Tips Mengatasi Haid saat Puasa Ramadan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tips mengatasi haid saat puasa Ramadan ada banyak dan ini bisa dilakukan kaum perempuan untuk menjaga kesehatan.
Wanita yang sedang menstruasi dibebaskan dari puasa dan dapat mengganti puasa yang mereka tinggalkan setelah Ramadan.
Dikutip Newsweek, Dr. Homayra Ziad, dosen studi Islam di Universitas Johns Hopkins mengatakan bahwa orang-orang dengan kondisi medis yang menghalangi mereka untuk berpuasa memiliki cara lain untuk merayakan bulan suci tersebut, termasuk cara-cara yang diatur dalam hukum Islam.
Alih-alih berpuasa dari makanan dan minuman, sebagian umat Islam memilih untuk memberi makan orang sakit atau membantu mereka yang rentan. Puasa tidak hanya terbatas pada makanan dan minuman, juga harus menjauhkan diri dari aktivitas seksual dan amoral.
Sementara, Dr. Kimberley O. O'Brien, Profesor Nutrisi Manusia di Divisi Ilmu Nutrisi di Cornell University dan anggota dari American Society of Nutrition (ASN), menjelaskan menstruasi untuk sementara meningkatkan kehilangan zat besi harian seorang wanita, yang bersamaan dengan melahirkan, menjadi alasan wanita memiliki risiko anemia yang lebih besar.
Ada juga kekhawatiran seputar dehidrasi, terutama bagi umat Islam di negara-negara bagian yang lebih hangat seperti Arizona, yang suhunya bisa mencapai 102 Fahrenheit pada Juni.
“Saya paling khawatir tentang dehidrasi atau perkembangan gula darah rendah. Beberapa wanita lebih sensitif terhadap gula darah rendah dibandingkan yang lain dan risiko dehidrasi akan meningkat pada wanita yang lebih aktif secara fisik atau dalam kondisi hangat di mana mereka mungkin kehilangan lebih banyak air melalui keringat,” kata Dr. O’Brien.
“Waktu antara mengonsumsi zat besi dan penggabungannya ke dalam hemoglobin memiliki literatur yang luas, dengan banyak penelitian menunjukkan peningkatan nilai biomarker zat besi sebanyak empat minggu setelah suplementasi sebelum menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin,” katanya.
“Jadi jumlah yang dimakan selama Ramadhan mungkin kurang penting dibandingkan jumlah yang dimakan sebelum periode puasa,” ujar dia lagi.
Namun, dia mengemukakan kekhawatiran bahwa perempuan mungkin makan berlebihan di luar jam puasa selama bulan Ramadan dan hal ini memiliki efek yang lebih besar.
"Jika seorang perempuan makan terlalu banyak, penyerapan zat besi justru akan menurun, bukannya meningkat," ujar dia.
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kadar zat besi? Maka makanlah dengan bijaksana dan konsumsi makanan kaya zat besi.
“Pastikan juga cukup vitamin D dan folat yang dikonsumsi. Jika tidak, pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen,” ucapnya.
Wanita yang sedang menstruasi dibebaskan dari puasa dan dapat mengganti puasa yang mereka tinggalkan setelah Ramadan.
Dikutip Newsweek, Dr. Homayra Ziad, dosen studi Islam di Universitas Johns Hopkins mengatakan bahwa orang-orang dengan kondisi medis yang menghalangi mereka untuk berpuasa memiliki cara lain untuk merayakan bulan suci tersebut, termasuk cara-cara yang diatur dalam hukum Islam.
Alih-alih berpuasa dari makanan dan minuman, sebagian umat Islam memilih untuk memberi makan orang sakit atau membantu mereka yang rentan. Puasa tidak hanya terbatas pada makanan dan minuman, juga harus menjauhkan diri dari aktivitas seksual dan amoral.
Sementara, Dr. Kimberley O. O'Brien, Profesor Nutrisi Manusia di Divisi Ilmu Nutrisi di Cornell University dan anggota dari American Society of Nutrition (ASN), menjelaskan menstruasi untuk sementara meningkatkan kehilangan zat besi harian seorang wanita, yang bersamaan dengan melahirkan, menjadi alasan wanita memiliki risiko anemia yang lebih besar.
Ada juga kekhawatiran seputar dehidrasi, terutama bagi umat Islam di negara-negara bagian yang lebih hangat seperti Arizona, yang suhunya bisa mencapai 102 Fahrenheit pada Juni.
“Saya paling khawatir tentang dehidrasi atau perkembangan gula darah rendah. Beberapa wanita lebih sensitif terhadap gula darah rendah dibandingkan yang lain dan risiko dehidrasi akan meningkat pada wanita yang lebih aktif secara fisik atau dalam kondisi hangat di mana mereka mungkin kehilangan lebih banyak air melalui keringat,” kata Dr. O’Brien.
Apa yang Dilakukan Wanita jika Haid saat Ramadan?
Profesor Harry J. McArdle, Profesor Kehormatan Ilmu Biologi di Universitas Nottingham, Inggris dan anggota ASN mengatakan, perempuan harus lebih fokus pada apa yang mereka konsumsi sebelum Ramadan, dibandingkan selama Ramadan.“Waktu antara mengonsumsi zat besi dan penggabungannya ke dalam hemoglobin memiliki literatur yang luas, dengan banyak penelitian menunjukkan peningkatan nilai biomarker zat besi sebanyak empat minggu setelah suplementasi sebelum menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin,” katanya.
“Jadi jumlah yang dimakan selama Ramadhan mungkin kurang penting dibandingkan jumlah yang dimakan sebelum periode puasa,” ujar dia lagi.
Namun, dia mengemukakan kekhawatiran bahwa perempuan mungkin makan berlebihan di luar jam puasa selama bulan Ramadan dan hal ini memiliki efek yang lebih besar.
"Jika seorang perempuan makan terlalu banyak, penyerapan zat besi justru akan menurun, bukannya meningkat," ujar dia.
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kadar zat besi? Maka makanlah dengan bijaksana dan konsumsi makanan kaya zat besi.
“Pastikan juga cukup vitamin D dan folat yang dikonsumsi. Jika tidak, pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen,” ucapnya.
(tdy)