Bluebell, Novel Romantis Hasil Adaptasi dari Skenario Film

Jum'at, 16 Februari 2018 - 11:35 WIB
Bluebell, Novel Romantis Hasil Adaptasi dari Skenario Film
Bluebell, Novel Romantis Hasil Adaptasi dari Skenario Film
A A A
JAKARTA - Membuat film dari adaptasi sebuah novel mungkin sudah umum, meski membuatnya tidak mudah. Demikian ketika membuat novel yang diangkat dari naskah scenario film.

Itu yang dilakukan Elvira Natali saat menggarap novel Bluebell. Apa yang dilakukan Elvira ini untuk menjadikan pembaca lebih memahami cerita maupun konflik yang terjadi di film. Sebagai medium yang lebih personal, novel juga memberi keleluasaan bagi pembacanya agar lebih imajinatif.

Sementara, film sebagai media pandang dengar (audio visual), sudah pasti lebih memudahkan penonton merasakan sensasi hiburan yang lebih emosional. Ratson Pictures, hasil kerja sama Triple A Films yang rumah produksi film Bluebell melihat novel dengan judul yang sama ini menjadi karya awal untuk memperkenalkan filmnya, di mana film tersebut akan diperkenalkan di tahun ini juga.

Saat menulis, Elvira mengaku sudah membayangkan banyak hal menarik yang akan dieskplorasi setelah membaca skenarionya.

“Tantangan mengadaptasi skenario adalah melihat bagian-bagian skenario yang bisa dieksploitasi, mulai emosi hingga perasaan tokoh-tokohnya. Bagian mana yang harus dinaikkan level kesedihannya, romantismenya maupun dramatisasinya,” kata Elvira.
“Saya ingin pembaca novel masuk ke dalam cerita dan mereka lebih liar dalam berimajinasi. Itu harapan dari karya novel adaptasi ini,” tambah dia.

Sebelum menulis novel Bluebell, Elvira juga sudah menulis novel Janji Hati. Novel ini juga yang sudah difilmkan oleh Rudy Soedjarwo, Two Souls dan Return. Sementara, dalam karya Bluebell, sang penulis melakukan penambahan karakter atau tokoh.

Menurutnya, menggubah skenario menjadi sebuah novel bukanlah hal yang mudah. Elvira menjawab tantangan ini dan ternyata tulisannya berhasil menarik hati produser film Bluebell, Claudia Stefanus.
Novel tersebut dinilai memberi sudut pandang cerita menjadi lebih luas. Ada detil cerita, detil karakter, sampai twist cerita yang sedikit tak terduga.

“Memang asyik membaca novel Bluebell. Lebih ilustratif dan imajinatif. Sangat erat kaitannya dengan pengalaman personal pembacanya untuk menilai karya novelnya,” jelasnya.

Novel ini akan menjadi salah satu jendela untuk mengintip cerita Bluebell, sebelum film layar lebarnya diluncurkan secara resmi.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5065 seconds (0.1#10.140)