Kiat Berpuasa Ibu Hamil dan Menyusui

Sabtu, 10 Juni 2017 - 08:22 WIB
Kiat Berpuasa Ibu Hamil dan Menyusui
Kiat Berpuasa Ibu Hamil dan Menyusui
A A A
JAKARTA - Bagi ibu hamil (bumil) dan menyusui ada kekhawatiran tersendiri untuk berpuasa yang akan mengganggu kondisi janin maupun si bayi. Namun bila ingin tetap berpuasa, bagaimana kiatnya?

Sebetulnya bagi bumil mampu puasa dan tidak akan menimbulkan pengaruh buruk bagi janin, maka puasa wajib dilakukan. Sebaliknya, kalau bumil khawatir terhadap kesehatan dirinya atau janin, maka puasa boleh ditunda.

"Setelah dilakukan pemeriksaan dan kondisi bumil dan janin dinyatakan sehat, maka boleh berpuasa. Dengan syarat bumil tetap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi baginya dan janin," kata dr Riyan Hari Kurniawan SpOG dari Bamed Health Care.

Pemenuhan nutrisi ini harus sama dengan kondisi ketika tidak berpuasa, hanya yang berbeda pemenuhan nutrisi ini dipindah waktunya yakni pada saat sahur dan berbuka puasa serta antara waktu berbuka puasa dan sahur.

Terdapat beberapa kasus bumil disarankan untuk tak berpuasa, yaitu jika bumil menderita diabetes, memiliki riwayat hipertensi baik sebelum kehamilan atau hipertensi dalam kehamilan, mengalami perdarahan, dehidrasi, serta mengalami gangguan sistem pencernaan. Yang paling sering ialah sakit lambung atau maag.

Adapun pemenuhan nutrisi bumil sendiri, yakni 2500 kalori dan setengahnya harus berasal dari karbohidrat. Sementara 30 persennya didapat dari protein sebagai zat pembangun dan 20 persen dari lemak.

"Sebab janin pembentukan utamanya dari protein. Sumber protein paling tinggi dari ikan, telur, dan susu," urai dr Riyan.

Bumil juga harus mencukupi kebutuhan vitaminnya dengan asam folat, kalsium, dan zat besi yang umumnya kurang dapat terpenuhi dari makanan sehari-hari. Dokter biasanya akan meresepkan berbagai vitamin tersebut.

Sementara itu dikatakan dr Diana F Suganda MKes So GK dari Rumah Sakit Pondok Indah, selama berpuasa tidak ada asupan makanan/minuman sekurangnya 14 jam. Dengan begitu asupan ibu berkurang yang menyebabkan asupan nutrisi ke janin ataupun produk asi juga terganggu, maka pentingnya bumil dan ibu menyusui untuk menambahkan camilan dengan porsi protein yang lebih banyak.

Untuk memenuhi nutrisi disarankan konsumsi aneka ragam pangan dan batasi konsumsi makanan yang tinggi garam. Minumlah air putih 8-12 gelas per hari atau sekira 2-3 liter/hari. "Yang harus dibatasi minum kopi karena berefek diuretik. Menyebabkan dehidrasi, tekanan darah naik dan denyut jantung juga ikut naik," papar dr Diana.

Perlu diketahui, disamping kopi, cokelat, teh, dan minuman suplemen energi termasuk sumber kafein. Kopi juga menghambat penyerapan zat besi. Akibatnya dapat mengganggu tumbuh kembang janin, karena metabolisme janin belum sempurna. Kendati diperbolehkan berpuasa, namun dr Diana menekankan bahwa ASI merupakan hak bayi. Jadi sebaiknya ibu mengutamakan menyusui. "Bisa juga dipompa agar bayi tidak terbatasi menyusunya," imbuhnya.

Bagi yang memberikan ASI eksklusif namun tetap berpuasa, bisa saja anak menjadi rewel dikarenakan produksi ASI yang turun. Maka itu ASI perah menjadi solusinya. Perhatian khusus hendaknya diberikan kepada bumil di trimester awal kehamilan, bumil yang mengalami kehamilan ganda, dan anemia.

Jika bumil ataupun ibu menyusui mengalami mual, muntah, berkunang-kunang, dan jantung berdebar, dr Diana menyarankan untuk segera membatalkan puasa.

Mengapa pemenuhan nutrisi bumil dan ibu menyusui ini amat penting? Hal ini menyangkut 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Yang berlangsung sejak masa kehamilan sampai anak berusia dua tahun.

Periode pertumbuhan dan perkembangan organ/sistem tubuh ini akan menentukan kecerdasan seseorang, mempengaruhi kemampuan kompetitif, dan produktif bagi masyarakat. Gizi pada 1000 HPK juga berpengaruh terhadap kemunculan risiko penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan stroke ketika dewasa kelak.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6611 seconds (0.1#10.140)