Sinopsis Sweet Dreams, Film tentang Kolonial Belanda di Indonesia yang Masuk Oscar 2024

Jum'at, 08 September 2023 - 07:00 WIB
loading...
Sinopsis Sweet Dreams, Film tentang Kolonial Belanda di Indonesia yang Masuk Oscar 2024
Sinopsis Sweet Dreams banyak dicari pencinta film, di maba mengisahkan kolonial Belanda di Indonesia. Menariknya, Sweet Dreams masuk Oscar 2024. Foto/ hollywoodreporter.
A A A
JAKARTA - Sinopsis film Sweet Dreams banyak dicari para pencinta layar lebar, di mana film ini mengisahkan kolonial Belanda di Indonesia. Menariknya, Sweet Dreams masuk Oscar 2024.

Sineas perfilman Belanda memilih film Sweet Dreams sebagai entri resminya dalam perlombaan film internasional di Oscar 2024. Film tersebut merupakan karya Ena Sendijarevic.



Usut punya usut, anak bangsa bernama Hayati Aziz ikut dalam produksi pembuatan film karya negeri Kincir Angin itu. Hal ini terlihat dari akun Instagram @hayatiazis_, di mana Hayati membagikan trailer film tersebut.

Film Sweet Dreams ini menggabungkan sindiran dengan estetika yang mewah dalam sebuah kisah berani tentang kehancuran kolonialisme Eropa yang tragis.

Film ini ditayangkan perdana di Festival Film Locarno pada bulan Agustus, dan memenangkan penghargaan penampilan terbaik bagi aktris Belanda Renée Soutendijk. Sweet Dreams pun akan tayang perdana di Amerika Utara di Festival Film Internasional Toronto.

Lantas, seperti apa film Sweet Dream yang masuk ajang penghargaan Oscar 2024 dan mengandung unsur Indonesia ini? Beriku informasinya, dilansir Hollywood Reporter pada Jumat (8/9/2023).

Di sebuah pulau di Indonesia, pada 1900, pemilik perkebunan tebu asal Belanda, Jan dan istrinya, Agathe, berada di puncak kesuksesan. Jan pun diketahui memiliki selir wanita dari Tanah Air bernama Siti.

Jan pun meninggal dunia pasca bertemu dengan Siti dan membuat keluarganya turun tangan mengatasi masalah hingga bisnis yang dikelola Jan.

Untuk mempertahankan status quo, Agathe memaksa putranya Cornelis dan istrinya yang sedang hamil Josefien melakukan perjalanan dari Eropa dan mengambil alih bisnis keluarga. Di tengah pemberontakan buruh, Cornelis menunjukkan rencananya untuk melakukan perubahan progresif.



Film ini begitu menampilkan unsur kuno masa penjajahan yang kental. Film ini juga memiliki dialog bahasa Belanda yang makin memperkental unsur kolonialnya.

Sementara, Ena Sendijarevic sendiri juga merasa bangga bisa mengisahkan bagaimana dulu hubungan antara Belanda dan Indonesia. dia pun merasa bahagia film ini bisa mendapat sorotan dari publik.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2252 seconds (0.1#10.140)