyakan kabar di awal wawancara. Di sela-sela konser, ketika didendangkan alunan musik campursari, Zizi berdiri dan menari-nari sembari tersenyum lebar. Orang tuanya menyebut campursari merupakan salah satu musik kegemaran Zizi.

“Saya juga akan menyanyikan lagu Heal The World (Michael Jackson),” kata Zizi bersemangat yang pada konser itu juga membawakan lagu Mimpi milik Anggun.

Kepedulian
Pada konser itu, beberapa penyandang disabilitas lainnya juga tampil mengagumkan. Ada beberapa anak yang menggunakan kursi roda menyanyikan lagu Jawa berjudul Padhang Bulan. Beberapa juga fasih nyinden. Lagu Indonesia Pusaka juga dinyanyikan apik, dengan pianis penyandang tuna netra.

Ketua Komunitas Sahabat Difabel Semarang, Noviana Dibyantari, mengatakan mimpi-mimpi besarnya terhadap para penyandang disabilitas terus berusaha diwujudkan. “Kalau tahun ini hanya konser, tahun depan orkestra. Jadi (penyandang disabilitas), bukan cuma mijet, bikin keset,” kata Noviana.

Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Tommy Yarmawan, menyebut penyandang disabilitas punya hak-hak yang harus dipenuhi. Negara mengamanatkan itu dengan undang-undang. “Peran kita semua, masyarakat dengan kepedulian. Bahwa mereka sama dengan kita,” ujar Tommy yang juga hadir di konser itu.

Pada konser itu, para Polwan dari Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Tengah juga tampil menghibur dengan tarian kreasi dipadukan gerakan bela diri kungfu. Di tengah-tengah pertunjukkan, juga dinyanyikan lagu milik grup musik d’Masiv berjudul Jangan Menyerah. Lagu ini mengalun dengan koor raksasa baik dari penampil maupun ratusan penonton di gedung megah itu.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7037 seconds (0.1#10.140)