Profil Mahmoud Darwish, Penyair Palestina yang Selalu Menentang Keberadaan Israel

Minggu, 26 November 2023 - 04:12 WIB
loading...
Profil Mahmoud Darwish, Penyair Palestina yang Selalu Menentang Keberadaan Israel
Mahmoud Darwish merupakan penyair Palestina yang terkenal akan karyanya. Foto/The Guardian
A A A
JAKARTA - Mahmoud Darwish merupakan penyair Palestina yang terkenal akan karyanya. Dalam beberapa syairnya, dia kerap membela Palestina atas kependudukan Israel.

Selain dikenal sebagai penyair, Darwish juga merupakan seorang politikus dan penulis. Bahkan dirinya dianggap sebagai sosok motivator Palestina setelah perang enam hari di tahun 1967.

Sudah beberapa kali karyanya mampu membangkitkan semangat warga Palestina untuk menghadapi Israel dengan tegar. Meski sudah meninggal pada 9 Agustus 2008, namun karya sang penyair masih tetap membekas di hati penduduk Palestina hingga saat ini.


Profil Mahmoud Darwish

Dilansir dari Britannica, Mahmoud Darwish lahir pada 13 Maret 1942 si Al Birwa, Palestina, yang sekarang sudah menjadi wilayah Israel setelah berdirinya negara tersebut pada 1948.

Pada saat negara Israel terbentuk, Darwish sempat menyaksikan pembantaian yang memaksa keluarganya melarikan diri ke Lebanon. Tidak hanya itu, ia juga sempat melarikan diri ke Prancis.

Berbagai penderitaan yang dialami Darwish kala muda tak lantas membuatnya menyerah. Ia justru bangkit dan melawan dengan karyanya.

Menurut laman Poetry Foundation, Darwish sempat dipenjara di tahun 1960-an karena membacakan puisi yang dianggap kontroversial dan bepergian antardesa tanpa izin.

Darwish dianggap sebagai penyair perlawanan dan ditahan ketika puisinya yang berjudul "Kartu Identitas" dianggap sebagai lagu protes.



Untuk riwayat pendidikannya sendiri, Darwish pernah menuntut ilmu di Universitas Moskow dan lulus di tahun 1970. Dirinya lantas bekerja di kantor surat kabar Al Ahram, Kairo, Mesir.

Selanjutnya, dia sempat tinggal di Lebanon dari tahun 1973 hingga 1982 untuk menjadi pengedit jurnal. Barulah setelahnya dia mulai masuk dan bertugas di komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina dari tahun 1987 hingga 1993.

Karya awal Mahmoud Darwish tercipta di tahun 1960-an dan 1970-an. Mencerminkan ketidakbahagiaan dengan pendudukan Israel di tanah kelahirannya.

Kini Darwish dikenal sebagai penulis lebih dari 30 buku puisi dan delapan buku prosa. Dia juga sempat memperoleh Penghargaan Kebebasan Budaya Lannan dari Yayasan Lannan, Hadiah Perdamaian Lenin, dan Medali Knight of Arts dan Belles Lettres dari Prancis.

Dalam kisah romansanya sendiri, Darwish disebutkan pernah menjalin kasih dengan seorang gadis Israel. Namun, hal tersebut sempat disembunyikannya dalam waktu yang cukup lama.

Itu disebabkan oleh kondisi yang tak memungkinkan untuk mereka berdua bisa bersatu di tanah yang penuh dengan konflik. Terlebih, Darwish telah dianggap sebagai salah satu pejuang kebebasan Palestina.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1693 seconds (0.1#10.140)