Kisah Wanita Idap Kanker Rahim Stadium 4 yang Sempat Dikira Sakit Perut Biasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang wanita dengan akun TikTok @titaniaheap membagikan kisahnya mengidap kanker rahim stadium 4. Sebelum mengetahui penyakit yang diidapnya, ia mengaku sering merasakan sakit perut saat menstruasi.
Wanita ini mengaku selalu merasa sakit yang tak tertahankan saat menstruasi. Setelah menjalani pemeriksaan, baru diketahui ia mengidap kanker endometrium, jenis kanker rahim yang sering dialami banyak wanita.
Dalam unggahannya, ia menjelaskan bahwa kanker rahim ini biasa dialami oleh perempuan lanjut usia atau mereka yang sudah memiliki anak. Namun, tidak menutup kemungkinan anak muda seperti dirinya bisa mengalami.
"Tiap haid selalu sakit perut sampe guling-guling. Kirain sakit perut biasa, taunya malah kanker endometrium std 4," tulis wanita itu dikutip Jumat (20/10/2023).
Selain merasa sakit, wanita 24 tahun ini mengaku siklus menstruasinya tidak lancar. Bahkan pada 2020, ia pernah mengalami menstruasi lima bulan sekali, hingga satu tahun sekali.
"Jadi, setiap gua haid itu selalu sakit perut dan deres banget. Dari 1 hari, 3 hari, 6 hari, sampai akhirnya sebulan dan banjir terus bund," jelasnya.
Berbagai gejala pun ia rasakan. Mulai dari tubuh yang terasa pegal, flek yang muncul terus-menerus, hingga kekurangan darah hingga membuatnya pingsan.
"Beberapa bulan sebelumnya itu gua ngerasa pegel seluruh badan. Terutama pingggang dan flek terus. Tapi masih gua diemin wkwkk. Akhirnya 5 Juni gua pingsan gara-gara HB gua anjlok, keluar terus kan dibawa ke IGD dan di USG hasil rahim gua membesar," ujarnya.
"Di sini dokter kasih obat dan suruh tunggu sampai pendarahannya berhenti," tambahnya.
Meski sudah diberikan obat, kondisi wanita ini tidak kunjung membaik. Pada 23 Juni, dirinya merasakan sakit perut yang luar biasa hingga mengeluarkan banyak darah dan harus menggunakan popok.
"Akhirnya 23 Juni makin parah bun. Gua sampe pake popok dewasa dan itu 15 menit udah full. bayangin aja banyaknya dan super sakit perut nggak bisa kemana-mana ke wc aja pusing lemes," ungkapnya.
Akhirnya, ia mencoba untuk mengambil sampel di rumah sakit. Namun, dokter di tempatnya berobat memberikan penanganan yang salah. Saat wanita itu izin untuk pergi keluar kota, dirinya mendapat izin dari dokternya.
Bahkan, saat ia mengeluh sakit di tubuhnya semakin parah, sang dokter menganggap sebagai hal normal. Merasa kondisinya semakin menurun, wanita ini memutuskan melakukan pemeriksaan di dokter lain. Ia melakukan sederet pemeriksaan, salah satunya ctscan kontras.
Dari pemeriksaan ini, ternyata menunjukkan jika sel kanker telah menyebar di beberapa titik tubuhnya. Di saat itu, ia langsung melakukan pemeriksaan kesehatan lainnya, dari cek oncology dan pet-ctscan. Tahapan ini guna mengetahui penyebaran kanker dalam tubuh.
"Benar aja nambah yang dari di paru aja sama liver. Jadi di banyak tempat dan jadi stadium 4," paparnya.
Mengingat kanker rahim yang diidapnya sudah masuki stadium 4, ia pun harus melakukan kemoterapi. Prosedur ini menyebabkan rambut wanita itu rontok sebagai efek samping.
"Kalian yang haidnya emang nggak lancar dan nggak normal, nggak salah buat periksa. Yang gua udah diemin gejala ini dari 2023, biar nggak terlambat," pungkasnya.
Wanita ini mengaku selalu merasa sakit yang tak tertahankan saat menstruasi. Setelah menjalani pemeriksaan, baru diketahui ia mengidap kanker endometrium, jenis kanker rahim yang sering dialami banyak wanita.
Dalam unggahannya, ia menjelaskan bahwa kanker rahim ini biasa dialami oleh perempuan lanjut usia atau mereka yang sudah memiliki anak. Namun, tidak menutup kemungkinan anak muda seperti dirinya bisa mengalami.
"Tiap haid selalu sakit perut sampe guling-guling. Kirain sakit perut biasa, taunya malah kanker endometrium std 4," tulis wanita itu dikutip Jumat (20/10/2023).
Selain merasa sakit, wanita 24 tahun ini mengaku siklus menstruasinya tidak lancar. Bahkan pada 2020, ia pernah mengalami menstruasi lima bulan sekali, hingga satu tahun sekali.
"Jadi, setiap gua haid itu selalu sakit perut dan deres banget. Dari 1 hari, 3 hari, 6 hari, sampai akhirnya sebulan dan banjir terus bund," jelasnya.
Berbagai gejala pun ia rasakan. Mulai dari tubuh yang terasa pegal, flek yang muncul terus-menerus, hingga kekurangan darah hingga membuatnya pingsan.
"Beberapa bulan sebelumnya itu gua ngerasa pegel seluruh badan. Terutama pingggang dan flek terus. Tapi masih gua diemin wkwkk. Akhirnya 5 Juni gua pingsan gara-gara HB gua anjlok, keluar terus kan dibawa ke IGD dan di USG hasil rahim gua membesar," ujarnya.
"Di sini dokter kasih obat dan suruh tunggu sampai pendarahannya berhenti," tambahnya.
Meski sudah diberikan obat, kondisi wanita ini tidak kunjung membaik. Pada 23 Juni, dirinya merasakan sakit perut yang luar biasa hingga mengeluarkan banyak darah dan harus menggunakan popok.
"Akhirnya 23 Juni makin parah bun. Gua sampe pake popok dewasa dan itu 15 menit udah full. bayangin aja banyaknya dan super sakit perut nggak bisa kemana-mana ke wc aja pusing lemes," ungkapnya.
Akhirnya, ia mencoba untuk mengambil sampel di rumah sakit. Namun, dokter di tempatnya berobat memberikan penanganan yang salah. Saat wanita itu izin untuk pergi keluar kota, dirinya mendapat izin dari dokternya.
Bahkan, saat ia mengeluh sakit di tubuhnya semakin parah, sang dokter menganggap sebagai hal normal. Merasa kondisinya semakin menurun, wanita ini memutuskan melakukan pemeriksaan di dokter lain. Ia melakukan sederet pemeriksaan, salah satunya ctscan kontras.
Dari pemeriksaan ini, ternyata menunjukkan jika sel kanker telah menyebar di beberapa titik tubuhnya. Di saat itu, ia langsung melakukan pemeriksaan kesehatan lainnya, dari cek oncology dan pet-ctscan. Tahapan ini guna mengetahui penyebaran kanker dalam tubuh.
"Benar aja nambah yang dari di paru aja sama liver. Jadi di banyak tempat dan jadi stadium 4," paparnya.
Mengingat kanker rahim yang diidapnya sudah masuki stadium 4, ia pun harus melakukan kemoterapi. Prosedur ini menyebabkan rambut wanita itu rontok sebagai efek samping.
"Kalian yang haidnya emang nggak lancar dan nggak normal, nggak salah buat periksa. Yang gua udah diemin gejala ini dari 2023, biar nggak terlambat," pungkasnya.
(dra)