4 Penyakit pada Bayi Baru Lahir dan Cara Mencegahnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit pada bayi baru lahir sangat beragam dan penting diwaspadai. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, orang tua harus proaktif dalam mencegah dan harus mendapat informasi lengkap tentang penyakit umum.
Setelah lahir, bayi akan beradaptasi dengan dunia luar sehingga membuat mereka semakin rentan dengan berbagai penyakit . Terlebih, imun pada bayi baru lahir belum kuat dan menyebabkan mereka berisiko tinggi mengalami infeksi.
Orang tua dapat mengendalikan kesehatan mereka sendiri dengan mempelajari penyakit umum yang menyerang bayi baru lahir dan menerapkan tindakan pencegahan. Pemeriksaan rutin, sanitasi yang ketat, dan perawatan medis yang tepat waktu adalah cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan bayi baru lahir.
Berikut penyakit pada bayi baru lahir dan cara mencegahnya dilansir dari Times of India, Kamis (14/12/2023).
Bayi baru lahir memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang, sehingga rentan terhadap infeksi. Menjaga lingkungan yang bersih dan higienis sangat penting untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh kuman yang ada di tangan dan pakaian. Pneumonia, infeksi darah, dan infeksi otak sering terjadi dan memerlukan perawatan di NICU.
Mencuci tangan secara ketat, memastikan kebersihan lingkungan sekitar bayi, dan meminimalkan paparan terhadap individu yang menderita penyakit dapat mengurangi risiko infeksi pada bayi baru lahir secara signifikan.
Penyakit kuning merupakan kekhawatiran yang tersebar luas di kalangan bayi baru lahir di seluruh dunia, sering kali disebabkan oleh fungsi hati yang belum matang, yang dikenal sebagai penyakit kuning fisiologis. Meskipun sebagian besar kasusnya ringan dan dapat diatasi dengan sendirinya, bayi yang lahir dari ibu dengan golongan darah negatif mengalami penyakit kuning yang lebih parah karena ketidakcocokan golongan darah.
Pemantauan dan penanganan penyakit kuning, terutama pada kasus ketidakcocokan golongan darah, melibatkan fototerapi. Pemeriksaan pranatal, ditambah dengan intervensi medis yang tepat waktu, dapat membantu mengantisipasi dan mengatasi potensi komplikasi.
Beberapa bayi baru lahir mengalami kesulitan bernapas karena penurunan kadar surfaktan di paru-parunya, suatu kondisi yang disebut Respiratory Distress Syndrome (RDS). Bayi dengan RDS memerlukan dukungan ventilator.
Meskipun RDS tidak selalu dapat dicegah, perawatan prenatal yang komprehensif dan kesadaran akan faktor risiko dapat berkontribusi pada deteksi dini dan penatalaksanaan.
Sekitar 3-5 persen bayi baru lahir dilahirkan dengan kelainan bawaan, sering kali melibatkan jantung dan otak. Banyak dari anomali ini dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan pranatal, meskipun tidak semua kondisi dapat dideteksi sebelum kelahiran.
Pemeriksaan prenatal secara teratur, termasuk sonografi, memainkan peran penting dalam mengidentifikasi dan mempersiapkan kelainan bawaan. Deteksi dini memfasilitasi intervensi medis tepat waktu dan perawatan khusus di NICU.
Setelah lahir, bayi akan beradaptasi dengan dunia luar sehingga membuat mereka semakin rentan dengan berbagai penyakit . Terlebih, imun pada bayi baru lahir belum kuat dan menyebabkan mereka berisiko tinggi mengalami infeksi.
Orang tua dapat mengendalikan kesehatan mereka sendiri dengan mempelajari penyakit umum yang menyerang bayi baru lahir dan menerapkan tindakan pencegahan. Pemeriksaan rutin, sanitasi yang ketat, dan perawatan medis yang tepat waktu adalah cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan bayi baru lahir.
Penyakit pada Bayi Baru Lahir dan Cara Mencegahnya
Berikut penyakit pada bayi baru lahir dan cara mencegahnya dilansir dari Times of India, Kamis (14/12/2023).
1. Infeksi
Bayi baru lahir memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang, sehingga rentan terhadap infeksi. Menjaga lingkungan yang bersih dan higienis sangat penting untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh kuman yang ada di tangan dan pakaian. Pneumonia, infeksi darah, dan infeksi otak sering terjadi dan memerlukan perawatan di NICU.
Mencuci tangan secara ketat, memastikan kebersihan lingkungan sekitar bayi, dan meminimalkan paparan terhadap individu yang menderita penyakit dapat mengurangi risiko infeksi pada bayi baru lahir secara signifikan.
2. Penyakit Kuning
Penyakit kuning merupakan kekhawatiran yang tersebar luas di kalangan bayi baru lahir di seluruh dunia, sering kali disebabkan oleh fungsi hati yang belum matang, yang dikenal sebagai penyakit kuning fisiologis. Meskipun sebagian besar kasusnya ringan dan dapat diatasi dengan sendirinya, bayi yang lahir dari ibu dengan golongan darah negatif mengalami penyakit kuning yang lebih parah karena ketidakcocokan golongan darah.
Pemantauan dan penanganan penyakit kuning, terutama pada kasus ketidakcocokan golongan darah, melibatkan fototerapi. Pemeriksaan pranatal, ditambah dengan intervensi medis yang tepat waktu, dapat membantu mengantisipasi dan mengatasi potensi komplikasi.
3. Kesulitan Bernapas
Beberapa bayi baru lahir mengalami kesulitan bernapas karena penurunan kadar surfaktan di paru-parunya, suatu kondisi yang disebut Respiratory Distress Syndrome (RDS). Bayi dengan RDS memerlukan dukungan ventilator.
Meskipun RDS tidak selalu dapat dicegah, perawatan prenatal yang komprehensif dan kesadaran akan faktor risiko dapat berkontribusi pada deteksi dini dan penatalaksanaan.
4. Cacat Lahir
Sekitar 3-5 persen bayi baru lahir dilahirkan dengan kelainan bawaan, sering kali melibatkan jantung dan otak. Banyak dari anomali ini dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan pranatal, meskipun tidak semua kondisi dapat dideteksi sebelum kelahiran.
Pemeriksaan prenatal secara teratur, termasuk sonografi, memainkan peran penting dalam mengidentifikasi dan mempersiapkan kelainan bawaan. Deteksi dini memfasilitasi intervensi medis tepat waktu dan perawatan khusus di NICU.
(dra)