5 Makanan Penyebab Peradangan, Berisiko Diabetes hingga Obesitas

Senin, 16 Oktober 2023 - 15:01 WIB
loading...
5 Makanan Penyebab Peradangan, Berisiko Diabetes hingga Obesitas
Banyak makanan yang dapat menyebabkan peradangan, termasuk makanan tinggi gula tambahan, hingga daging yang dimasak dengan suhu tinggi. Foto/ Stocksy United
A A A
JAKARTA - Banyak makanan yang dapat menyebabkan peradangan dan penyakit kronis, termasuk makanan tinggi gula tambahan, karbohidrat olahan, makanan yang digoreng, alkohol dan daging yang dimasak dengan suhu tinggi.

Peradangan bisa baik atau buruk, tergantung situasinya. Di satu sisi, peradangan adalah cara alami tubuh untuk melindungi diri saat Anda terluka atau sakit.



Ini dapat membantu tubuh mempertahankan diri dari penyakit dan merangsang penyembuhan.

Di sisi lain, peradangan kronis dan berkelanjutan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.

Menariknya, makanan yang Anda makan secara signifikan dapat mempengaruhi peradangan di tubuh.

Dilansir healthline pada Senin (16/10/2023), berikut makanan yang bisa menyebabkan peradangan.

Makanan Penyebab Peradangan

1. Gula dan sirup jagung fruktosa tinggi

Gula meja (sukrosa) dan sirup jagung fruktosa tinggi (HFCS) adalah dua jenis gula tambahan utama dalam makanan Barat.

Gula terdiri dari 50% glukosa dan 50% fruktosa, sedangkan sirup jagung fruktosa tinggi mengandung sekitar 45% glukosa dan 55% fruktosa.

Salah satu alasan tambahan gula berbahaya adalah karena dapat meningkatkan peradangan yang dapat menyebabkan penyakit.

Dalam sebuah penelitian, tikus yang diberi makanan tinggi sukrosa menderita kanker payudara yang menyebar ke paru-parunya, sebagian karena respons peradangan terhadap gula.

Makanan tinggi gula tambahan antara lain permen, coklat, minuman ringan, kue, cookies, donat, kue-kue manis dan sereal tertentu.

Mengonsumsi makanan tinggi gula dan sirup jagung fruktosa tinggi memicu peradangan yang dapat memicu penyakit. Ini juga dapat melawan efek anti-inflamasi dari asam lemak omega-3.

2. Makanan yang digoreng

Selain tinggi lemak dan kalori, gorengan seperti kentang goreng, stik mozzarella, donat, dan telur gulung juga dapat meningkatkan tingkat peradangan pada tubuh.

Hal ini karena metode memasak dengan suhu tinggi, termasuk menggoreng, dapat meningkatkan produksi senyawa berbahaya seperti produk akhir glikasi lanjutan (AGEs), yang dapat memicu peradangan dan berkontribusi terhadap penyakit kronis.

Menggoreng juga dapat meningkatkan jumlah lemak trans dalam minyak goreng yang dapat memicu peradangan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan yang digoreng dapat mempengaruhi komposisi mikrobioma usus, yang dapat meningkatkan tingkat peradangan.

3. Karbohidrat olahan

Mengonsumsi karbohidrat olahan dalam jumlah berlebihan dapat memicu peradangan. Karbohidrat olahan telah menghilangkan sebagian besar seratnya. Serat meningkatkan rasa kenyang, meningkatkan kontrol gula darah, dan memberi makan bakteri menguntungkan di usus.

Para peneliti berpendapat bahwa karbohidrat olahan dalam makanan modern dapat mendorong pertumbuhan bakteri inflamasi usus yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit radang usus.

Karbohidrat olahan ditemukan dalam permen, roti, pasta, kue kering, beberapa sereal, kue kering, kue, minuman ringan manis, dan semua makanan olahan yang mengandung tambahan gula atau tepung.

4. Alkohol

Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan. Namun, jika dikonsumsi berlebih dapat menyebabkan masalah serius.
Orang yang minum alkohol dalam jumlah banyak mungkin mengalami masalah dengan racun bakteri yang keluar dari usus besar dan masuk ke dalam tubuh. Kondisi ini – sering disebut “usus bocor” – dapat menyebabkan peradangan meluas yang menyebabkan kerusakan organ.

5. Daging dimasak dengan suhu tinggi

Mengonsumsi daging yang dimasak dengan suhu tinggi – termasuk daging olahan seperti bacon, sosis, ham dan daging asap – dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes dan jenis kanker tertentu.



Metode memasak dengan suhu tinggi lainnya termasuk memanggang, memanggang, memanggang, menggoreng, memanggang, dan membakar.

Memasak daging dengan suhu tinggi menyebabkan pembentukan senyawa inflamasi yang dikenal sebagai AGEs.

Selain memicu peradangan, AGEs juga dianggap berkontribusi terhadap kondisi kronis seperti penyakit jantung, kanker, sindrom metabolik, dan diabetes tipe 2.

Menariknya, merendam daging dalam larutan asam, seperti jus lemon atau cuka, sebelum dipanggang dapat mengurangi jumlah AGEs hingga setengahnya.

Cara lain untuk meminimalkan pembentukan AGEs adalah dengan memasak daging dalam waktu yang lebih singkat dan memilih metode memasak dengan panas lembab, termasuk merebus, mengukus, merebus, atau merebus.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2987 seconds (0.1#10.140)