Tekan Angka Kasus Kanker Serviks, Kemenkes RI Siapkan 3 Program Eliminasi Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kanker serviks menjadi penyakit yang mengancam nyawa sebagian besar perempuan di Indonesia. Angka kasus kanker serviks di Tanah Air per tahun tercatat mencapai sebanyak 38 ribu. Dari angka tersebut, mayoritas telah memasuki stadium lanjut yang cukup sulit ditangani.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, diperlukan berbagai program untuk menekan angka kasus kanker serviks di Indonesia, salah satunya dengan terapi. Bagi perempuan yang terkena kanker serviks dengan stadium awal, masih ada kemungkinan untuk sembuh apabila menjalani rangkaian terapi secara rutin.
“Stadium lanjut di Indonesia masih 70%. Tapi untuk penyakit kanker kalau masih stadium dini itu dengan teknologi medis sekarang, 80-90% sembuh kembali,” kata Menkes Budi dalam acara Launching Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Djakarta Theatre, Sabtu (16/12/2023).
Khusus untuk kanker serviks, terapi yang diberikan berupa terapi radiasi pada bagian dalam yakni rahim dan juga bagian luar tubuh. Kemenkes juga berencana untuk melengkapi seluruh rumah sakit provinsi di Indonesia dengan alat-alat radiasi sebagai rangkaian perawatan untuk pasien kanker jenis apa pun.
“Kami akan melengkapi 10.000 puskesmas Indonesia dengan alat yang namanya thermal ablasi. Alat ini mudah, bisa dipakai oleh dokter umum. Jadi kalau ada deteksi positif dan dilihat ada lesinya, bisa langsung diterapi atau dirawat di puskesmas,” jelas Budi.
Tak hanya terapi, program penting lain untuk menekan angka kanker serviks di Indonesia yakni dengan program imunisasi vaksin HPV dan deteksi dini. Untuk vaksinasi HPV, kini Biofarma telah memproduksi sendiri vaksin HPV asli Indonesia bernama Nusagard. Vaksin HPV ini gratis bagi anak-anak berusia 11-12 tahun.
Sementara untuk deteksi dini, Kemenkes juga berencana memanfaatkan laboratorium PCR yang sudah ada bekas pandemi Covid-19 menjadi tempat untuk tes HPV DNA, tentunya dengan harga yang lebih murah. Program ini akan segera di sebar ke 16 provinsi di Indonesia.
“Dengan tes yang paling modern, HPV DNA. Tahun ini kita pilot project di 16 provinsi. Tahun depan kita akan roll out di seluruh provinsi di Indonesia,” tuturnya.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, diperlukan berbagai program untuk menekan angka kasus kanker serviks di Indonesia, salah satunya dengan terapi. Bagi perempuan yang terkena kanker serviks dengan stadium awal, masih ada kemungkinan untuk sembuh apabila menjalani rangkaian terapi secara rutin.
“Stadium lanjut di Indonesia masih 70%. Tapi untuk penyakit kanker kalau masih stadium dini itu dengan teknologi medis sekarang, 80-90% sembuh kembali,” kata Menkes Budi dalam acara Launching Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Djakarta Theatre, Sabtu (16/12/2023).
Khusus untuk kanker serviks, terapi yang diberikan berupa terapi radiasi pada bagian dalam yakni rahim dan juga bagian luar tubuh. Kemenkes juga berencana untuk melengkapi seluruh rumah sakit provinsi di Indonesia dengan alat-alat radiasi sebagai rangkaian perawatan untuk pasien kanker jenis apa pun.
“Kami akan melengkapi 10.000 puskesmas Indonesia dengan alat yang namanya thermal ablasi. Alat ini mudah, bisa dipakai oleh dokter umum. Jadi kalau ada deteksi positif dan dilihat ada lesinya, bisa langsung diterapi atau dirawat di puskesmas,” jelas Budi.
Tak hanya terapi, program penting lain untuk menekan angka kanker serviks di Indonesia yakni dengan program imunisasi vaksin HPV dan deteksi dini. Untuk vaksinasi HPV, kini Biofarma telah memproduksi sendiri vaksin HPV asli Indonesia bernama Nusagard. Vaksin HPV ini gratis bagi anak-anak berusia 11-12 tahun.
Sementara untuk deteksi dini, Kemenkes juga berencana memanfaatkan laboratorium PCR yang sudah ada bekas pandemi Covid-19 menjadi tempat untuk tes HPV DNA, tentunya dengan harga yang lebih murah. Program ini akan segera di sebar ke 16 provinsi di Indonesia.
“Dengan tes yang paling modern, HPV DNA. Tahun ini kita pilot project di 16 provinsi. Tahun depan kita akan roll out di seluruh provinsi di Indonesia,” tuturnya.
Lihat Juga: Viral Mitos Penyakit Mpox Efek dari Vaksin COVID-19, Kemenkes Tegaskan Tak Ada Hubungannya
(tsa)