Review Film 12 Strong

Minggu, 04 Februari 2018 - 11:20 WIB
Review Film 12 Strong
Review Film 12 Strong
A A A
JAKARTA - Peristiwa serangan 11 September 2001 selalu memberikan sepenggal kisah bagi orang Amerika Serikat (AS). Serangan di New York dan Washington DC itu menjadi pemicu bagi Negeri Paman Sam untuk menyerang Al Qaeda yang menjadi dalang serangan maut tersebut.

Sebelum serangan terhadap Al Qaeda yang diketahui bermarkas di Afghanistan itu dilakukan, AS menerjunkan pasukan khusus untuk memantau situasi sekaligus mencari sekutu untuk mengalahkan Al Qaeda dan Taliban. Pasukan itu terdiri atas 12 orang tentara Angkatan Darat AS yang dipimpin kapten mereka, Mitch Nelson, mereka pun bertolak ke Afghanistan.

Nelson, yang di film ini diperankan Chris Hemsworth, awalnya diragukan bisa memimpin pasukan ini karena dinilai tidak punya pengalaman di medan perang. Tapi, Nelson menjawabnya dengan strategi yang sulit ditolak militer AS. Maka, berangkatlah Nelson dan 11 anak buahnya ke Afghanistan.

Misi pertama mereka adalah bertemu dan bergabung dengan pasukan Jenderal Abdul Rashid Dostum dari Aliansi Utara Afghanistan. Kehadiran mereka tidak terlalu disambut baik Dostum yang memiliki misi balas dendam terhadap Al Qaeda yang sudah membunuh keluarganya.

Untuk lebih meyakinkan Dostum, Nelson pun rela memecah pasukannya. Separuh ikut Dostum dan separuh lainnya tetap berada di markas utara. Bersama Dostum, Nelson dan 5 anak buahnya ikut ambil bagian dalam serangan ke daerah-daerah yang dikuasai Al Qaeda. Jalanan yang berliku dan terjal membuat mereka mau tak mau harus menunggangi kuda. Padahal, pasukan ini tidak punya keahlian khusus menunggang kuda, kecuali Nelson yang besar di peternakan. Tugas awal mereka adalah memperkirakan titik koordinat sebelum kemudian menghubungi markas militer AS yang akan mengirimkan drone begitu wilayah yang dituju sudah diketahui.

Berkat bantuan AS, pasukan Dostum pun terus maju ke arah Mazari Sharif, yang menjadi tujuan akhir untuk melumpuhkan Al Qaeda dan Taliban. Sebelum melakukan serangan ke kota itu, Nelson mengumpulkan 11 anak buahnya dan bersiap mengikuti arahan Dostum untuk bertempur. Nelson kemudian mengutus 3 anak buahnya untuk terlebih dahulu menghalau pasokan logistik ke markas Al Qaeda dan Taliban.

Pertarungan dimulai. Dostum dan pasukan pimpinan Nelson pun bahu membahu menyerang Taliban dan Al Qaeda. Ketika desa itu terlihat sudah tumbang, serombongan orang tiba-tiba muncul di hadapan pasukan Nelson dan Dostum yang masih bertahan di dekat tempat persembunyian mereka. Tak disangka, salah satunya ternyata membawa bom dan meledakkannya di tempat itu. Salah satu anak buah Nelson, Cal Spencer (Michael Shannon), terluka parah dalam peristiwa itu.

Pasukan Dostum dan Nelson maju ke desa yang sudah porak poranda itu. Mereka mengira desa itu sudah hancur akibat serangan udara AS. Tapi, masih ada pasukan Taliban dan Al Qaeda yang bertahan. Pertempuran sengit pun tak terelakkan.

Selama 2 jam 10 menit, sutradara Nicolai Fuglsig berusaha menyajikan tontonan seru penuh aksi yang diangkat dari buku laris Horse Soldiers yang berdasarkan kisah nyata. Sayang, meski menyajikan adegan-adegan penuh aksi menarik, film ini kekurangan satu elemen, yaitu emosi.

Film perang biasanya menyajikan sedikit drama di dalamnya. Tapi, hal ini tidak ada di film tersebut bahkan hingga klimaks film ini muncul. Sepanjang film, Anda akan disuguhi aksi perang, peledakan bom hingga serangan drone. Jalinan cerita pun terasa hambar di film ini. Sementara, ada adegan yang berulang dan tak perlu ada film ini. Jangan heran jika Anda jadi bosan saat menontonnya.

Di sisi lain, film ini mengangkat gengsi dan kemahiran militer AS dalam berperang. Film ini sepertinya memang dibuat untuk memberikan penghormatan kepada para tentara AS yang pertama kali menginvasi Afghanistan untuk melumpuhkan Taliban dan Al Qaeda.

Selain Chris Hemsworth dan Michael Shannon, film ini juga dibintangi Michael Peña, Navid Negahban, Trevante Rhodes, Geoff Stults, Thad Luckinbill, William Fichtner, dan Rob Riggle. Selamat menonton!

