Cerita Haru Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Senin, 13 November 2023 - 15:35 WIB
loading...
Cerita Haru Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Cerita haru pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza terungkap di tengah konflik Palestina dan Israel. Hal ini disampaikan langsung Dr dr Siti Fadilah Supari. Foto/The Times of Israel
A A A
JAKARTA - Cerita haru pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza terungkap di tengah konflik Palestina dan Israel . Hal ini disampaikan langsung oleh mantan Menteri Kesehatan Dr dr Siti Fadilah Supari.

Dalam video pendek yang diunggah akun X @jubirpartikelir, Siti Fadilah bercerita mengenai latar belakang pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza , Palestina . Di mana dia yakini ada campur tangan Tuhan.

Rumah sakit itu diresmikan oleh Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Namun di balik peresmian itu, Siti Fadilah justru punya cerita yang menarik. Menurutnya, rumah sakit itu dibangun melalui proses yang panjang. Bahkan tanpa bantuan Tuhan, pembangunan rumah sakit itu tidak mungkin didirikan.

Cerita bermula saat dia menjabat sebagai Menteri Kesehatan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu dia banyak bertemu dan membangun jaringan kerja dengan Menteri Kesehatan dari berbagai negara di seluruh dunia.



Di situlah dia akhirnya bertemu dengan Menteri Kesehatan Palestina. "Menteri Kesehatan Palestina pernah berbisik kepada saya, kalau kita kasih tanah di Gaza, Indonesia bisa tidak bangun rumah sakit," kata Siti Fadilah dikutip Senin (13/11/2023).

Mendengar tawaran tersebut, Siti Fadilah mengaku senang. Dia benar-benar tidak menyangka Palestina justru menawarkan tanah untuk dibangun rumah sakit.

Hanya saja dia tidak terpikir siapa yang mau membangun rumah sakit di Gaza. Dia kemudian memanggil dokter sekaligus aktivis, Joserizal Jurnalis. Dia merupakan pendiri MER-C (Medical Emergency Rescue Committe).

"Saya iyain saja, dan begitu di Indonesia saya memanggil Joserizal," terang Siti Fadilah.



Saat itu Siti Fadilah bercerita pada Joserizal soal tawaran tanah dari Palestina untuk membangun rumah sakit di Gaza. Mendengar tawaran tersebut, Joserizal bahagia. Soalnya sejak dulu memang sudah ada rencana dan keinginan untuk mendirikan rumah sakit di Palestina.

Masalahnya saat itu Joserizal dan yang lainnya kesulitan mendapatkan akses. "Joserizal itu bersyukur karena memang bercita-cita membuat rumah sakit di Gaza. Dari situ dia semangat mencari dana," ujar Siti Fadilah.

Begitu berita tawaran tanah dan upaya pengumpulan dana tersiar, banyak orang mulai membantu. Sumbangan demi sumbangan berdatangan untuk membantu masyarakat Palestina mendapatkan rumah sakit.

Bahkan, tawaran bantuan datang dari Iran. Mereka siap menggelontorkan dana yang sangat besar agar rumah sakit itu bisa cepat dibangun. Hanya saja bantuan itu dikesampingkan karena semua orang ingin agar rumah sakit itu benar-benar dibangun dari dana masyarakat Indonesia.



"Ini punya Indonesia harus uang dari Indonesia itu kata Joserizal. Dananya dicari dari masyarakat Islam Indonesia dan pengajian-pengajian. Pelan-pelan kita kumpulin," ucap Siti Fadilah.

Hanya saja hambatan tidak berhenti di situ. Tanah sudah ada dan dana mulai terkumpul, yang kurang justru orang-orang yang berani membangun rumah sakit di wilayah konflik.

"Bayangin memang ada orang yang mau bangun rumah sakit di wilayah perang," ungkap Siti Fadilah.

Kebingungan itu justru ternyata langsung terhapuskan. Ternyata banyak orang Indonesia yang siap berangkat ke Palestina untuk membangun rumah sakit di Gaza.

Mereka justru datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Bahkan sebagian besar adalah kalangan profesional. Mereka ikhlas berangkat ke Palestina untuk membangun rumah sakit sebagai bagian dari jihad.

"Mereka itu kita ajari dulu untuk membuat bangunan. Setelahnya baru dikirim ke Palestina. Jadi orang yang membangun rumah sakit itu bukan orang-orang sembarangan," kenangnya.

Masalah ketersediaan dokter juga jadi hambatan yang cukup pelik saat proses pembangunan rumah sakit dilakukan. Beberapa dokter dari Indonesia juga banyak yang berangkat ke Palestina.

Hanya saja saat itu tetap dibutuhkan dokter-dokter Palestina. "Dari Palestina akhirnya dikirim beberapa orang dokter untuk dididik lagi di Indonesia," jelasnya.

Hambatan demi hambatan itu akhirnya dapat dengan mudah teratasi. Begitu juga dengan niatan-niatan banyak orang yang akhirnya ditemukan dengan cara yang tidak terduga. Dari situ Siti Fadilah yakin bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza bisa dibangun berkat campur tangan Tuhan.

"Alhamdulillah rumah sakit itu jadi dua tingkat. Jadi ini suatu keajaiban Tuhan. Antara yang menerima tanah dan berkehendak bikin rumah sakit, dan tenaga kerjanya itu masing-masing tidak ada hubungannya. Hanya dihubungkan oleh Tuhan," pungkasnya.
(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1862 seconds (0.1#10.140)