Tingkatkan Reputasi Bangsa dengan 7 Strategi Diplomasi Public Relations Ini
loading...
A
A
A
CHICAGO - Seperti halnya diplomat, public relations memiliki tanggung jawab dan peran untuk mendapatkan sekaligus memberikan informasi. Lebih dari itu, public relations juga berperan penting dalam mempengaruhi persepsi, membangun hubungan antarbudaya, serta menciptakan kesempatan untuk dialog konstruktif di tingkat internasional.
Konjen RI di Chicago Listyowati dalam sharing session bertema Public Relations & Diplomacy di KJRI Chicago, AS, belum lama ini mengatakan, public relations lekat dengan dunia diplomasi karena profesi tersebut berperan dalam membangun hubungan baik dengan pihak lain.
"Dulu lebih dikenal untuk membangun citra, namun sekarang peran PR lebih strategis lagi. Kita sendiri mengenal adanya public diplomacy untuk bisa mempengaruhi masyarakat. Diplomasi publik menjadi soft power untuk mendekati negara atau pihak lain," beber Listyowati dalam sharing session yang digelar secara hybrid hasil kerja sama antara London School Public Relations (LSPR) dan KJRI Chicago itu.
Hal senada disampaikan Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA., MCIPR., APR., FIPR. Menurutnya, setiap WNI berperan sebagai rublic relations Indonesia layaknya diplomat dan duta besar yang menjaga reputasi bangsa ini dengan baik.
"Jika reputasi Indonesia terbentuk dengan baik, maka akan memberikan dampak positif. Antara lain membantu peningkatan pariwisata, peningkatan jumlah ekspor, investasi, dan penerimaan WNI di seluruh dunia," papar Prita.
Prita menambahkan, ada tujuh strategi untuk meningkatkan reputasi suatu bangsa. Pertama adalah figur kepemimpinan. Pemimpin suatu negara memiliki 44% dari reputasi negara.
Strategi yang kedua adalah melalui olahraga, terutama branding atletnya.
"Indonesia terkenal selalu juara dalam badminton. Suatu negara apabila dapat menghasilkan banyak atlet terbaik sekelas championship dunia, menandakan negara tersebut kuat, tinggi endurance-nya, mempunyai disiplin yang baik, kualitas hidup yang baik, serta memiliki daya saing yang tinggi," jelas Prita.
Lalu yang ketiga pariwisata, diikuti dengan budaya sebagai strategi yang keempat.
Diplomasi budaya yang paling mudah untuk disebarkan ke seluruh negara, menurut Prita, adalah melalui film.
Konjen RI di Chicago Listyowati dalam sharing session bertema Public Relations & Diplomacy di KJRI Chicago, AS, belum lama ini mengatakan, public relations lekat dengan dunia diplomasi karena profesi tersebut berperan dalam membangun hubungan baik dengan pihak lain.
"Dulu lebih dikenal untuk membangun citra, namun sekarang peran PR lebih strategis lagi. Kita sendiri mengenal adanya public diplomacy untuk bisa mempengaruhi masyarakat. Diplomasi publik menjadi soft power untuk mendekati negara atau pihak lain," beber Listyowati dalam sharing session yang digelar secara hybrid hasil kerja sama antara London School Public Relations (LSPR) dan KJRI Chicago itu.
Hal senada disampaikan Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business Dr. (H.C) Prita Kemal Gani, MBA., MCIPR., APR., FIPR. Menurutnya, setiap WNI berperan sebagai rublic relations Indonesia layaknya diplomat dan duta besar yang menjaga reputasi bangsa ini dengan baik.
"Jika reputasi Indonesia terbentuk dengan baik, maka akan memberikan dampak positif. Antara lain membantu peningkatan pariwisata, peningkatan jumlah ekspor, investasi, dan penerimaan WNI di seluruh dunia," papar Prita.
Prita menambahkan, ada tujuh strategi untuk meningkatkan reputasi suatu bangsa. Pertama adalah figur kepemimpinan. Pemimpin suatu negara memiliki 44% dari reputasi negara.
Strategi yang kedua adalah melalui olahraga, terutama branding atletnya.
"Indonesia terkenal selalu juara dalam badminton. Suatu negara apabila dapat menghasilkan banyak atlet terbaik sekelas championship dunia, menandakan negara tersebut kuat, tinggi endurance-nya, mempunyai disiplin yang baik, kualitas hidup yang baik, serta memiliki daya saing yang tinggi," jelas Prita.
Lalu yang ketiga pariwisata, diikuti dengan budaya sebagai strategi yang keempat.
Diplomasi budaya yang paling mudah untuk disebarkan ke seluruh negara, menurut Prita, adalah melalui film.