Apa Itu Liposuction? Operasi Sedot Lemak yang Dilakukan Nanie Darham
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nanie Darham menjalani operasi sedot lemak yang disebut liposuction sebelum meninggal dunia karena dugaan malapraktik. Nanie menjalani prosedur ini di salah satu klinik di kawasan Jakarta Selatan pada 21 Oktober 2023.
Nanie dilaporkan tergoda dengan pernyataan dokter yang mengklaim prosedur liposuction ini aman untuknya meski baru dua bulan melahirkan. Namun, setelah operasi sedot lemak selesai dilakukan, kondisi Nanie tiba-tiba saja menurun.
Dia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit dr. Suyoto, Bintaro dengan ambulans. Namun, saat dibawa ke rumah sakit, Nanie dinyatakan meninggal dunia. Saat itu, tampak darah keluar dari mata dan hidungnya.
Lantas, apa itu liposuction dan apa saja efek sampingnya? Berikut ulasannya dikutip situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Minggu (26/11/2023).
Metode sedot lemak liposuction merupakan tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan lemak berlebih pada bagian tubuh tertentu. Seperti di area lengan, perut, pinggul, bokong, dan paha.
Pada sedot lemak jenis ini, umumnya pasien akan disuntikkan obat bius total. Dokter kemudian akan melakukan sayatan lebih besar dengan proses yang berlangsung selama satu hingga tiga jam.
Setelah penghancuran lemak selesai dilakukan, sisa lemak tersebut akan disedot keluar tubuh melalui kanula dan alat penyedot lemak. Hasil penyedotan lemak dengan metode liposuction bisa saja membuat kulit terlihat kendur.
Ini karena hilangnya lemak di area tersebut sehingga memungkinkan untuk diberi perawatan lanjutan. Selain itu, pasien sedot lemak akan diminta mengenakan pakaian kompresi (korset) selama dua bulan untuk menjaga bentuk tubuh setelah operasi.
Liposuction terbagi menjadi tiga jenis utama, yaitu sedot lemak tumescent (tumescent liposuction), sedot lemak ultrasound (ultrasound-assisted liposuction), dan sedot lemak laser (laser-assisted liposuction).
Seperti prosedur bedah lainnya, liposuction juga memiliki beberapa efek samping. Berikut di antaranya.
Efek samping dari liposuction yang pertama yakni kulit tidak merata setelah pembedahan. Kulit tidak rata atau tampak bergelombang diakibatkan prosedur sedot lemak yang tidak merata. Elastisitas kulit juga semakin buruk dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama.
Prosedur sedot lemak memang bisa membuat tubuh menjadi lebih ideal. Namun metode ini bukanlah satu-satunya cara utama untuk menurunkan berat badan. Utamakan pola hidup sehat seperti olahraga rutin, cukup istirahat, konsumsi makanan rendah lemak dan kalori.
Saat prosedur sedot lemak dilakukan, diperlukan obat bius untuk membuat pasien tidak merasakan rasa nyeri akibat pembedahan. Alergi terhadap obat bius dapat menimbulkan reaksi alergi, di mana reaksi ini dapat mengenai seluruh organ tubuh dan berakibat fatal.
Efek samping berupa infeksi atau pendarahan dapat terjadi saat prosedur sedot lemak. Hal ini terjadi akibat aliran darah tersumbat oleh potongan-potongan lemak.
Potongan lemak ini selain menyumbat pembuluh darah dapat juga menyumbat organ lainnya, misalnya paru-paru. Kondisi ini dikenal dengan emboli paru, sangat berbahaya karena dapat mengancam jiwa.
Nanie dilaporkan tergoda dengan pernyataan dokter yang mengklaim prosedur liposuction ini aman untuknya meski baru dua bulan melahirkan. Namun, setelah operasi sedot lemak selesai dilakukan, kondisi Nanie tiba-tiba saja menurun.
Dia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit dr. Suyoto, Bintaro dengan ambulans. Namun, saat dibawa ke rumah sakit, Nanie dinyatakan meninggal dunia. Saat itu, tampak darah keluar dari mata dan hidungnya.
Apa Itu Liposuction?
Lantas, apa itu liposuction dan apa saja efek sampingnya? Berikut ulasannya dikutip situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Minggu (26/11/2023).
Baca Juga
Metode sedot lemak liposuction merupakan tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan lemak berlebih pada bagian tubuh tertentu. Seperti di area lengan, perut, pinggul, bokong, dan paha.
Pada sedot lemak jenis ini, umumnya pasien akan disuntikkan obat bius total. Dokter kemudian akan melakukan sayatan lebih besar dengan proses yang berlangsung selama satu hingga tiga jam.
Setelah penghancuran lemak selesai dilakukan, sisa lemak tersebut akan disedot keluar tubuh melalui kanula dan alat penyedot lemak. Hasil penyedotan lemak dengan metode liposuction bisa saja membuat kulit terlihat kendur.
Ini karena hilangnya lemak di area tersebut sehingga memungkinkan untuk diberi perawatan lanjutan. Selain itu, pasien sedot lemak akan diminta mengenakan pakaian kompresi (korset) selama dua bulan untuk menjaga bentuk tubuh setelah operasi.
Jenis Liposuction
Liposuction terbagi menjadi tiga jenis utama, yaitu sedot lemak tumescent (tumescent liposuction), sedot lemak ultrasound (ultrasound-assisted liposuction), dan sedot lemak laser (laser-assisted liposuction).
Seperti prosedur bedah lainnya, liposuction juga memiliki beberapa efek samping. Berikut di antaranya.
Efek Samping Liposuction
1. Kulit Tidak Merata
Efek samping dari liposuction yang pertama yakni kulit tidak merata setelah pembedahan. Kulit tidak rata atau tampak bergelombang diakibatkan prosedur sedot lemak yang tidak merata. Elastisitas kulit juga semakin buruk dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama.
2. Infeksi
Prosedur sedot lemak memang bisa membuat tubuh menjadi lebih ideal. Namun metode ini bukanlah satu-satunya cara utama untuk menurunkan berat badan. Utamakan pola hidup sehat seperti olahraga rutin, cukup istirahat, konsumsi makanan rendah lemak dan kalori.
3. Alergi Obat Bius
Saat prosedur sedot lemak dilakukan, diperlukan obat bius untuk membuat pasien tidak merasakan rasa nyeri akibat pembedahan. Alergi terhadap obat bius dapat menimbulkan reaksi alergi, di mana reaksi ini dapat mengenai seluruh organ tubuh dan berakibat fatal.
4. Infeksi atau Pendarahan
Efek samping berupa infeksi atau pendarahan dapat terjadi saat prosedur sedot lemak. Hal ini terjadi akibat aliran darah tersumbat oleh potongan-potongan lemak.
Potongan lemak ini selain menyumbat pembuluh darah dapat juga menyumbat organ lainnya, misalnya paru-paru. Kondisi ini dikenal dengan emboli paru, sangat berbahaya karena dapat mengancam jiwa.
(dra)