Apa Penyebab Bisa Kena Angin Duduk? Waspadai 10 Hal Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang terkena angin duduk . Secara medis, kondisi ini dikenal dengan istilah angina pectoris yang ditandai dengan rasa nyeri, tekanan, atau ketidaknyamanan di dada.
Medical Doctor & Health Content Creator dr Kevin Mak mengatakan bahwa angin duduk atau angina pectoris terjadi ketika aliran darah ke jantung terbatas. Kondisi ini biasanya karena penyempitan atau penyumbatan arteri koroner yang memasok darah ke jantung.
Angina pectoris sering kali merupakan gejala penyakit jantung koroner, yang merupakan penyakit arteri koroner paling umum.
"Sebenarnya apa sih itu angin duduk? Istilah angin duduk secara medis sebenarnya disebut sebagai angina pectoris," kata dr Kevin dikutip dari akun Instagram pribadinya, @drkevinmak, Rabu (28/2/2024).
"Yaitu kelainan nyeri dada yang biasanya dihubungkan dengan penyempitan pembuluh darah jantung akibat penumpukan kolesterol atau adanya penyumbatan," sambungnya.
Adapun penyebab utama dari penyempitan atau penyumbatan arteri koroner yang menyebabkan angina pectoris adalah aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di dinding arteri. Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi ini dan akhirnya angina pectoris meliputi:
Merokok adalah salah satu faktor risiko utama untuk aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat merusak dinding arteri dan menyebabkan penumpukan plak aterosklerosis.
Kolesterol tinggi dalam darah dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri.
Diabetes meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis.
Gaya hidup yang tidak aktif atau kurang berolahraga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Diet tinggi lemak jenuh, garam, dan kolesterol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner dapat meningkatkan risiko seseorang terkena angina pectoris.
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring bertambahnya usia.
Stres kronis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Sementara itu, beberapa gejala angin duduk atau angina pectoris di antaranya adalah rasa nyeri, tekanan, atau ketidaknyamanan di dada. Kondisi ini seringkali di belakang tulang dada atau di sekitar dada.
Mereka yang mengalami angin duduk seringkali mengeluhkan sensasi terbakar, dan sesak napas. Gejala lainnya meliputi nyeri yang bisa menyebar ke leher, rahang, bahu, lengan, atau punggung, dan seringkali mereda dengan istirahat atau penggunaan obat nitrat.
"Beberapa gejala yang bisa dialami adalah nyeri dada di sebelah kiri yang menjalar sampai ke lengan, keringat yang berbutir-butir dan juga nyeri yang terasa seperti tertindih benda yang sangat berat," jelasnya.
"Jika ada tanda-tanda seperti ini kemungkinan besar kamu bisa mengalami serangan infark miokard akut alias serangan jantung akut. Lebih baik teman-teman bawa langsung ke instansi kesehatan terdekat agar bisa mendapat pertolongan segera," pungkasnya.
Medical Doctor & Health Content Creator dr Kevin Mak mengatakan bahwa angin duduk atau angina pectoris terjadi ketika aliran darah ke jantung terbatas. Kondisi ini biasanya karena penyempitan atau penyumbatan arteri koroner yang memasok darah ke jantung.
Angina pectoris sering kali merupakan gejala penyakit jantung koroner, yang merupakan penyakit arteri koroner paling umum.
"Sebenarnya apa sih itu angin duduk? Istilah angin duduk secara medis sebenarnya disebut sebagai angina pectoris," kata dr Kevin dikutip dari akun Instagram pribadinya, @drkevinmak, Rabu (28/2/2024).
"Yaitu kelainan nyeri dada yang biasanya dihubungkan dengan penyempitan pembuluh darah jantung akibat penumpukan kolesterol atau adanya penyumbatan," sambungnya.
Penyebab Angin Duduk
Adapun penyebab utama dari penyempitan atau penyumbatan arteri koroner yang menyebabkan angina pectoris adalah aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di dinding arteri. Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi ini dan akhirnya angina pectoris meliputi:
1. Merokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko utama untuk aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
2. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat merusak dinding arteri dan menyebabkan penumpukan plak aterosklerosis.
3. Kolesterol Tinggi
Kolesterol tinggi dalam darah dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri.
4. Diabetes
Diabetes meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis.
5. Kurang Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang tidak aktif atau kurang berolahraga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
6. Diet Tidak Sehat
Diet tinggi lemak jenuh, garam, dan kolesterol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
7. Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
8. Faktor Genetik
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner dapat meningkatkan risiko seseorang terkena angina pectoris.
9. Usia
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring bertambahnya usia.
10. Stres
Stres kronis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Sementara itu, beberapa gejala angin duduk atau angina pectoris di antaranya adalah rasa nyeri, tekanan, atau ketidaknyamanan di dada. Kondisi ini seringkali di belakang tulang dada atau di sekitar dada.
Mereka yang mengalami angin duduk seringkali mengeluhkan sensasi terbakar, dan sesak napas. Gejala lainnya meliputi nyeri yang bisa menyebar ke leher, rahang, bahu, lengan, atau punggung, dan seringkali mereda dengan istirahat atau penggunaan obat nitrat.
"Beberapa gejala yang bisa dialami adalah nyeri dada di sebelah kiri yang menjalar sampai ke lengan, keringat yang berbutir-butir dan juga nyeri yang terasa seperti tertindih benda yang sangat berat," jelasnya.
"Jika ada tanda-tanda seperti ini kemungkinan besar kamu bisa mengalami serangan infark miokard akut alias serangan jantung akut. Lebih baik teman-teman bawa langsung ke instansi kesehatan terdekat agar bisa mendapat pertolongan segera," pungkasnya.
(dra)