Tingkatkan Fasilitas dan Literasi Digital, GPIB Gelar Deklarasi Gereja Ramah Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) menggelar Deklarasi Gereja Ramah Anak Literasi Digital.
Kegiatan yang berlangsung di GPIB Jemaat Paulus, Jakarta Pusat pada Sabtu (16/9/2023) ini bertujuan mengimplementasikan pelayanan terbaik secara menyeluruh khususnya pada anak-anak. Pasalnya, anak-anak bisa menjadi andalan masa depan kepengurusan Gereja di masa depan.
Hal itu diungkap oleh Drs. Paulus Kariso Rumambu, M.Si selaku Ketua Umum Majelis Sinode XXI GPIB. Ia mengatakan anak-anak perlu diberikan fasilitas dan dibina untuk bisa melanjutkan kepemimpinan Gereja.
“Sudah waktunya memang terutama kami GPIB untuk memberdayakan anak-anak yang nanti menurut demografi untuk 100 tahunnya Indonesia dan GPIB bisa dipimpin oleh mereka,” ungkap Jave dalam Deklarasi Gereja Ramah Anak Literasi Digital di di GPIB Jemaat Paulus di Jakarta Pusat.
Menurut Paulus, hal ini bisa dimulai dengan memberikan pelayanan yang selayaknya untuk anak-anak di Gereja.
Mulai dari memberikan fasilitas dan kegiatan yang maksimal agar anak-anak bisa lebih aktif dan bisa mengembangkan potensi mereka dan bisa menjadi masa depan untuk Gereja yang lebih baik.
“Anak-anak sangat berharap agar mereka diperhatikan lebih dari yang sebelumnya. Mereka ingin difasilitasi kegiatan mereka. Tidak hanya membangun gedung Gerejanya, tetapi juga dengan ruangan-ruangan yang kondusif agar mereka bisa dibina secara maksimal,” ungkap Paulus.
Sementara, Jacklevyn Frits Manuputty, S.Th selaku Sekeretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia menambahkan perihal pentingnya literasi digital di lingkung Gereja terutama untuk anak-anak. Menurutnya, Gereja juga perlu melek dan memberi pendampingan literasi digital yang baik untuk para jemaat.
“Ya kita mendorong supaya pendampingan untuk literasi digital terutama dalam kehidupan berjemaat. Ada bahaya dalam dunia digital, oleh karena itu literasi sangat penting. Dalam transformasi tekonologi, Gereja bisa ikut berselancar di dalamnya,” ungkap sektum.
Lebih lanjut acara Deklarasi Gereja Ramah Anak Literasi Digital juga dihadiri para anak-anak yang merupakan jemaat GPIB. Mereka pun menyuarakan harapan mereka yang ingin Gereja bisa jadi wadah yang menyenangkan untuk ibadah maupun belajar dan bersosialisasi.
GPIB memiliki 345 jemaat dan kurang lebih 200 pos pelayanan di 26 propinsi wilayah Republik Indonesia. GPIB juga memiliki fungsi menggiatkan pelayanan dan kebutuhan anak agar bisa menciptakan lingkungan literasi dan ibadah yang menyenangkan.
Kegiatan yang berlangsung di GPIB Jemaat Paulus, Jakarta Pusat pada Sabtu (16/9/2023) ini bertujuan mengimplementasikan pelayanan terbaik secara menyeluruh khususnya pada anak-anak. Pasalnya, anak-anak bisa menjadi andalan masa depan kepengurusan Gereja di masa depan.
Hal itu diungkap oleh Drs. Paulus Kariso Rumambu, M.Si selaku Ketua Umum Majelis Sinode XXI GPIB. Ia mengatakan anak-anak perlu diberikan fasilitas dan dibina untuk bisa melanjutkan kepemimpinan Gereja.
“Sudah waktunya memang terutama kami GPIB untuk memberdayakan anak-anak yang nanti menurut demografi untuk 100 tahunnya Indonesia dan GPIB bisa dipimpin oleh mereka,” ungkap Jave dalam Deklarasi Gereja Ramah Anak Literasi Digital di di GPIB Jemaat Paulus di Jakarta Pusat.
Menurut Paulus, hal ini bisa dimulai dengan memberikan pelayanan yang selayaknya untuk anak-anak di Gereja.
Mulai dari memberikan fasilitas dan kegiatan yang maksimal agar anak-anak bisa lebih aktif dan bisa mengembangkan potensi mereka dan bisa menjadi masa depan untuk Gereja yang lebih baik.
“Anak-anak sangat berharap agar mereka diperhatikan lebih dari yang sebelumnya. Mereka ingin difasilitasi kegiatan mereka. Tidak hanya membangun gedung Gerejanya, tetapi juga dengan ruangan-ruangan yang kondusif agar mereka bisa dibina secara maksimal,” ungkap Paulus.
Sementara, Jacklevyn Frits Manuputty, S.Th selaku Sekeretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia menambahkan perihal pentingnya literasi digital di lingkung Gereja terutama untuk anak-anak. Menurutnya, Gereja juga perlu melek dan memberi pendampingan literasi digital yang baik untuk para jemaat.
“Ya kita mendorong supaya pendampingan untuk literasi digital terutama dalam kehidupan berjemaat. Ada bahaya dalam dunia digital, oleh karena itu literasi sangat penting. Dalam transformasi tekonologi, Gereja bisa ikut berselancar di dalamnya,” ungkap sektum.
Lebih lanjut acara Deklarasi Gereja Ramah Anak Literasi Digital juga dihadiri para anak-anak yang merupakan jemaat GPIB. Mereka pun menyuarakan harapan mereka yang ingin Gereja bisa jadi wadah yang menyenangkan untuk ibadah maupun belajar dan bersosialisasi.
GPIB memiliki 345 jemaat dan kurang lebih 200 pos pelayanan di 26 propinsi wilayah Republik Indonesia. GPIB juga memiliki fungsi menggiatkan pelayanan dan kebutuhan anak agar bisa menciptakan lingkungan literasi dan ibadah yang menyenangkan.
(tdy)