Menyingkap Update Pasar Pariwisata Australia Pasca Pandemi

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 19:19 WIB
loading...
Menyingkap Update Pasar Pariwisata Australia Pasca Pandemi
Kemenparekraf menghelat seri Indonesian Sellers Meeting untuk pasar Australia secara daring pada 30 Juli 2020. / Foto: dok. SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Menyusul kesuksesan Indonesian Sellers Meeting yang diselenggarakan melalui daring pada 14-16 Juli lalu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghelat seri Indonesian Sellers Meeting untuk pasar Australia. Berlangsung daring pada 30 Juli, acara ini mengambil tajuk "Indonesian Sellers Meeting: Australia Update - Insights To Tap The Youth FIT Segment".

(Baca juga: Daging Kambing dan Kolesterol, Apa Artinya bagi Tubuh Anda? )

Ajang yang bertujuan untuk mengetahui update pasar Australia dan menciptakan peluang bisnis bagi para stakeholder pariwisata ini diikuti sebanyak 200 peserta yang sebagian besar adalah sellers dari seluruh Indonesia. Dimoderatori Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Australia, Miriam Tulevski acara ini berlangsung dalam empat sesi.

Dihadirkan pula pembicara yang berkompeten, yakni Manajer Produk Asia Tenggara Intrepid, Tom McDonald; Editor Lifestyle Urban List, Morgan Reardon; dan termasuk Miriam. Sedangkan keynote speaker adalah Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I (Indonesia, ASEAN, dan Oseania) Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif, Vinsensius Jemadu.

"Kita dapat membangun strategi yang kuat dan bermakna untuk menyambut para wisatawan Australia ke Indonesia. Kami tahu bahwa cepat atau lambat, turis Australia akan datang ke Indonesia, tetapi kami sangat berharap semakin cepat semakin baik," Vinsensius ketika membuka acara ini.

Segmen Youth Free Independent Traveler (FIT) gen Z dan milenial menjadi topik acara ini karena mereka lebih suka berpetualang, dan diprediksikan akan kembali ke traveling terlebih dahulu. Hal ini akan menjadi tren pariwisata global. Selain itu grup kecil juga akan menjadi tren bagi wisatawan internasional untuk bepergian di era new normal .

(Baca juga: Daging Kambing Lebih Sehat dari Daging Sapi, Yuk Lihat Faktanya! )

Miriam Tulevski dalam pemaparannya memberikan informasi terkait update pasar Australia, kebijakan pemerintah tentang pembukaan perbatasan, dan wawasan demografis kaum muda. Australia berada di tengah gelombang kedua Covid-19 dengan jumlah kasus hampir 15.000 orang. Banyak juga hal lainnya yang dijelaskan Miriam dalam pemaparannya.

Tom McDonald, yang mengisi sesi ketiga, menunjukkan tren pariwisata dan kebutuhan perilaku perjalanan tentang bagaimana hal ini dapat berhubungan dengan Gen Z dan milenial, persyaratan bisnis, dan kebutuhan pelanggan di lingkungan pasca Covid-19 dan menghubungkannya dengan sellers Indonesia.

"Untuk produk dan layanan, bisnis dan pelanggan mengharapkan standar keselamatan, penilaian risiko, standar kebersihan, kondisi pemesanan yang fleksibel, keramaian dan pariwisata, perjalanan yang responsible, lebih dekat ke rumah, dan perjalanan satu negara. Sellers Indonesia harus membuat memungkinkan mereka untuk menjual produk dan layanan mereka di Australia dengan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan, keberlanjutan dan perjalanan yang bertanggung jawab, dan sadar anggaran," tutur Tom McDonald.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1689 seconds (0.1#10.140)