Mengapa Luka Penderita Diabetes Lama Sembuh? Begini Penjelasan Ahli

Minggu, 17 September 2023 - 15:15 WIB
loading...
Mengapa Luka Penderita...
Mengapa luka penderita diabetes lama sembuh? Sebuah studi menemukan bahwa penderita diabetes memiliki eksosom yang salah. Foto/ freepik.
A A A
JAKARTA - Mengapa luka penderita diabetes lama sembuh? Sebuah studi Nano Today yang dipimpin para peneliti dari Universitas Pittsburgh dan UPMC menemukan bahwa penderita diabetes memiliki eksosom yang salah, yang dapat menyebabkan peradangan dan memperlambat penyembuhan luka. Eksosom adalah partikel nano yang mengangkut sinyal antar sel.

Eksosom yang tidak berfungsi ini tidak dapat mengirimkan sinyal penting ke sel yang mendorong penyembuhan luka pada luka kronis pasien diabetes , menurut para peneliti yang dipimpin oleh Subhadip Ghatak, Ph.D., profesor bedah di Pitt, menemukan. Wawasan ini membuka pintu bagi terapi baru yang berfokus pada eksosom untuk mendorong penyembuhan luka kronis.

“Pada pasien diabetes, penyembuhan luka terganggu karena peradangan yang berlebihan,” kata Ghatak dikutip hindustan times pada Minggu (17/9/2023).



“Jika tidak diobati, luka yang tidak dapat disembuhkan atau kronis ini dapat menyebabkan amputasi anggota tubuh. Lebih dari 100 ribu amputasi terkait diabetes terjadi di AS setiap tahunnya, namun dengan memahami lebih banyak tentang penyembuhan luka dan mengembangkan terapi baru, tujuan kami adalah menurunkan angka ini,” tutur dia lagi.

Dengan menggunakan perban bertekanan negatif yang menyedot luka dengan lembut untuk merangsang penyembuhan, Ghatak dan timnya mengumpulkan cairan luka dari luka kronis 22 pasien diabetes dan 15 pasien non-diabetes.

“Perban ini biasanya dibuang ke tempat sampah, namun cairan luka sebenarnya adalah sampel yang sangat berharga yang mencerminkan apa yang terjadi di seluruh luka. Misalnya, jika lukanya terinfeksi, cairannya akan membawa bekas infeksi tersebut,” tuturnya.
Mengapa Luka Penderita Diabetes Lama Sembuh? Begini Penjelasan Ahli


Para peneliti mengisolasi dan menganalisis eksosom yang diproduksi oleh sel kulit yang disebut keratinosit. Setelah partikel-partikel ini dikemas dengan muatan – termasuk RNA, lipid dan protein – mereka dilepaskan dari sel dan diambil oleh makrofag, sel kekebalan yang mengoordinasikan penyembuhan luka.

“Jika sinyal yang terkandung dalam eksosom benar, makrofag mengetahui cara mengatasi peradangan pada luka. Pada diabetes, interaksi antara keratinosit dan makrofag terganggu, sehingga makrofag terus memicu peradangan dan luka tidak dapat sembuh,”kata dia.

Eksosom penderita diabetes, yang oleh para peneliti dijuluki diaeksosom, memiliki kandungan RNA, lipid dan protein yang berbeda dibandingkan eksosom non-penderita diabetes, menunjukkan bahwa proses pengemasan kargo berubah pada diabetes .
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1604 seconds (0.1#10.140)