Anak Desa Jadi Calon Pemimpin Negara, Ganjar Pranowo Role Model Pemuda Raih Sukses Tanpa Privilege Orang Tua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ganjar Pranowo acap kali sukses membuat banyak anak muda kagum. Kisah hidupnya yang merintis karier di bidang politik dari bawah menjadikan Ganjar role model dalam meraih kesuksesan tanpa privilege orang tua.
Setiap manusia tentu ingin bisa mewujudkan impian. Misalnya sukses berkarier menjadi artis, dokter, ataupun politikus. Namun, nyatanya hal tersebut tidak bisa diwujudkan dengan mudah oleh semua orang. Biasanya seseorang dengan ekonomi menengah ke bawah harus berjuang sendiri meraih kesuksesannya. Tidak jarang hal tersebut membuat mereka kalah saing dengan orang-orang yang memiliki privilege tertentu dari orang tua.
Hal tersebut merupakan salah satu ketidakadilan di Indonesia yang semakin hari rasanya semakin banyak terjadi. Tentu fenomena ini membuat banyak anak muda marah. Salah satunya Mohammad Syaeful Mujab, anggota Generasi Perintis asal Tegal, Jawa Tengah.
Lelaki yang akrab disapa Mujab itu menghabiskan masa kecil di rumah sederhana. Bahkan dirinya dibesarkan menggunakan nutrisi dari beras miskin.
“Saya besar dengan nutrisi dari beras raskin. Saya pernah mengantar orang tua saya untuk mengantre bansos. Saya merupakan sarjana pertama dari keluarga saya yang didapat dari hasil kerja keras ibu saya menjadi TKW,” kata Mujab saat ditemui di acara Perintis RISE di Post Bloc, Jakarta, Minggu (14/1/2024).
“Dan sampai akhirnya Pak Ganjar, saya baru pulang dari Inggris dengan beasiswa LPDP. Tetapi begitu saya pulang, harapan tentang proses itu akan mendapatkan tempat sirna semua. Karena dicontohkan oleh pucuk pimpinan bahwa proses itu bisa dilewati asal punya koneksi, asal punya bekingan,” tambahnya.
Maka itu, Mujab akhirnya membuat komunitas Generasi Perintis. Mujab menyampaikan bahwa Generasi Perintis merupakan wadah untuk anak muda biasa yang minim privilege namun tetap berjuang meraih kesuksesan.
“Kami di sini kumpulan orang-orang biasa yang lahir dengan minim privilege, bukan anak siapa-siapa, bukan darah biru. Inilah kami Generasi Perintis. Ini adalah sebuah gerakan yang bermula dari kemarahan dan kekecewaan bahwa proses di negeri ini, usaha keras dan kerja keras tidak mendapatkan tempat selayaknya Mas,” beber Mujab.
“Maka dari itu, kami melahirkan Generasi Perintis dan Mas Ganjar sendiri setidaknya memberikan sedikit harapan kepada kami. Karena Pak Ganjar adalah pemimpin, tokoh, figur yang tumbuh dari desa, dididik melalui organisasi kampus, diterpa oleh kaderisasi bertahun-tahun partai politik, mengabdi di masyarakat melalui legislatif, dan akhirnya menjadi Gubernur Jawa Tengah. Kisah itu menginspirasi kita semua bahwa orang biasa saja, bukan anak siapa-siapa, bisa menjadi sesuatu,” bebernya.
Melalui komunitas Generasi Perintis, Mujab dan banyak anak muda tidak takut untuk berjuang meraih kesuksesan dengan usaha dan kerja keras sendiri seperti yang dilakukan Ganjar Pranowo.
Lihat Juga: Rayakan Hari Disabilitas Internasional, Sutradara Wisnu Surya Hadirkan Serial Dokumenter
Setiap manusia tentu ingin bisa mewujudkan impian. Misalnya sukses berkarier menjadi artis, dokter, ataupun politikus. Namun, nyatanya hal tersebut tidak bisa diwujudkan dengan mudah oleh semua orang. Biasanya seseorang dengan ekonomi menengah ke bawah harus berjuang sendiri meraih kesuksesannya. Tidak jarang hal tersebut membuat mereka kalah saing dengan orang-orang yang memiliki privilege tertentu dari orang tua.
Hal tersebut merupakan salah satu ketidakadilan di Indonesia yang semakin hari rasanya semakin banyak terjadi. Tentu fenomena ini membuat banyak anak muda marah. Salah satunya Mohammad Syaeful Mujab, anggota Generasi Perintis asal Tegal, Jawa Tengah.
Baca Juga
Lelaki yang akrab disapa Mujab itu menghabiskan masa kecil di rumah sederhana. Bahkan dirinya dibesarkan menggunakan nutrisi dari beras miskin.
“Saya besar dengan nutrisi dari beras raskin. Saya pernah mengantar orang tua saya untuk mengantre bansos. Saya merupakan sarjana pertama dari keluarga saya yang didapat dari hasil kerja keras ibu saya menjadi TKW,” kata Mujab saat ditemui di acara Perintis RISE di Post Bloc, Jakarta, Minggu (14/1/2024).
“Dan sampai akhirnya Pak Ganjar, saya baru pulang dari Inggris dengan beasiswa LPDP. Tetapi begitu saya pulang, harapan tentang proses itu akan mendapatkan tempat sirna semua. Karena dicontohkan oleh pucuk pimpinan bahwa proses itu bisa dilewati asal punya koneksi, asal punya bekingan,” tambahnya.
Maka itu, Mujab akhirnya membuat komunitas Generasi Perintis. Mujab menyampaikan bahwa Generasi Perintis merupakan wadah untuk anak muda biasa yang minim privilege namun tetap berjuang meraih kesuksesan.
“Kami di sini kumpulan orang-orang biasa yang lahir dengan minim privilege, bukan anak siapa-siapa, bukan darah biru. Inilah kami Generasi Perintis. Ini adalah sebuah gerakan yang bermula dari kemarahan dan kekecewaan bahwa proses di negeri ini, usaha keras dan kerja keras tidak mendapatkan tempat selayaknya Mas,” beber Mujab.
“Maka dari itu, kami melahirkan Generasi Perintis dan Mas Ganjar sendiri setidaknya memberikan sedikit harapan kepada kami. Karena Pak Ganjar adalah pemimpin, tokoh, figur yang tumbuh dari desa, dididik melalui organisasi kampus, diterpa oleh kaderisasi bertahun-tahun partai politik, mengabdi di masyarakat melalui legislatif, dan akhirnya menjadi Gubernur Jawa Tengah. Kisah itu menginspirasi kita semua bahwa orang biasa saja, bukan anak siapa-siapa, bisa menjadi sesuatu,” bebernya.
Melalui komunitas Generasi Perintis, Mujab dan banyak anak muda tidak takut untuk berjuang meraih kesuksesan dengan usaha dan kerja keras sendiri seperti yang dilakukan Ganjar Pranowo.
Lihat Juga: Rayakan Hari Disabilitas Internasional, Sutradara Wisnu Surya Hadirkan Serial Dokumenter
(tsa)