Kesehatan Mental Anak Muda Dipengaruhi Media Sosial, Begini Solusinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Isu kesehatan mental tengah ramai di kalangan anak muda. Dengan perkembangan media sosial yang semakin pesat, ini menjadi salah satu penyebab munculnya gangguan mental pada Gen Z. Hal itu disampaikan Caleg DPRD Provinsi Banten Dapil 9 Partai Perindo, Ratu Dewi Nabilla.
Ratu Dewi mengatakan bahwa dengan mudahnya mengakses media sosial membuat banyak anak muda memiliki kesempatan melihat dunia lebih luas lagi.
"Mereka membandingkan apa yang terjadi di belahan dunia lain. Kalau dulu nggak ada sosmed mereka hanya fokus pada lingkungan tempat tinggal dan nggak banyak distorsi," ujar Ratu dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk 'Gen Z Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental, Bagaimana Mengatasinya?' pada Kamis (4/1/2024).
Menurut Ratu, banyak Gen Z yang tumbuh di masa teknologi, secara tidak langsung mereka terpapar banyak sekali informasi. Padahal, manusia memiliki keterbatasan untuk menerima informasi.
"Kalau kelebihan (informasi) akan stres," katanya.
Untuk itu, menurut Ratu penting seseorang membatasi diri dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki.
"Merasa cukup menerima informasi, padahal merasa cukup itu ternyata penting untuk mengatasi kesehatan mental," tutur Ratu.
Ratu Dewi mengatakan bahwa dengan mudahnya mengakses media sosial membuat banyak anak muda memiliki kesempatan melihat dunia lebih luas lagi.
"Mereka membandingkan apa yang terjadi di belahan dunia lain. Kalau dulu nggak ada sosmed mereka hanya fokus pada lingkungan tempat tinggal dan nggak banyak distorsi," ujar Ratu dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk 'Gen Z Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental, Bagaimana Mengatasinya?' pada Kamis (4/1/2024).
Menurut Ratu, banyak Gen Z yang tumbuh di masa teknologi, secara tidak langsung mereka terpapar banyak sekali informasi. Padahal, manusia memiliki keterbatasan untuk menerima informasi.
"Kalau kelebihan (informasi) akan stres," katanya.
Untuk itu, menurut Ratu penting seseorang membatasi diri dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki.
"Merasa cukup menerima informasi, padahal merasa cukup itu ternyata penting untuk mengatasi kesehatan mental," tutur Ratu.
(tdy)