Kenakan Kaus Clean Government, Ganjar Pranowo Bangkitkan Dono Warkop DKI di Hajatan Rakyat Semarang

Sabtu, 10 Februari 2024 - 21:37 WIB
loading...
Kenakan Kaus Clean Government, Ganjar Pranowo Bangkitkan Dono Warkop DKI di Hajatan Rakyat Semarang
Ganjar Pranowo mengenakan kaus Join Us We Fight for a clean government yang sempat dikenakan Dono Warkop DKI. Foto/ mpi.
A A A
SEMARANG - Calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menjadi sorotan saat kampanye akbar terakhir di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (10/02/2024). Dia mengenakan kaus putih bertuliskan Join Us We Fight for a clean government (Ikut kami, Kami berjuang untuk pemerintahan yang bersih).

Awalnya, Ganjar melepas jaket bomber hijau army yang khas dengan paslon nomor urut 3. Di balik jaket bomber itu, Ganjar mengenakan kaus putih bertuliskan Join Us We Fight for a clean government.



Tulisan 'Join Us We Fight For A Clean Government' ini ternyata sama persis seperti yang dikenakan mendiang Wahjoe Sardono atau yang lebih dikenal dengan Dono Warkop DKI.

Dalam kesempatan ini, Ganjar tidak tiba-tiba saja menggunakan kais tersebut. Ada makna yang ingin ia sampaikan lewat kaus tersebut.

Ganjar sengaja memakai kaus tersebut karena selaras dengan visi misi Ganjar- Mahfud untuk melakukan bersih-bersih di pemerintahan. Memberantas korupsi kolusi dan nepotisme (KKN).

Informasi yang dihimpun, kaus yang dikenakan Ganjar sama persis seperti yang dikenakan Dono saat ditangkap tentara pada 1974. Pada saat itu, Dono bersama para mahasiswa menggelar unjuk rasa dalam aksi Malapetaka Lima Belas Januari atau Malari.

Komika Ernest Prakasa sempat mengunggah foto Dono saat dikepung sejumlah tentara pada masa Orde Baru di Instagramnya. Dalam foto yang diunggah, terlihat Dono mengenakan kaus bertuliskan 'Join Us We Fight for a clean government.'

Seperti diketahui, mendiang Dono termasuk sosok yang kritis saat mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia (UI). Pada masa itu, Dono sempat ikut dalam demo mahasiswa menolak dominasi ekonomi Jepang di Indonesia.

Sayang, pada masa orde baru itu aksi Dono berbuah pil pahit karena menyinggung pemerintah. Rumah orang tua Dono di Delanggu sempat didatangi intel dan kepolisian.



Pada 1998, Dono muda kembali turun ke jalan. Dia dan teman-temannya menghadang aparat keamanan yang mencoba merangsek masuk ke Universitas Katolik Atmajaya, Semanggi, Jakarta Selatan.

Keberanian Dono memperjuangkan reformasi diungkap dalam buku 'Warkop Main-Main Jadi Bukan Main' karya Rudy Badil dan Indro Warkop.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2206 seconds (0.1#10.140)