20 Tahun Usai Kesuksesan Album Clayman, Bagaimana Kabar In Flames?
loading...
A
A
A
GOTHENBURG - Band heavy metal veteran Swedia, In Flames merayakan ulang tahun ke-20 album Clayman. Berkat album tersebut, nama In Flames langsung meroket. Selain itu, album Clayman juga mendapatkan respons yang sangat positif dari para analis musik .
(Baca juga: Rilis Album Baru, Death Vomit Berikan Sentuhan Berbeda )
Belum lama ini, sang vokalis, Anders Friden sempat diwawancarai Keen Eye 4 Concerts. Pria 47 tahun itu ditanya sejauh mana perkembangan dia dan personel In Flames yang lain selama dua dekade belakangan atau pasca album sukses mereka, Clayman.
"Banyak hal telah berubah. Personel di dalam band datang dan pergi. Hanya saya dan (gitaris) Bjorn (Gelotte) yang tersisa dari era tersebut. Saya punya anak sekarang, saya tidak memilikinya saat itu. Tentu saja, ini waktu yang berbeda, tetapi pada saat yang sama, semangat dan gairah untuk musik tidak berubah," kata Anders Friden.
"Saya sangat kagum bahwa saya dapat melakukan apa yang saya lakukan dan bahwa saya bisa keliling dunia -bukan untuk saat ini, saya tidak bisa, tapi sebagian besar, saya bisa keliling dunia. Ini hobi saya. Musik adalah hobi yang berubah menjadi pekerjaan yang masih saya anggap sebagai hobi. Saya sangat beruntung bisa melakukan apa yang saya lakukan. Ini memberi saya semua yang saya miliki. Sungguh menakjubkan," tuturnya.
(Baca juga: Mau Tahu Lagu yang Sering Didengar Anggota BLACKPINK? Ini Daftarnya )
Mengenai kemajuan musik In Flames sejauh ini, Anders mengungkapkan bahwa dirinya masih memiliki sikap yang sama dengan ketika kali pertama hadir dan membuat album. Dia mencoba untuk selalu melakuka yang terbaik dari dirinya. "Apa pun yang terasa menyenangkan, terasa menyenangkan, dan berakhir di album," ucapnya.
"Dan ketika album selesai dan saya merasa telah memberikan seratus persen, maka inilah saatnya untuk memberikannya kepada perusahaan rekaman dan melihat ke arah tur dan album berikutnya. Itu sikap yang sama; itu tidak berubah. Saya pikir itu lebih pada bagaimana penggemar memandang kita; lebih mudah bagi mereka untuk mengatakannya," paparnya.
Sementara itu, dalam menyambut ulang tahun ke-20 album Clayman, In Flames akan merilis edisi khusus Clayman 20th Anniversary Editionpada 28 Agustus mendatang. Sebelum rilis fisik Clayman 20th Anniversary Edition, In Flames baru saja merilis Clayman 2020 EP secara digital, yang menampilkan versi 2020 dari Only for The Weak, Bullet Ride, Pinball Map, Clayman dan track instrumental baru Themes And Variations In D-Minor.
(Baca juga: Pandemi Gagalkan Death Vomit Rayakan Ultah Seperempat Abad )
Sejak kali pertama berdiri pada 1990 di Gothenburg, In Flames tercatat telah menelurkan 13 buah album studio. Lunar Strain yang dirilis pada 1994 menjadi debut album In Flames. Selanjutnya, secara berturut-turut In Flames meluncurkan The Jester Race (1996), Whoracle (1997), Colony (1999), Clayman (2000), Reroute to Remain (2002), Soundtrack to Your Escape (2004), Come Clarity (2006), A Sense of Purpose (2008), Sounds of a Playground Fading (2011), Siren Charms (2014), Battles (2016), dan I, the Mask (2019).
(Baca juga: Rilis Album Baru, Death Vomit Berikan Sentuhan Berbeda )
Belum lama ini, sang vokalis, Anders Friden sempat diwawancarai Keen Eye 4 Concerts. Pria 47 tahun itu ditanya sejauh mana perkembangan dia dan personel In Flames yang lain selama dua dekade belakangan atau pasca album sukses mereka, Clayman.
"Banyak hal telah berubah. Personel di dalam band datang dan pergi. Hanya saya dan (gitaris) Bjorn (Gelotte) yang tersisa dari era tersebut. Saya punya anak sekarang, saya tidak memilikinya saat itu. Tentu saja, ini waktu yang berbeda, tetapi pada saat yang sama, semangat dan gairah untuk musik tidak berubah," kata Anders Friden.
"Saya sangat kagum bahwa saya dapat melakukan apa yang saya lakukan dan bahwa saya bisa keliling dunia -bukan untuk saat ini, saya tidak bisa, tapi sebagian besar, saya bisa keliling dunia. Ini hobi saya. Musik adalah hobi yang berubah menjadi pekerjaan yang masih saya anggap sebagai hobi. Saya sangat beruntung bisa melakukan apa yang saya lakukan. Ini memberi saya semua yang saya miliki. Sungguh menakjubkan," tuturnya.
(Baca juga: Mau Tahu Lagu yang Sering Didengar Anggota BLACKPINK? Ini Daftarnya )
Mengenai kemajuan musik In Flames sejauh ini, Anders mengungkapkan bahwa dirinya masih memiliki sikap yang sama dengan ketika kali pertama hadir dan membuat album. Dia mencoba untuk selalu melakuka yang terbaik dari dirinya. "Apa pun yang terasa menyenangkan, terasa menyenangkan, dan berakhir di album," ucapnya.
"Dan ketika album selesai dan saya merasa telah memberikan seratus persen, maka inilah saatnya untuk memberikannya kepada perusahaan rekaman dan melihat ke arah tur dan album berikutnya. Itu sikap yang sama; itu tidak berubah. Saya pikir itu lebih pada bagaimana penggemar memandang kita; lebih mudah bagi mereka untuk mengatakannya," paparnya.
Sementara itu, dalam menyambut ulang tahun ke-20 album Clayman, In Flames akan merilis edisi khusus Clayman 20th Anniversary Editionpada 28 Agustus mendatang. Sebelum rilis fisik Clayman 20th Anniversary Edition, In Flames baru saja merilis Clayman 2020 EP secara digital, yang menampilkan versi 2020 dari Only for The Weak, Bullet Ride, Pinball Map, Clayman dan track instrumental baru Themes And Variations In D-Minor.
(Baca juga: Pandemi Gagalkan Death Vomit Rayakan Ultah Seperempat Abad )
Sejak kali pertama berdiri pada 1990 di Gothenburg, In Flames tercatat telah menelurkan 13 buah album studio. Lunar Strain yang dirilis pada 1994 menjadi debut album In Flames. Selanjutnya, secara berturut-turut In Flames meluncurkan The Jester Race (1996), Whoracle (1997), Colony (1999), Clayman (2000), Reroute to Remain (2002), Soundtrack to Your Escape (2004), Come Clarity (2006), A Sense of Purpose (2008), Sounds of a Playground Fading (2011), Siren Charms (2014), Battles (2016), dan I, the Mask (2019).
(nug)