Makna dan Filosofi Batik Parang yang Dikenakan Jokowi di Istana Berbatik, Kerap Dipakai Para Raja!

Minggu, 01 Oktober 2023 - 22:30 WIB
loading...
Makna dan Filosofi Batik...
Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi mengenakan batik penuh makna saat menghadiri Istana Berbatik di Jakarta. Foto/ MPI.
A A A
JAKARTA - Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi mengenakan busana batik penuh makna saat menghadiri Istana Berbatik di depan halaman Istana Merdeka, Jakarta pada Minggu (1/10/2023) malam.

Acara yang digelar untuk memperingati Hari Batik Nasional pada 2 Oktober itu, Jokowi mengenakan batik coklat dengan detail motif batik parang barong seling kembang alias parang barong seling kembang udan riris.

Ternyata, filosofi di balik Motif Batik yang dikenakan Jokowi kali ini cukup menarik. Motif parang sendiri memiliki makna ‘memerangi’.



Motif ini memiliki makna, di mana seorang pemimpin harus berani bersikap tegas memerangi ketidak benaran yang ada. Motif batik parang biasa dikenakan oleh para Raja.

Sementara itu, motif Udan Riris memiliki makna ‘hujan gerimis’ yang memberikan kesejukan di tengah kondisi yang gersang atau kering.

Sementara, Ibu Iriana Jokowi tampak mengenakan atasan blouse hitam yang dipadukan dengn outer motif truntum serta bawahan berupa kain batik dengan motif parang.

Truntum diambil dari Bahasa Jawa “taruntum” yang berarti tumbuh kembali atau bersemi kembali. Nah, asal usul batik ini selalu dikaitkan dengan cerita Ratu Kencana.

Batik bergambar kuntum atau kembang di langit ini punya menyimbolkan cinta dan kasih sayang yang selalu bersemi di antara pasangan.

Di acara ini, Jokowi dan Iriana menyalami dan menyapa tamu undangan. Kehadiran Jokowi pun disambut tepuk tangan antusias dari tamu undangan.



Turut hadir dalam acara ini para menteri kabinet, kepala lembaga, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan para duta besar (dubes) negara-negara sahabat.

Acara inti dari event Istana Berbatik sendiri menampilkan fashion show yang melibatkan sekira 500 peserta, terdiri dari para pejabat negara, petinggi kementerian/lembaga dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), public figure, perwakilan kerajaan-kerajaan nusantara, hingga para duta besar (dubes) negara-negara sahabat.

Adanya keterlibatan dubes dari negara-negara sahabat sebagai model dan penayangan event ini di media-media nasional, maka Istana Berbatik dapat menjadi sarana yang tepat untuk mempromosikan batik di pasar internasional.

Selain itu, Istana Berbatik juga menjadi momen penting untuk semakin meneguhkan batik sebagai warisan budaya asal Indonesia yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) sejak 2 Oktober 2009.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2741 seconds (0.1#10.140)