Mengenal Wae Rebo, Desa Adat Terpencil di Labuan Bajo NTT yang Jadi Destinasi Favorit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wae Rebo merupakan desa adat terpencil di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi destinasi wisata favorit. Keindahan Wae Rebo sudah diakui oleh dunia dan menjadi tujuan terbaik untuk berlibur.
Hal ini tidak mengherankan mengingat Wae Rebo dikelilingi oleh pegunungan dan hutan hujan tropis yang membuatnya memiliki pemandangan memanjakan mata. Bahkan, keindahannya membuat desa adat ini dijuluki sebagai surga di atas awan.
Desa ini berada 120 kilometer dari Labuan Bajo dan membutuhkan sekitar 4 jam untuk sampai ke Desa Denge. Sementara untuk mencapai Rumah Adat Baruniang, wisatawan masih harus berjalan sepanjang 5 kilometer.
Wae Rebo yang berlokasi di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) juga masuk dalam Nominasi UNWTO sebagai desa terbaik dunia.
Foto/SINDOnews
Foto/Kemenparekraf
Setibanya di kawasan desa ini, wisatawan akan diantar ke Rumah Gendang, rumah utama dari tujuh rumah adat Baruniang. Di sini, warga setempat akan mengadakan waeluhu, ritual penyambutan tamu. Tetua adat akan memberi wejangan agar tamu terhindar dari marabahaya sekaligus meminta izin kepada arwah leluhur.
Rumah Adat Baruniang memiliki bentuk atap mengerucut dan dibuat tanpa menggunakan paku dan besi. Terdapat tujuh rumah adat yang mengelilingi altar tempat untuk memuja arwah leluhur dan rumah ini menyimbolkan penghormatan kepada tujuh arah mata angin dari gunung yang mengelilinginya.
Sementara itu, rumah-rumah tersebut dihuni oleh warga sekitar. Dirangkum dari situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Selasa (9/1/2024) wisatawan bisa menjajal untuk tinggal dan menginap di rumah-rumah tersebut selama 1 hingga 2 hari untuk merasakan pengalaman liburan yang menakjubkan.
Ini juga menjadi salah satu aktivitas menarik wisatawan saat liburan di Wae Rebo. Di mana pada kesempatan ini, wisatawan akan mengenal adat dan kehidupan sehari-hari masyarakat dan melihat pertunjukan budaya.
Selain itu, Waerebo juga menawarkan wisata tracking dengan alamnya yang indah. Terdapat flora dan fauna lokal serta menyaksikan burung endemik pulau Flores dalam hutan konservasi.
Wisatawan pun tidak perlu khawatir untuk liburan di Wae Rebo lantaran desa ini sudah dilengkapi dengan fasilitas penunjang. Mulai dari toilet umum, pos penjaga, mata air yang bersih serta homestay, Mbaru Niang yang bentuknya asli dan tidak dirubah.
Sementara itu, untuk menuju Waerebo, bisa diakses dengan berbagai cara. Wiatawan bisa melakukan perjalanan dari Labuan Bajo - Ruteng - Dintor - Waerebo. Denge sendiri merupakan desa terakhir yang bisa dilalui dengan kendaraan bermotor, sedangkan selanjutnya wisatawan harus menempuh perjalanan kaki selama 2 jam.
Hal ini tidak mengherankan mengingat Wae Rebo dikelilingi oleh pegunungan dan hutan hujan tropis yang membuatnya memiliki pemandangan memanjakan mata. Bahkan, keindahannya membuat desa adat ini dijuluki sebagai surga di atas awan.
Desa ini berada 120 kilometer dari Labuan Bajo dan membutuhkan sekitar 4 jam untuk sampai ke Desa Denge. Sementara untuk mencapai Rumah Adat Baruniang, wisatawan masih harus berjalan sepanjang 5 kilometer.
Wae Rebo yang berlokasi di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) juga masuk dalam Nominasi UNWTO sebagai desa terbaik dunia.
Foto/SINDOnews
Baca Juga
Foto/Kemenparekraf
Setibanya di kawasan desa ini, wisatawan akan diantar ke Rumah Gendang, rumah utama dari tujuh rumah adat Baruniang. Di sini, warga setempat akan mengadakan waeluhu, ritual penyambutan tamu. Tetua adat akan memberi wejangan agar tamu terhindar dari marabahaya sekaligus meminta izin kepada arwah leluhur.
Rumah Adat Baruniang memiliki bentuk atap mengerucut dan dibuat tanpa menggunakan paku dan besi. Terdapat tujuh rumah adat yang mengelilingi altar tempat untuk memuja arwah leluhur dan rumah ini menyimbolkan penghormatan kepada tujuh arah mata angin dari gunung yang mengelilinginya.
Sementara itu, rumah-rumah tersebut dihuni oleh warga sekitar. Dirangkum dari situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Selasa (9/1/2024) wisatawan bisa menjajal untuk tinggal dan menginap di rumah-rumah tersebut selama 1 hingga 2 hari untuk merasakan pengalaman liburan yang menakjubkan.
Ini juga menjadi salah satu aktivitas menarik wisatawan saat liburan di Wae Rebo. Di mana pada kesempatan ini, wisatawan akan mengenal adat dan kehidupan sehari-hari masyarakat dan melihat pertunjukan budaya.
Baca Juga
Selain itu, Waerebo juga menawarkan wisata tracking dengan alamnya yang indah. Terdapat flora dan fauna lokal serta menyaksikan burung endemik pulau Flores dalam hutan konservasi.
Wisatawan pun tidak perlu khawatir untuk liburan di Wae Rebo lantaran desa ini sudah dilengkapi dengan fasilitas penunjang. Mulai dari toilet umum, pos penjaga, mata air yang bersih serta homestay, Mbaru Niang yang bentuknya asli dan tidak dirubah.
Sementara itu, untuk menuju Waerebo, bisa diakses dengan berbagai cara. Wiatawan bisa melakukan perjalanan dari Labuan Bajo - Ruteng - Dintor - Waerebo. Denge sendiri merupakan desa terakhir yang bisa dilalui dengan kendaraan bermotor, sedangkan selanjutnya wisatawan harus menempuh perjalanan kaki selama 2 jam.
(dra)