12 Strong mengisahkan kisah 12 anggota pasukan khusus militer Amerika Serikat yang diutus untuk bergabung dengan Aliansi Utara di Afghanistan untuk mengalahkan Al Qaeda.

Peristiwa serangan 11 September 2001 selalu memberikan sepenggal kisah bagi orang Amerika Serikat (AS). Serangan di New York dan Washington DC itu menjadi pemicu bagi Negeri Paman Sam untuk menyerang Al Qaeda yang menjadi dalang serangan maut tersebut.

Sebelum serangan terhadap Al Qaeda yang diketahui bermarkas di Afghanistan itu dilakukan, AS menerjunkan pasukan khusus untuk memantau situasi sekaligus mencari sekutu untuk mengalahkan Al Qaeda dan Taliban. Pasukan itu terdiri atas 12 orang tentara Angkatan Darat AS yang dipimpin kapten mereka, Mitch Nelson, mereka pun bertolak ke Afghanistan.

Nelson, yang di film ini diperankan Chris Hemsworth, awalnya diragukan bisa memimpin pasukan ini karena dinilai tidak punya pengalaman di medan perang. Tapi, Nelson menjawabnya dengan strategi yang sulit ditolak militer AS. Maka, berangkatlah Nelson dan 11 anak buahnya ke Afghanistan.

Misi pertama mereka adalah bertemu dan bergabung dengan pasukan Jenderal Abdul Rashid Dostum dari Aliansi Utara Afghanistan. Kehadiran mereka tidak terlalu disambut baik Dostum yang memiliki misi balas dendam terhadap Al Qaeda yang sudah membunuh keluarganya.

Untuk lebih meyakinkan Dostum, Nelson pun rela memecah pasukannya. Separuh ikut Dostum dan separuh lainnya tetap berada di markas utara. Bersama Dostum, Nelson dan 5 anak buahnya ikut ambil bagian dalam serangan ke daerah-daerah yang dikuasai Al Qaeda. Jalanan yang berliku dan terjal membuat mereka mau tak mau harus menunggangi kuda. Padahal, pasukan ini tidak punya keahlian khusus menunggang kuda, kecuali Nelson yang besar di peternakan. Tugas awal mereka adalah memperkirakan titik koordinat sebelum kemudian menghubungi markas militer AS yang akan mengirimkan drone begitu wilayah yang dituju sudah diketahui.

Berkat bantuan AS, pasukan Dostum pun terus maju ke arah Mazari Sharif, yang menjadi tujuan akhir untuk melumpuhkan Al Qaeda dan Taliban. Sebelum melakukan serangan ke kota itu, Nelson mengumpulkan 11 anak buahnya dan bersiap mengikuti arahan Dostum untuk bertempur. Nelson kemudian mengutus 3 anak buahnya untuk terlebih dahulu menghalau pasokan logistik ke markas Al Qaeda dan Taliban.

Pertarungan dimulai. Dostum dan pasukan pimpinan Nelson pun bahu membahu menyerang Taliban dan Al Qaeda. Ketika desa itu terlihat sudah tumbang, serombongan orang tiba-tiba muncul di hadapan pasukan Nelson dan Dostum yang masih bertahan di dekat tempat persembunyian mereka. Tak disangka, salah satunya ternyata membawa bom dan meledakkannya di tempat itu. Salah satu anak buah Nelson, Cal Spencer (Michael Shannon), terluka parah dalam peristiwa itu.

Pasukan Dostum dan Nelson maju ke desa yang sudah porak poranda itu. Mereka mengira desa itu sudah hancur akibat serangan udara AS. Tapi, masih ada pasukan Taliban dan Al Qaeda yang bertahan. Pertempuran sengit pun tak terelakkan.

Selama 2 jam 10 menit, sutradara Nicolai Fuglsig berusaha menyajikan tontonan seru penuh aksi yang diangkat dari buku laris Horse Soldiers yang berdasarkan kisah nyata. Sayang, meski menyajikan adegan-adegan penuh aksi menarik, film ini kekurangan satu elemen, yaitu emosi.

Film perang biasanya menyajikan sedikit drama di dalamnya. Tapi, hal ini tidak ada di film tersebut bahkan hingga klimaks film ini muncul. Sepanjang film, Anda akan disuguhi aksi perang, peledakan bom hingga serangan drone. Jalinan cerita pun terasa hambar di film ini. Sementara, ada adegan yang berulang dan tak perlu ada film ini. Jangan heran jika Anda jadi bosan saat menontonnya.

Di sisi lain, film ini mengangkat gengsi dan kemahiran militer AS dalam berperang. Film ini sepertinya memang dibuat untuk memberikan penghormatan kepada para tentara AS yang pertama kali menginvasi Afghanistan untuk melumpuhkan Taliban dan Al Qaeda.

Selain Chris Hemsworth dan Michael Shannon, film ini juga dibintangi Michael Peña, Navid Negahban, Trevante Rhodes, Geoff Stults, Thad Luckinbill, William Fichtner, dan Rob Riggle. Selamat menonton!
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7232 seconds (0.1#10.140)