Review Film Sound of Freedom: Sleeper Hit Penyelamatan Korban Pedofil
loading...
A
A
A

Foto: Angel Studios
Secara genre, film ini tampil sebagai film laga tentang aksi thriller mencari dan menyelamatkan Rocio. Ada banyak momen-momen menegangkan, tapi banyak juga rasa duka, takut, dan geram, setiap kali anak-anak korban penculikan berpindah tangan ke para pedofil.
Campuran rasa tegang dan takut ini sedikit banyak juga karena aksi nekat Tim dalam mencari Rocio, bahkan sampai ke titik ekstrem. Penonton mungkin akan sulit percaya, tapi sutradara Alejandro Monteverde yang menulis skenarionya bersama Rod Barr juga membekali penonton dengan pemahaman, bahwa Tim adalah orang yang religius, tanpa harus menunjukkan simbol-simbol agama secara eksplisit.
Penonton hanya perlu mendengar Tim berkata bahwa "anak-anak Tuhan tidak untuk dijual", maka kita akan mengerti mengapa ia melakukan segala tindakan ekstrem tersebut. Ia hanya berusaha menjalankan ajaran agamanya.

Foto: Angel Studios
Meski diklaim sebagai "terinspirasi kisah nyata", tapi pada kenyataannya, Tim Ballard yang asli mengakui pada American Crime Journal bahwa ada banyak hal yang tak dilakukannya seperti yang digambarkan dalam film. Misalnya saja, ia tak sampai ke pulau terpencil demi menyelamatkan Rocio.
Adegan penyelamatan puluhan korban penculikan di pulau juga aslinya tak semuanya anak-anak, tapi ada juga orang dewasa. Namun bahwa Tim akhirnya bergerak sendiri di luar kantornya demi menyelamatkan para korban adalah benar.
Meski banyak unsur dramatisasi dibanding peristiwa aslinya, tapi Sound of Freedom cukup membuka mata tentang betapa mengerikannya aksi perdagangan manusia, terlebih jika korbannya adalah anak-anak kecil yang dijual pada para pedofil.
Sound of Freedom sudah tayang di jaringan bioskop di Indonesia mulai 24 Januari 2024.
Lihat Juga :